Reborn
  
DISAPA DAN DITUNTUN ROH KUDUS
Dipublikasikan pada 05 Juni 2022
4 min baca

Bacaan: KISAH PARA RASUL 2:1-21

Selamat hari Pentakosta. Jemaat terkasih, Pentakosta artinya: 50. Oleh karena artinya ini, maka kita perlu memastikan bahwa kita mengucapkan kata “Pentakosta” dengan benar (jangan salah dieja menjadi “pantekosta”). 50 berarti 40+10. Kita tentu masih ingat bahwa 40 hari setelah Paskah adalah hari Kenaikan Yesus ke Sorga. Dan, 10 hari setelah hari Kenaikan itu adalah hari Pentakosta. Artinya, 50 hari setelah Paskah.

Pentakosta merupakan momen di mana para murid menjalani era baru dalam kebaruan misi yang Tuhan percayakan. Maksudnya, dengan dan melalui kebangkitan-Nya, Yesus telah menyelesaikan misi khusus-Nya. Tetapi, masih ada pekerjaan yang harus dilanjutkan oleh murid-murid-Nya. Karena itu, selama 40 hari, Yesus mempersiapkan para murid. Yesus tidak langsung kembali ke sorga. Ia yang bangkit berulang kali menyapa dan menuntun murid-murid-Nya di berbagai kesempatan dan tempat. Setelah semua peristiwa penyiapan selama 40 hari ini, para murid tetap belum boleh langsung bekerja. Mengapa? Sebab masih ada hal yang perlu dan sangat penting bagi para murid. Apa itu? Selain dibina, disapa dan dituntun melalui pengalaman perjumpaan dengan Yesus yang bangkit, mereka juga perlu membina diri sendiri, saling menyapa dan saling menuntun. Mendapatkan pembinaan dan membina diri sendiri merupakan satu kesatuan dari hal-hal yang perlu dan penting bagi para murid dalam kerangka melanjutkan pekerjaan Yesus di dunia yang dikasihi-Nya. Untuk itu, selama 10 hari lamanya, mereka mempersiapkan diri dalam persekutuan dan dalam doa. Mereka mengendapkan pengalaman masa lalu dan membuka diri menyongsong masa depan. Di dalam ruang keterbukaan diri seperti inilah, Roh Kudus dicurahkan. Ia menyapa dan menuntun para murid.

Roh Kudus bekerja di dalam diri para murid untuk memberi kehidupan. Ini mengingatkan kita pada awal kisah penciptaan di mana Allah membentuk manusia itu dari debu tanah. Bentuknya sudah jadi, tetapi belum menjadi manusia. Lalu Allah “menghembuskan nafas hidup; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup”. Para murid yang pada dirinya adalah sebentuk manusia debu yang ringkih, rapuh dan mudah pecah itu menjadi manusia yang penuh vitalitas dan kehidupan, penuh semangat dan gairah hingga mampu benar-benar berfungsi sebagai manusia. Mereka diberdayakan untuk menjalankan misi di era baru dan dalam kebaruan kehidupan.

Ketika Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, para murid disapa dan dituntun-Nya. Oleh karena itu, orang-orang dari berbagai tempat, asal dan kebangsaan mendengar para murid berbicara dengan bahasa mereka masing-masing. Pada momen ini, jurang pemisah antar manusia dijembatani, yang semula tak dipahami, kini bisa dimengerti. Roh Kudus memampukan para murid untuk terhubung dengan orang-orang yang datang dari segala bangsa di kolong langit. Mereka dapat memperlakukan siapa saja sebagai sesama dan memperjumpakan semua orang dengan Tuhan, sehingga semua orang dituntun untuk dapat mengenali perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah. Inilah pekerjaan yang harus terus menerus dikerjakan para murid, dikerjakan gereja-Nya, dikerjakan umat-Nya. Sebuah misi kehidupan menggereja dengan nilai-nilai Kerajaan Allah. Pekerjaan ini harus dimulai dari Yerusalem, seluruh Yudea, Samaria dan sampai ke ujung bumi. Amin.

*Pdt. Setyahadi

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
13 Orang Membaca