10 Sebab beginilah firman TUHAN: Apabila telah genap tujuh puluh tahun bagi Babel, barulah Aku memperhatikan kamu. Aku akan menepati janji-Ku itu kepadamu dengan mengembalikan kamu ke tempat ini. 11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. 12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, 14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu.
Bacaan Tambahan: Yeremia 33:10–13; Mazmur 30; 1 Petrus 5:8–10
Nabi Yeremia menulis kepada bangsa Yahudi di Babel, orang-orang yang telah dicerabut dari negeri mereka sendiri. Ia memberi tahu mereka untuk mempersiapkan diri menanggung pembuangan selama tujuh puluh tahun, yang merupakan akibat dari ketidaktaatan umat Allah terhadap perintahNya. Allah berlaku setia kepada umat-Nya, tetapi mereka tetap keras kepala dan harus menghadapi konsekuensi dosa mereka. Meskipun mereka memberontak, Allah menjanjikan penghiburan dan menjamin kesetiaan-Nya dalam memegang perjanjian, Pembuangan itu dimaksudkan untuk mendidik, bukan membinasakan mereka.
Melalui Yeremia, Allah memerintahkan umat-Nya untuk membangun rumah dan keluarga di pembuangan serta menunggu dengan sabar waktu untuk kembali ke tanah mereka (Yeremia 29:4–9). Allah berjanji memelihara mereka. Dia mengingatkan mereka bahwa Dia memiliki rencana yang indah untuk menjadikan mereka makmur dan bukan mencelakakan mereka, untuk memberi mereka pengharapan dan masa depan. Umat Allah menanggapinya dengan bertobat, berpaling kembali kepada-Nya, dan membuka hati mereka untuk mencari Dia. Melalui umat-Nya, Allah senantiasa bermaksud untuk menyatakan kebenaran-Nya kepada bangsa-bangsa sehingga mereka pun akan tergugah untuk mengikuti Dia (Ulangan 4:5-8). Karena itu, ketika umat Allah berbalik kembali kepada-Nya, Dia bukan hanya berjanji untuk membawa mereka kembali ke negeri mereka, tetapi juga memulihkan nasib mereka seperti pada masa lampau.
Akhirnya, kekaisaran Babel runtuh dan ada sisa keturunan bangsa Israel yang pulang ke negeri mereka. Allah benar-benar menggenapi janji-Nya. Akan tetapi, lebih dari itu, rencana Allah yang lebih besar digenapi di dalam perjanjian baru melalui Yesus Kristus. Sebagai ganti hukum yang tertulis pada loh batu, hukum itu sekarang tertulis pada hati dan pikiran kita (Yeremia 31:31–35). Sebagai ganti persembahan demi persembahan, keselamatan terjadi melalui karya sempurna Kristus di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Sebagai ganti keselamatan yang hanya tersedia bagi bangsa Yahudi, keselamatan itu sekarang tersedia bagi setiap orang yang berseru kepada nama Tuhan (Ibrani 8:6–13).
Allah bukan hanya setia dalam memulihkan kehidupan umat-Nya. Jalan-Nya yang dahsyat juga mencakup pengharapan yang lebih besar di dalam Kristus baik dalam kehidupan ini maupun dalam kekekalan.
SELAIN MEMULIHKAN APA YANG SUDAH HILANG, ALLAH MENGARUNIAKAN KESELAMATAN, PENEBUSAN, DAN PENDAMAIAN KEPADA SEMUA ORANG, BAIK YANG DEKAT MAUPUN YANG JAUH.
1. Ingatlah kembali kehilangan, kerugian, dan penderitaan yang telah Anda alami selama pandemi. Dapatkah Allah menggunakannya untuk mendidik Anda dan memperkuat kehidupan rohani Anda? Apakah tanggapan Anda terhadap pesan tentang janji Allah melalui Yeremia?
2. Apakah Anda percaya bahwa Allah itu memulihkan kita? Bagaimana Allah dapat mempersiapkan Anda untuk menerima berkat yang lebih besar dari Dia dan melakukan pekerjaan yang lebih besar bagi Dia? Bagaimana Anda dapat mencari Dia dengan segenap hati Anda dan berharap kepadaNya setiap hari?
Tuhan, aku percaya Engkau memiliki rencana yang lebih besar di dalam segala sesuatu. Aku percaya bahwa Engkau mengetahui rencana yang Engkau siapkan bagiku. Aku percaya bahwa rencana itu dimaksudkan untuk kesejahteraanku, bahwa Engkau hendak memberiku masa depan dan pengharapan. Aku menyatakan bahwa aku mau mengandalkan Engkau. Aku memandang kepada-Mu, menantikan Engkau memulihkan apa yang telah hilang. Namun, lebih dari itu, aku memandang kepada-Mu untuk mendapatkan keselamatan dan kedamaianku. Aku berdoa agar Engkau memulihkan, meneguhkan, dan menegakkan aku. Oleh anugerah-Mu, aku akan mencari Engkau setiap hari dan melihat rencana-Mu yang mulia tersingkap bagi hidupku, keluargaku, bangsaku, dan bagi dunia ini. Di dalam nama Yesus, amin.