Reborn
  
Penutup: Allah itu Baik Hati
5 min baca

EFESUS 2:7

. . . supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
Bacaan Tambahan: Ulangan 7:7–8; Lukas 6:35; Titus 3:4–5 (Pilihan: 1 Korintus 13:4; Roma 2:4)

Dalam trilogi Lord of the Rings, banyak tokoh yang memperlihatkan tindakantindakan yang tidak mementingkan diri sendiri. Namun, tidak ada yang lebih mengesankan dari Samwise Gamgee, hobbit yang rendah hati dan setia, yang mengikuti Frodo menantang bahaya dan ancaman maut, menolong temannya itu memikul beban berat Cincin Utama dan menyelesaikan misi untuk menghancurkannya. Pada saat menjelang akhir perjalanan mereka, Samwise memilih tidak minum air agar Frodo tidak kehausan. Dan ketika Samwise terbaring gelisah pada suatu malam, ia berkata pada dirinya sendiri, ”Aku akan sampai di sana, asalkan aku mau meninggalkan segala sesuatu. Dan aku akan membopong Tuan Frodo, sekalipun hal itu mematahkan tulang punggungku dan menghancurkan hatiku.” Dan persis seperti itulah yang Samwise lakukan, membopong Frodo ketika temannya itu tidak mampu lagi untuk berjalan. Samwise benar-benar teman yang baik hati dan tidak mementingkan diri sendiri.

Hal yang serupa juga terjadi dengan Allah dalam hubungan-Nya dengan kita. Kasih Allah kepada kita itu penuh dengan kebaikan. Dan ketika kita berbicara tentang kebaikan Allah, kita mengacu pada hati-Nya yang penuh dengan kepedulian kepada orang-orang yang Dia kasihi. Yang lebih menakjubkan lagi, kebaikanNya itu dikaruniakan secara cuma-cuma, bukan didapatkan dengan usaha kita atau diberikan karena kita layak menerimanya. Nyatanya, Alkitab mengajarkan kepada kita bahwa Allah menunjukkan kasih setia-Nya kepada orang-orang yang tidak layak menerima-Nya! Allah menyatakan kasih setiaNya kepada bangsa Israel, mereka bangsa yang tidak diperhitungkan pada saat itu (Ulangan 7:7–8). Dia kemudian menuntun mereka dengan kasih setia meskipun mereka terus-menerus tidak setia kepada-Nya (Hosea 11:4). Dan karena kasih setia-Nya, meskipun kita masih berdosa, Dia sudah mati bagi kita (Roma 5:8). Karena Allah mengasihi kita, Dia menyerahkan diri-Nya bagi kita, bukan berdasarkan apa yang akan Dia dapatkan, melainkan berdasarkan apa yang akan kita dapatkan.

Meskipun kita berdosa dan tidak setia, Allah mengutus Anak-Nya untuk mati bagi kita sehingga kita dapat diperdamaikan dengan Dia—sehingga kita dapat memiliki hubungan dengan Allah yang agung dan baik ini. Kita sama sekali tidak melakukan sesuatu yang membuat kita layak menerima kemurahan ini, tetapi karena kebaikan-Nya yang berlimpah-limpah, kita pun mendapatkan anugerah-Nya. Dan untuk selama-lamanya sepanjang kekekalan, kekayaan anugerah Allah yang tiada bandingannya akan terpampang sepenuhnya sehingga kita akan senantiasa kagum selagi kita dipenuhi oleh kebaikan-Nya yang tak berkesudahan.

KARENA ALLAH ITU BAIK HATI, KITA MENANTIKAN BERKAT YANG BERLIMPAH SEPANJANG KEKEKALAN.

Refleksi

Roma 2:4 berkata bahwa “maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan.” Sepanjang minggu ini, apakah Allah telah menyingkapkan sesuatu di dalam hidup Anda yang perlu Anda tinggalkan? Bagaimana kebaikan Allah menolong Anda untuk bertobat dan percaya kepada-Nya?

Apakah sikap yang tidak mementingkan diri sendiri menandai hubungan Anda? Dengan cara apakah Anda dapat menunjukkan kebaikan dalam hubungan Anda? Bagaimana pewahyuan tentang kebaikan Allah kepada kita menolong Anda untuk mengungkapkan kebaikan dalam hubungan Anda dengan sesama?

BERDOA

. . . supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.
EFESUS 2:7

Ya Tuhan, kasih setia-Mu telah memikat aku untuk datang kepada-Mu, untuk bertobat, dan untuk masuk ke dalam janji berkat-Mu. Aku sama sekali tidak melakukan sesuatu yang membuatku layak menerima kebaikan-Mu. Namun di dalam Kristus, Engkau secara cuma-cuma memberikan kepadaku segala sesuatu yang kuperlukan secara rohani, secara jasmani, secara emosional, secara finansial, dan lebih banyak lagi. Kebaikan-Mu mendatangkan sukacita di dalam hatiku dalam setiap keadaan. Terima kasih atas anugerah-Mu yang kekal. Ketika Engkau membuka mataku atas kebaikan-Mu di dalam hidupku, bantulah aku untuk menunjukkan kebaikan itu kepada orang-orang di sekitarku. Di dalam nama Yesus, amin

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini