Kita harus menyadari bahwa Allah kita adalah Allah yang kreatif. Kita tidak bisa membatasi Tuhan dengan pikiran kita yang kecil ini. Kehidupan ini dapat kita jalani dan kita lihat dengan dua cara: yang pertama dengan cara melihat segala sesuatu sebagai hal normal yang biasa, atau menjalani hidup dengan cara pandang bahwa segala sesuatu adalah mujizat. Dan ini akan menjadi kunci untuk kita belajar bersyukur dalam menjalani kehidupan.
“There are only two ways to live your life. One is as though nothing is a miracle. The other is as though everything is a miracle.” ― Albert Einstein
Mungkin bernafas adalah hal yang biasa, tetapi bayangkan ketika anda sesak nafas, maka bernafas menjadi sesuatu yang luar biasa. Berjalan, mungkin anda anggap sebagai hal yang normal, tetapi bagi seorang yang lumpuh, berjalan merupakan mujizat yang mereka butuhkan.
Banyak hal dalam hidup ini yang tampaknya biasa, tetapi ketika anda melihat lebih dikit dan belajar untuk bersyukur, maka anda akan menyadari bahwa setiap hari adalah mujizat Allah yang dinyataan dalam kehidupan kita. Kunci bersyukur adalah "Jangan anggap biasa sesuatu yang biasa."
Mazmur 34:8 (TB) Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.
Psalm 34:7 (MSG) God’s angel sets up a circle of protection around us while we pray.
Pemazmur berkata bahwa malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, hal ini dalam terjemahan Inggris dijelaskan sebagai "Circle of Protection" - "Pagar Perlindungan"
Ternyata untuk dapat mengaktifkan pagar perlindungan ini, kita perlu BERDOA. Itulah sebabnya kita harus memiliki kehidupan doa yang konsisten. Pagar perlindungan diaktifkan dengan doa yang kita naikan. Syarat dan ketentuan lainnya untuk pagar perlindungan ini diaktifkan adalah "Takut akan Tuhan" -- ini diartikan dengan sikap hormat kepada Tuhan dan hati yang menyembah.
Orang benar yang menyembah dan menghormati Tuhan, yang berdoa -- sebenarnya sedang mengaktifkan malaikat Tuhan untuk membuat pagar perlindungan disekitar kita. Lebih anjut kita akan mempelajari hal-hal apa saja yang menggerakan malaikat Tuhan bekerja dalam kehidupan kita.
Billy Graham dalam bukunya menuliskan bahwa malaikat Tuhan di motivasi oleh dua hal. Kasih dan keinginan yang mendalam untuk mengerjakan apa yang Tuhan mau.
Daniel 10:19 (TB) dan berkata: ”Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!” Sementara ia berbicara dengan aku, aku merasa kuat lagi dan berkata: ”Berbicaralah kiranya tuanku, sebab engkau telah memberikan aku kekuatan.”
1 Yohanes 4:7-8 (TB) 7Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 8Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
Dalam kitab Daniel, malaikat Allah datang untuk memberikan kekuatan dan jelas dia menekankan korelasi yang kuat antara "jangan takut" dengan "engkau yang dikasihi." Hal ini di pertegas dalam perjanjian baru, ketika Yohanes menuliskan suratnya. Ini menjadi pembelajaran bagi kita untuk tahu bawa senjata untuk melawan ketakutan adalah kasih. Dan Allah adalah Kasih itu sendiri.
Sadarkah anda, bahwa seringkali yang membuat kita tidak mentaati perintah Allah adalah ketakutan yang ada dalam diri kita. Contoh: ketika Tuhan memerintahkan anda untuk melayani sepenuh waktu, maka ketakutan akan hari depan, ketakutan akan pemenuhan kebutuhan hidup, dan ketakutan yang lain menghambat dan menghalangi kita untuk tidak bergerak di dalam perintahNya.
1 Yohanes 4:16-18 (TB) 16Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. 17Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini. 18Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Padahal Firman Tuhan berkata bahwa kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan. Artinya ketika kita sempurna di dalam kasih, kita tidak akan merasakan ketakutan, ini sama dengan indikasi bahwa ketika kita ketakutan -- kita tidak sedang sempurna di dalam Tuhan.
Mazmur.91:1-2 (TB) Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi. dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa. 2akan berkata kepada Tuhan: ”Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai.”
Banyak dari kita memperkatakan janji-janji perlindungan dalam Mazmur 91 dari ayat yang 3 hingga ke 16 untuk kehidupan kita. Tetapi sadarkann anda bahwa syarat utama untuk janji-janji tersebut tergenapi terletak pada ayat pertama dan kedua. Tinggal dalam naungan Tuhan -- artinya tinggal di dalam Tuhan, tinggal di dalam kasih. Pastikan bahwa anda benar-benar dalam naungan Tuhan. Sudahkan anda mengasihi sesama anda? Ujilah diri anda dan pastikan bahwa Kristus ada di dalam kita, Kasih itu tinggal di dalam kita.
Kembali kepada penyataan Billy Graham tentang 2 hal yang memotivasi malaikat: Kasih & Kerinduan mendalam untuk menyelesaikan tugas dari Tuhan. Maka malaikat akan otomatis tertarik dengan atmosfer kasih.
Mazmur.91:11-12 (TB) 11sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. 12Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.
Bahkan jelas dituliskan bahwa Tuhan memerintahkan malaikat-malakatNya untuk menjaga dan memastikan bahwa kita tidak terantuk batu. Hal ini hanya terjadi ketika anda hidup di dalam kasih. Dari sini, kita mengerti bahwa bahan bakar malaikat adalah KASIH.
Elia di gunung Karmel (1 Raja-raja 18:20-46) melawan nabi baal sebanyak 850 orang dan dalam hal ini, tidak dituliskan bahwa malaikat Allah muncul untuk menolong. Secara jelas kehadiran malaikat tidak dicatat di dalam Alkitab tetapi coba kita bandingkan dengan ketika Elia dalm perjalanan menuju gunung Horeb
1 Raja-raja 19 (Elia di gunug Horeb) 2maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: ”Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu.” 3Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi menyelamatkan nyawanya; dan setelah sampai ke Bersyeba, yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. -- 5Sesudah itu ia berbaring dan tidur di bawah pohon arar itu. Tetapi tiba-tiba seorang malaikat menyentuh dia serta berkata kepadanya: ”Bangunlah, makanlah!” -- 7Tetapi malaikat Tuhan datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata: ”Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” 8Maka bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
Perhatikan bahwa dua kisah ini terjadi berurutan -- tetapi malaiakt Tuhan tidak berkata "bangunlah, makanlah, maka engkau akan dapat membunuh Izebel." Sebaliknya malaikat yang dikirim Allah ini berkata: ”Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak, perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu.” Pada titik terrendahnya, bahkan berpikir untuk mati, Tuhan tidak menunjukkan tanda-tanda bagi Elia untuk menghadapi musuhnya, tetapi justru Tuhan memerintahkan Elia untuk naik ke Gunung Allah -- Gunung Horeb.
Pelajaran apa yang dapat kita petik? Dalam ketakutan Elia, Tuhan justru merencakana untuk mengembalikan Ellia dalam Kasih, dengan cara membawanya naik ke gunung Tuhan yang kudus. Ke tempat pertemuan dengan Tuhan. Sama halnya dengan kita, di tengah ketakutan -- justru seringkali Tuhan meminta kita untuk naik ke gunungNya. Kembali kepada Kasih. Dan disini pun malaikat Tuhan di perintahkan untuk memberi makan, supaya Elia memiliki kekuatan untuk naik ke gunung Horeb.
Hari ini, ketika anda merasa bahwa ketakutan yang anda hadapi berusaha menenggelamkan anda, kembalilah kepada Tuhan, benamkanlah diri anda dalam hadirat Tuhan. Mintalah Tuhan untuk mengembalikan anda pada posisi "KASIH." Dan ketakutan itu akan lenyap dalam hadiratNya.
Pelajaran lainnya: dititik dimana kita mengalami ketakutan besar dan merasa bahwa permasalahan yang kita hadapi ini melampaui kekuatan kita, maka kita seharusnya bersyukur karena ini bukanlah waktunya untuk berperang, tetapi waktuNya Tuhan untuk berperang bagi kita.
When the battle is not your size, it is God's time to overcome it for you.
Apa yang harus kita lakukan ketika kita menyadari bahwa peperang ini memiliki ukuran yang sangat besar? Benamkan diri anda dalam Kasih Tuhan dengan cara NAIK KE GUNUNG TUHAN. Saya berulangkali mengingatkan, bagaimana Daud ketika melawan singa dan beruang, dia menghadapi dengan tangannya sendiri, tetapi ketika dia menghadapi Goliat (musuh yang ukurannya tidak sebanding dengan Daud), Tuhanlah yang berperang bagi dia.
Bahkan ketika kita tidak memiliki kekuatan untuk kembali naik ke gunung Tuhan, kita dapat menaikkan doa dan permintaan kepada Tuhan untuk mengirimkan malaikatNya dan menguatkan kita untuk dapat naik ke gunung kudusNya.
Dan digunung Tuhanlah Dia akan mengembalikan kita kepada kasih, dimana iman dan pengharapan kita timbul kembali. Di dalam kasih ini, barulah kita dapat meminta semua janji perlindungan Tuhan dalam Mazmur 91 -- "Circle of Protection." Ciptakanlah atmosfer KASIH. Ciptakanlah habitat yang disukai malaikat dan makhluk-makhluk surgawi untuk tinggal bersama-sama dengan kita.
Ada waktu-waktu dimana Tuhan mengalahkan musuh-musuh kita dengan memerintahkan malaikatNya untuk berperang. Seperti dalam kisah Elisa ketika dia dikepung oleh pasukan Aram (2 Raja-raja.6:24 - 7:20). Tetapi sadarlah bahwa seringkali Allah justru ingin membawa anda naik ke gunug kudusnya untuk mengembalikan anda kedalam KasihNYa yang sempurna. Karena disanalah ketakutan hilang, kasih penuh -- iman dan pengharapan tumbuh.
1 Korintus.13:13 (TB) Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
Dan kita tahu bahwa Tuhan Yesus banyak mengajarkan kepada kita cara untuk mengasihi adalah salah satunya dengan mengampuni orang-orang yang pernah menyakiti kita.
Markus.11:25-26 (TB) Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.” [26Tetapi jika kamu tidak mengampuni, maka Bapamu yang di sorga juga tidak akan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.]
Daniel.3:4-5 (TB) 4Dan berserulah seorang bentara dengan suara nyaring: ”Beginilah dititahkan kepadamu, hai orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa: 5demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, maka maka haruslah kamu sujud menyembah patung yang telah didirikan raja Nebukadnezar itu;
Katika kita membaca Firman Tuhan dengan lebih teliti, kita menyadari bahwa patung itu tidak sedang disembah begitu saja. Ada satu protokol penting didalamnya yaitu: "Ketika mendengar musik, barulah sujud menyembah." Ingat bahwa iblis hanya bisa meniru. Dalam kisah ini memang bukanlah penyembahan yang diberikan kepada Tuhan diatas segala tuhan, tetapi konsep dan kebenar di dalamNya merupakan karya asli (originated by) Tuhan Allah sendiri dalam protokol penyembahan surga.
Lucifer, salah satu malaikat Allah yang tugasnya memuji dan menyembah Tuhan, karena dosa kesombongan dia dilemparkan dan dicampakkan dari surga, dialah yang meniru dan menggunakannya untuk penyembahan berhala.
Ketika kita pelajari lebih dalam, mengapa setiap kali di club malam, di tempat-tampat maksiat, musik selalu menjadi elemen penting di dalamnya? Ini karena di dalam musik terjadi penyembahan. Dan hal ini lah yang melatar belakangi tindakan dosa yang terjadi -- seksualitas, perkelahian, pertikaian, bahkan korban jiwa -- khususnya dalam konser-konser musik dunia.
2 Raja-raja 3:14-15 (TB) 14Berkatalah Elisa: ”Demi Tuhan semesta alam yang hidup, yang di hadapan-Nya aku menjadi pelayan: jika tidak karena Yosafat, raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang dan melihat kepadamu. 15Maka sekarang, jemputlah bagiku seorang pemetik kecapi.” Pada waktu pemetik kecapi itu bermain kecapi, maka kekuasaan Tuhan meliputi dia.
1 Samuel 16:23 (TB) Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.
Elisa mengerti hal ini, Daud mengerti hal ini. Ada kuasa di dalam musik. Ada kuasa di dalam penyembahan. Kuasa pujian dan penyembahan ini termanifestasi secara supranatural dan dampaknya menggerakan alam roh. Dalam kisah Elisa, permainan kecapi itu mendatangkan kuasa Tuhan yang akhirnya memberikan hikmat dan cara untuk mengalahkan musuh, dan dalam kisah Daud dan Saul, permainan kecapi itu mengusir roh jahat yang ada pada Saul.
Masihkah kita meremahkan pujian penyembahan dalam kehidupan kita. Ingatlah bahwa kita adalah makhluk spiritual dan olehnya kita harus mengerti pentingnya untuk bergerak dalam roh -- pentingnya pujian penyembahan menggerakkan kuasa Allah untuk memerintahkan malaikatNya bekerja.
Setelah mempelajari kebenaran ini, mari fokuskan diri kita untuk semakin mengerti apa yang Tuhan inginkan. Memperhatikan KEHIDUPAN DOA yang benar, menerapkan KASIH KEPADA SESAMA dengan tulus, dan mengerti pentingnya PUJIAN & PENYEMBAHAN dalam protokol kerajaan surga.
Elemen-elemen inilah yang menjadi atmosphere keberadaan dan habitat kesukaan malaikat dan dimana dia suka berdiam maka disitu mujizat dan keajaiban terjadi dalam kehidupan anda. Dimana malaikat suka berdiam, disitulah terdapat "Circle of Protection" -- "Pagar Perlindungan Allah"