Kejadian 22:3 (TB) Keesokan harinya pagi-pagi Abraham bangun, memasang pelana keledainya, dan memanggil dua hambanya beserta Ishak, anaknya. Ia juga membelah kayu untuk kurban bakaran, lalu ia berangkat ke tempat yang diberitahukan Allah kepadanya.
Tuhan menjanjikan masa depan penuh harapan (lih. Yer. 29:11). Namun, yang sering kita lihat justru kehidupan yang penuh pergumulan.Situasi di sekitar seringkali menyatakan masa depan akan suram, berkebalikan dengan janji Tuhan.
Hal seperti ini seringkali membuat orang segera mempertanyakan kebenaran kata-kata Tuhan, dan tidak jarang pada akhirnya mereka menjadi kecewa kepada Tuhan. Abraham juga pernah ada dalam situasi serupa, tapi setelah mengalami banyak proses bersama Tuhan, keyakinan Abraham semakin diperkuat.
Ia tidak memusingkan keadaan yang tampak berkebalikan. Itu sebabnya ia mau melaksanakan perintah Tuhan untuk mempersembahkan Ishak, putranya, sebagai korban bakaran. Segera keesokan harinya, pagi-pagi, Abraham membawa Ishak berangkat bersamanya menuju tanah Moria (ay. 3). Sebelumnya Tuhan berkata bahwa keturunan yang dari Ishaklah yang akan disebut keturunannya (Kej 21:12b).
Abraham percaya janji Tuhan pasti digenapi, maka itu berarti Ishak tidak akan mati. Sekalipun nanti Ishak benar-benar mati, Tuhan akan membangkitkannya (lih. Ibr 11:19). Dan memang demikian yang terjadi, Ishak tidak mati.Saat Abraham mengulurkan tangannya, mengambil pisau untuk menyembelih Ishak, Tuhan mencegahnya (ay. 10-12). Tuhan memberi seekor domba jantan sebagai pengganti Ishak (ay. 13).
Tidak pernah ada kata-kata Tuhan yang bersifat kebohongan. Segalanya akan terjadi tepat seperti yang Dia ucapkan.Janji firman Tuhan pasti terlaksana dalam kehidupan kita. Maka, jangan kita menjadi tawar hati terhadap keadaan kehidupan saat ini yang tampak berkebalikan.
PERGUMULAN TIDAK MENJADI HALANGAN BAGI TUHAN UNTUK MEMBERIKAN KEPADA KITA MASA DEPAN PENUH HARAPAN.