Reborn
  
KATA-KATA YANG MENUNTUN
Dipublikasikan pada 11 Mei 2025
3 min baca

Bacaan: Yohanes 10: 22-30

Yohanes 10: 22-30 merupakan metafora yang melukiskan hubungan umat dengan Tuhan Yesus, yaitu Yesus sebagai Gembala dan umat-Nya sebagai kawanan domba gembalaan-Nya. Tuhan sebagai Gembala sangat mengasihi umat-Nya (domba-domba), Ia membawa domba-domba-Nya ke sumber air dan rumput yang hijau yang menjadi kebutuhan utama, serta melindungi domba-domba-Nya dari sergapan binatang buas.

Sebagai Gembala Yang Baik, Tuhan Yesus tidak hanya tahu tentang domba-domba-Nya. Ia mengenal dengan sempurna setiap domba-Nya dan memanggil domba-domba-Nya itu dengan namanya. Ia berjalan di depan mereka dan menuntunnya ke luar menuju ke padang rumput yang hijau. Kasih Yesus sebagai Gembala Yang Baik berpuncak pada penderitaan-Nya di atas kayu salib Golgota untuk menebus dosa umat, agar umat tidak binasa dan beroleh hidup yang kekal. Di dalam deras dan besarnya kasih Sang Gembala ini, para domba dipanggil untuk selalu mendengar suara Gembala. Mendengar suara Gembala dan menaatinya merupakan syarat mutlak bagi setiap domba. Mengapa? Karena domba merupakan hewan yang sangat lemah dan rentan, kemampuannya untuk bertahan menghadapi predator terbilang buruk. Larinya tidak secepat hewan-hewan lemah lainnya. Dengan demikian, domba menggambarkan sosok yang lemah, bodoh, mudah tersesat, selalu dalam bahaya dan tidak berdaya.

Merujuk pada hakikat keberadaan domba-domba seperti tersebut, kita menyadari betapa pentingnya mengenali suara Sang Gembala. Di tengah dunia yang bising dengan hiruk pikuk aneka macam suara dan tak terhitungnya kata-kata yang terus menerus berseliweran membanjiri pendengaran kita, kita membutuhkan kata-kata yang menuntun kehidupan, agar kita tak salah melangkah dan tersesat. Dalam konteks ini, salah satu hal penting yang perlu kita perjuangkan dalam kehidupan iman adalah mengenal dan memiliki kedekatan dengan Sang Gembala. Dialah pribadi yang menyatakan pemeliharaan-Nya bagi kita, mencukupkan kebutuhan, serta menuntun kita ke jalan yang benar. Dengan mengenal Sang Gembala, kita memiliki kepekaan untuk mendengar dan memahami kata-kata yang menuntun yang berasal dari Sang Gembala.

Mengenal dan dikenal, menunjukkan relasi ketersalingan antara dua belah pihak. Sang Gembala yang mengenal setiap domba selalu menyatakan kata-kata yang menuntun setiap domba (ay.3). Kata-kata dari Sang Gembala merupakan kata-kata yang baik. Ia memerdekakan, dan bukan menindas. Kata-kata-Nya bukan kata-kata yang menakut-nakuti dan menghakimi. Gembala yang baik adalah Gembala yang begitu peduli kepada para domba-Nya. Respons para domba nampak dalam kesediaan mereka mendengar suara Sang Gembala, dan mengikutinya (ay.27). Para domba dikenal oleh Sang Gembala, dan para domba mengenal suara Sang Gembala. Dalam relasi yang dekat seperti inilah timbul kepekaan untuk mendengar suara-Nya, sekaligus kecintaan untuk melakukan pesan dari apa yang didengarnya. Kata-kata yang menuntun membuat para domba tertuntun di jalan yang benar. Mereka peka untuk memahami apa yang Tuhan kehendaki. Amin.

Pdt. Setyahadi

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
2 Orang Membaca