Reborn
  
Bisa Dilewati (I)
4 min baca

SURAT GEMBALA

Pdt. Dr. Mark P. Eliasaputra

Rabu, 7 September 2022

BISA DILEWATI (I)

Bp/Ibu yang dikasihi Tuhan,

Kita tahu bahwa jalan kehidupan kekristenan tidak lah sesuatu yang selalu menyenangkan. Jalan hidup yang dilalui pun tidak selalu mulus, tetapi ada juga jalan yang berlubang. Ada hal-hal yang menyenangkan dan tidak menyenangkan kita alami. Tetapi hari ini kita bersyukur kepada Tuhan kalau kita mampu melewati masa-masa sulit dalam kehidupan kita. Dalam Mzm 23:1-6, terutama pada ayat yang ke empat tertulis “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”.

Sangat mudah jika Bapak/Ibu mengalami keadaan sulit dalam keadaan yang menyenangkan, tetapi bagaimana jika dalam keadaan tidak menyenangkan?. Namun suka atau tidak, kita pasti suatu saat ada dalam lembah kekelaman atau pencobaan. Dan pada saat kita menemui bahwa kita sedang dalam lembah kekalaman, mungkin kita bertanya “Tuhan, apa salahku? Mengapa aku alami hal-hal yang susah seperti ini?”.

Bapak/Ibu, tentu kita semua juga mengalami lembah kekelaman yaitu masa pandemic Covid-19 yang terjadi selama 2 tahun, bahkan sampai saat ini. Akibat dari masa pandemic Covid-19, banyak orang-orang yang kita kasihi, seperti keluarga dan sahabat akhirnya meninggalkan kita terlebih dahulu. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa lembah kekelaman adalah hal yang tidak menyenangkan. Adapun tokoh-tokoh Alkitab yang mengalami lembah kekelaman dalam kehidupannya seperti Yusuf, Musa, Yosua & Kaleb.

Rasul Paulus pun juga mengalami kesulitan dalam hidupnya (2 Kor 11:23-27), tetapi itu semua bisa dilewatinya. Kita harus tahu bahwa apapun yang terjadi, bersama Tuhan pasti bisa dilewati. Mengapa? karena kita bukan penghuni lembah kekelaman dan waktu kita berjalan dalam lembah kekelaman merupakan waktu yang sementara. Jadi segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita seperti penyakit, frustasi, kekecewaan itu adalah bagian dari sementara. Oleh sebab itu kita tidak perlu takut, karena Tuhan adalah gembala yang baik.

Tuhan izinkan kita masuk dalam lembah kekelaman bukan karena Tuhan tidak menyayangi dan tidak peduli dengan kita, tetapi justru sebaliknya karena Dia ingin menguatkan iman kita, sehingga pada hari-Nya Tuhan tiba kita pun dimuliakan bersama dengan-Nya (1 Ptr 1:6-7).

Lalu, supaya kita bisa melewati lembah kekelaman sesuai dengan kehendak Tuhan, hal apa saja yang harus kita lakukan? Pertama, kita harus menyadari bahwa Tuhan beserta kita. Daud berkata dalam Mzm 23:4, sekalipun kita tidak dapat melihat dan mendengar suara Tuhan secara langsung, tetapi kita tahu bahwa kita tidak sendirian dalam melewati lembah kekelaman. Kalau kita mau mencari wajah Tuhan, tentu kita naik ke gunung Tuhan untuk bersekutu dengan-Nya. Maka saat kita dibawah lembah kekelaman, Tuhan akan turun untuk menemui dan menyertai kita.

Oleh karena itu Bapak/Ibu, mari kita sama-sama belajar untuk lebih peka terhadap kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Dengan cara, yang pertama percaya bahwa Tuhan bersama dengan kita, maka itulah disebut dengan Immanuel. Yang kedua, berserah kepada Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, aku berserah kepada-Mu dimasa-masa sulit ini”. Semakin kita berserah kepada Tuhan, semakin kita bisa melihat bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita. Yang ketiga, rendahkan diri dihadapan Tuhan dengan mengatakan “Tuhan, tuntun aku”. Tuhan akan membimbing kita dan diberikannya hikmat untuk mampu melewati lembah kekelaman.

Tuhan Yesus Memberkati!

Seri Bacaan
Kategori
Tag
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini