Bacaan: Lukas 3:1-6
Pernahkah bapak ibu saudara memecahkan barang? Saya rasa, setiap kita minimal sekali pernah melakukan kesalahan tersebut. Namun kesalahan tidak hanya terjadi dalam bentuk itu. Ada berbagai kesalahan lainnya. Dalam bayang-bayang masa lalu itu, beberapa dari kita mungkin merasa tidak diampuni. Lalu apa kata Injil dalam Adven 2 ini menanggapi hal ini? Firman kita menuntun pada SALIB: “Sambut Ampunan, Lalu Injil Bagikanlah”.
Bagian pertama dari SALIB yaitu “Sambut Ampunan”. Dalam ayat tiga dari terjemahan baru dua berkata demikian, “Lalu datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan memberitakan baptisan tobat untuk pengampunan dosa”. Gambaran Raja-raja dan tokoh agama di ayat 1-2 bermuara pada baptisan, yang menginisiasi umat Allah (seperti sekaligus melampaui kerajaan dunia) dan yang memurnikan (seperti sekaligus melampaui tokoh-tokoh agama). Kita yang dahulu bukan warga kerajaan Allah, dimasukkan menjadi warga Kerajaan Allah oleh pengampunan-Nya. Kita yang dulunya tidak murni, dimurnikan oleh pengampunan Allah. Kita perlu Sambut Ampunan dari Allah ini. Namun tidak berhenti pada prosesi agama, debat doktrin, ada lanjutan pada bagian kedua SALIB:
LIB, Lalu Injil Bagikanlah. Pada bagian setelahnya, Lukas 3:10-14, orang-orang bertanya penerapan sehari-harinya, “Lalu apa yang harus kami perbuat?”. Dari tiga jawaban Yohanes, intinya adalah mencukupkan diri dan berbagi. Setelah ada pemerataan ekonomi karena perubahan hidup berdasar ampunan Tuhan, semua orang bisa melihat keselamatan Allah. Ketika gunung tirani duniawi dan kesombongan rohani diratakan, pandangan tentang kuasa penyelamatan Allah menjadi jelas bagi semua manusia.
Salib inilah yang mengingatkan kita: Ketika rasa bersalah atas kesalahan di kantor…Genggamlah salib. Ketika rasa bersalah menyeruak sebab ucapan yang tidak terpikir dahulu kepada keluarga karena emosi yang meledak…Genggamlah salib. Ketika ada teman yang gaslighting, mempermainkan emosi kita sehingga kita merasa bersalah, genggamlah salib. Karena menggenggam salib adalah lambang kita Sambut Ampunan Allah. Membasuh dosa dan rasa bersalah kita, namun juga memurnikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik.
Untuk apa? Supaya Lantas Injil diBagikan. Injil dibagikan melalui bapak ibu saudara yang mencukupkan diri ketika berbelanja, sehingga ada uang untuk membagi ke teman-teman kita yang betul-betul membutuhkan. Bisa dengan membeli es teh orang-orang yang kesusahan menjualnya. Atau, minimal, tidak menghina dia yang menjual es teh atau hal lainnya. Buat temen-temen yang suka pantengin sosmed/ig, mari kita bagikan injil dalam hidup kita, supaya kita tidak hanya menyaksikan, “Gue tunjukin, rumah sudah jadi, dan siap huni”. Tetapi juga, “Gue tunjukin, Injil Tuhan Yesus, yang ampuniku” Melalui siapapun kita, entah itu senior, bapak ibu pekerja, pengurus rumah tangga, pelajar maupun mahasiswa, injil bisa dibagikan.
Ricky Atmoko, S.Th.