Reborn
  
BERIMAN PADA RAJA YANG MENYELAMATKAN
Dipublikasikan pada 23 November 2025
4 min baca

Bacaan: Yeremia 23:1–6

Di tengah situasi bangsa Yehuda yang kacau, Tuhan mengarahkan firman yang tegas kepada para pemimpin yang gagal menjalankan tanggung jawabnya. Yeremia menggambarkan para “gembala” (baca: raja, pemuka, dan pemimpin bangsa) yang bukan hanya lalai, tetapi justru menghancurkan dan mencerai beraikan umat. Alih-alih memelihara kawanan, mereka memikirkan diri sendiri, menyalahgunakan kuasa, dan membiarkan ketidakadilan merajalela. Karena itu, Tuhan sendiri menyatakan penghakiman. Ia menuntut tanggung jawab para pemimpin atas kerusakan yang mereka biarkan terjadi. Gambaran ini mengingatkan kita betapa besar perhatian Allah terhadap kepemimpinan, terutama ketika itu menyangkut kehidupan umat-Nya yang rentan.

Oleh karena penghakiman ini berangkat dari kasih dan perhatian Allah, maka kita mendapati berita Yeremia berlanjut. Di balik awan gelap itu, Tuhan menghadirkan janji terang bahwa Ia sendiri akan bertindak memulihkan umat-Nya. Tuhan berjanji mengumpulkan kembali kawanan yang terserak, menegakkan kembali kehidupan yang aman, dan memberikan pemimpin-pemimpin yang menggembalakan tanpa membuat umat takut atau hilang. Pemulihan dari Tuhan bukan sekadar perbaikan kondisi sosial, tetapi tindakan mendasar yang menata kembali kehidupan umat di bawah kehadiran dan perlindungan-Nya. Di sini tampak bahwa Allah selalu bergerak dari keprihatinan menuju pemulihan, dari teguran menuju pemeliharaan yang baru.

Janji pemulihan itu mencapai puncaknya dalam pengumuman tentang hadirnya seorang “Tunas benar” dari keturunan Daud, yakni Raja yang memerintah dengan adil dan bijaksana. Berbeda dengan para raja sebelumnya, Tunas ini tidak mengutamakan diri, tidak mempermainkan kuasa, dan tidak membiarkan umat terperosok dalam ketakutan. Ia menegakkan keadilan, memulihkan kehidupan, dan menghadirkan damai sejahtera yang sejati. Karakter Raja ini menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukan soal popularitas, kekuatan, atau pengaruh, melainkan soal kesetiaan untuk menghadirkan kebenaran Allah. Dalam terang Tuhan, gereja hari ini mengenali Tunas ini sebagai Kristus Sang Raja yang hadir bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan hidup-Nya bagi banyak orang.

Pada Minggu Kristus Raja, kita diajak melihat bahwa kuasa Kristus sebagai Raja sangat berbeda dari gambaran raja dunia. Ia tidak memerintah dengan menghadirkan ketakutan, melainkan dengan pengorbanan; Ia tidak menundukkan, tetapi memulihkan. Keyakinan ini menolong umat untuk tetap teguh di tengah dunia yang sering dipenuhi kepemimpinan tanpa integritas, situasi yang tidak adil, atau kegamangan hidup. Kristus Raja adalah bukti bahwa Allah tidak tinggal diam ketika umat tersesat atau tertindas. Ia memerintah dengan keadilan yang menyembuhkan dan kebenaran yang membebaskan.

Karena itu, beriman kepada Kristus Raja berarti menaruh hidup dalam pemerintahan-Nya yang penuh kasih setia. Ini adalah iman yang menguatkan kita untuk tetap berjalan di jalan-Nya. Percayalah bersama dan dipimpin Kristus, kita tidak dibiarkan terserak, karena Ia adalah Raja yang mencari, memanggil, dan memulihkan. Beriman di jalan-Nya juga merupa dalam kesediaan meneladani hati Sang Raja untuk menghadirkan keadilan, kepedulian, dan pemulihan bagi sesama. Maka percayalah juga dalam tangan-Nya, kita menemukan keberanian untuk hidup. Keberanian hidup dari Kristus Sang Raja bukan karena dunia aman, tetapi karena Raja kita setia. Semoga pengenalan akan Kristus sebagai Raja yang menyelamatkan meneguhkan iman kita dan menuntun langkah kita dalam setiap pergumulan hidup.

ypp

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini