(Video dapat disaksikan mulai Rabu, 13 Januari 2021, pukul 05:00 WIB)
AYUB 42:2
“Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”
Bacaan Tambahan: Kejadian 50:19–20; Daniel 4:34–35; Roma 8:28
Jika Anda memiliki anak, Anda mungkin harus memberi tahu dia agar menjauhi kompor atau api. Jika anak Anda penasaran, mungkin mereka akan bertanya mengapa demikian. Anda berusaha menjelaskannya, tetapi mereka tidak memahami penalaran Anda. Pada akhirnya, Anda terpaksa berkata, “Karena Ayah berkata begitu.”
Kitab Ayub menuturkan kisah seorang yang saleh, yang berusaha memahami penderitaannya yang amat berat dan sepertinya tidak masuk akal. Akhirnya, di pasal 38, Allah memperlihatkan diri dan berbicara kepada Ayub. Namun, Dia tidak menyampaikan kata-kata penghiburan atau menjawab pertanyaannya seperti yang kita harapkan. Sebaliknya, Ayub mendapatkan jawaban yang setara dengan perkataan orangtua “Karena Ayah berkata begitu” ketika Allah berfirman, “Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi?”
Ayub merendahkan dirinya dan mengakui kedaulatan Allah, menyatakan bahwa Dia sanggup melakukan segala sesuatu dan bahwa tujuan-Nya tidak mungkin digagalkan. Ia memahami bahwa Tuhan adalah Raja yang berdaulat atas seluruh ciptaan. Ia kemudian berkata di Ayub 42:2–3: “Aku tahu bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal. Firman-Mu: ‘Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan?’ Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.” Dalam kedaulatan Allah, pencobaan yang Ayub alami dimaksudkan untuk memurnikan imannya dan membuahkan ketabahan dalam karakternya. Allah tetap berbelas kasihan, penuh rahmat, dan memegang kendali sepanjang penderitaannya itu. Setelah mencari penghiburan dan jawaban sepanjang empat puluh dua pasal, Ayub mendapatkan sumber penghiburan yang sejati —bukan karena pertanyaan-pertanyaannya terjawab, melainkan dari bertobat atas keraguannya dan percaya pada kedaulatan Tuhan.
Percaya kepada kedaulatan Tuhan itu jauh lebih mudah diucapkan daripada dikerjakan, khususnya ketika kita mengalami sendiri pencobaan dan penderitaan. Bagaimana kita dapat percaya bahwa Allah memikirkan kesejahteraan terbaik bagi kita di tengah keadaan yang sulit? Kita dapat memandang kepada Yesus, yang menanggung penderitaan sekalipun tidak berdosa, yang menderita dan mati untuk menyelamatkan kita. Di tengah penderitaan dan dukacita yang tak tertanggungkan, ketika jalan Allah tampak tidak masuk akal, kita dapat memandang ke salib dan mendapatkan penghiburan bahwa Allah berkenan mengutus anak-Nya untuk mati agar kita dapat diselamatkan.
Refleksi
Apakah pencobaan yang tengah Anda hadapi saat ini? Bagaimana percaya akan kedaulatan Allah dapat mendatangkan penghiburan bagi Anda?
Bagaimana memandang ke salib dapat meneguhkan Anda bahwa Allah senantiasa memikirkan kesejahteraan terbaik Anda?
Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu, dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.”
AYUB 42:2
Bapa, Engkau adalah Tuan atas segala tuan dan Raja atas segala raja, berdaulat atas segala sesuatu di alam semesta ini. Kerajaan-Mu tidak berkesudahan dan tidak berbatas. Tidak ada satu pun musuh yang sanggup menghancurkan apa yang sudah Engkau rencanakan. Di dalam kedaulatan-Mu, Engkau mengutus Anak-Mu untuk merendahkan diri dan mati di kayu salib sehingga aku dapat memperoleh penghiburan dan mengenal keagungan-Mu. Ya Allah, ajarlah aku bagaimana merendahkan diri di hadapan-Mu. Aku melepaskan kendali atas hidupku sendiri dan meminta agar Engkau memberikan kepadaku damai sejahtera-Mu. Di dalam nama Yesus, amin.