Reborn
  
Bagaimana Mengarahkan Hidup (2)
Dipublikasikan pada 04 April 2023
4 min baca

Bacaan MATIUS 14:1-21

Pilih Jalur Yang Benar

Masa-masa sulit dalam hidup Anda dapat membawa Anda ke jalur yang salah. Tetapi, jika Anda tetap di jalur yang benar, tindakan tersebut akan mengarahkan Anda a pada belas kasih dan hikmat yang lebih besar.

Kitab Amsal memberi kita pilihan antara jalan kebijaksanaan dan jalan kejahatan. Di sini, kita membaca seperti apa dua jalur ini dalam praktik, dalam kehidupan Yesus dan Herodes.

1. Jalur Iblis

Raja Herodes pada masa itu adalah Herodes Antipas (21 SM - 39 M). Dia adalah orang yang menolak Yesus mentah-mentah (ketika Pilatus mengirim Yesus ke Herodes), tepat sebelum kematian Yesus (lihat Lukas 23: 8–12).

Herodes telah melakukan apa yang diperingatkan oleh penulis Amsal. Dia telah melakukan perzinahan dengan istri saudaranya, Herodias. Ketika dihadapkan dengan tindakannya, ia menuduh Yohanes Pembaptis, mengikatnya dan memasukkannya ke dalam penjara (Matius 14: 3) karena kesadarannya sendiri atas kesalahannya.

Kehidupan Herodes sepertinya berputar pada kepuasan pribadi. Dia telah menceraikan satu istri dan mempersunting satu istri lagi. Fokusnya adalah pada kesenangan pribadinya sendiri, daripada kesengsaraan yang ditimbulkan karena tindakannya yang merugikan orang lain - apalagi saudaranya sendiri, Filipi. Berhati-hatilah ketika kesenangan pribadi lebih penting bagi Anda daripada kebutuhan orang lain.

Rasa takut akan penolakan juga dapat membawa kita ke dalam masalah. Herodes 'takut pada orang-orang' (Ay.5) jika dia harus membunuh Yohanes. Namun, ia juga takut ditolak oleh para tamu di pesta makan malamnya oleh karena itu, Ia mengabulkan permintaan putri Herodias untuk memenggal kepala Yohanes Pembaptis (Ay.8-10). Pastikan Anda tidak membiarkan orang lain berpikiran buruk terharap Anda.

Karena Yohanes Pembaptis dengan berani bersaksi, Herodes ingin membunuhnya (Ay.4). Kejahatan tampaknya telah terjadi di dalam keluarga Herodes karena keponakannya, anak prempuan Herodias. Ia bersekongkol dengan ibunya untuk memenggal kepala Yohanes (Ay.6–10). Mereka begitu jahat bahkan mereka tidak merasakan apa-apa sama sekali ketika kepala Yohanes Pembaptis dibawa di atas piring (Ay.11).

2. Jalur Tuhan

Yesus jelas sangat terkejut oleh berita kematian sepupu-Nya (Ay.12). Tanggapannya terhadap berita buruk adalah ‘mengasingkan diri ke tempat yang terpencil' (Ay.13). Dia ingin sendirian dengan Tuhan.

Namun, ketika rencana-Nya terhambat, Yesus tidak merasa jengkel (seperti yang sering kita lakukan). Memang baik untuk membuat rencana; tetapi izinkan Tuhan untuk ikut campur tangan dalam rencanamu. Karena belas kasih-Nya (Ay.14), Yesus memiliki hikmat tidak hanya untuk 'mengikuti arus', tetapi juga untuk merespon secara aktif - Dia menyembuhkan orang sakit (Ay.14). Bahkan setelah semuanya itu, Dia tidak mengambil kesempatan untuk menjauh dari keramaian. Sebaliknya, ia memberi banyak orang makan - atau lebih tepatnya, Ia mengajar murid-murid-Nya bagaimana memberi mereka makan dengan melakukan mujizat (Ay.16,19-20). Dia menyediakan apa yang mereka perlukan.

Kita melihat kemurahan luar biasa yang dilakukan Yesus saat dia melewati hari itu. Itu adalah hari yang sangat buruk. Tetapi, Yesus berhasil menyembuhkan banyak orang sakit dan secara ajaib memberi makan 'lima ribu orang, selain wanita dan anak-anak' (Ay.21). Itu adalah hari yang akan diingat sepanjang sejarah dan telah mempengaruhi jutaan nyawa.

Mari kita berdoa :

Tuhan, semoga masa-masa sulit dalam hidupku tidak membimbingku jauh dari jalan kebenaran, tetapi lebih mengarahkanku kepada belas kasih dan hikmat yang lebih lagi.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
6 Orang Membaca