YESAYA 57:15
Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.”
Bacaan Tambahan: Yeremia 10:6; Wahyu 4:11; Mazmur 106:1; Mazmur 119:68 (Pilihan: Lukas 18:19)
Dalam seri buku anak klasik, The Chronicles of Narnia, pembaca sering diingatkan bahwa Aslan itu bukan singa yang jinak. Ketika Susan Pevensie diberi tahu bahwa Aslan adalah seekor singa, ia berkata, “Saya kira ia seorang manusia. Apakah ia—sama sekali tidak berbahaya?” Tuan Berang-Berang yang ramah menjawab, “Berbahaya? … siapa yang menyebut-nyebut soal berbahaya? Tentu saja ia berbahaya. Namun ia baik. Dia itu Sang Raja.”
Seperti Susan, yang memiliki pandangan yang keliru tentang Aslan, kita sering memiliki pandangan yang keliru tentang Allah. Banyak pandangan yang keliru muncul ketika kita meremehkan entah keagungan Allah entah kebaikan-Nya. Ketika kita berbicara tentang keagungan Allah, kita mengacu pada atribut Allah yang hanya dimiliki oleh Allah—sebagai contoh keabadian dan kemahatahuan. Ketika kita berbicara tentang kebaikan Allah, kita mengacu pada atribut Allah yang juga dapat dimiliki oleh manusia—misalnya belas kasih dan kelemahlembutan. Jika Anda hanya berfokus pada keagungan Allah, Anda mungkin akan mengalami kesulitan untuk percaya bahwa Dia mengasihi Anda, khususnya ketika Anda menghadapi keadaan yang sangat menekan. Namun, jika Anda hanya berfokus pada kebaikan Allah, Anda mungkin akan mulai menganggapnya sebagai “singa yang jinak” yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan.
Dalam Yesaya 57, sang nabi menghardik bangsa Israel atas ketidaksetiaan mereka. Alih-alih menyembah Allah yang esa dan yang benar, mereka berpaling kepada ilah-ilah yang tidak berdaya dari bangsa-bangsa di sekeliling mereka. Bangsa itu tidak ingat akan Allah mereka yang agung dan baik karena, jika mereka ingat, tentulah mereka tidak akan pernah menyembah ilah yang lain.
Yesaya mendapatkan pewahyuan yang sangat dalam tentang keagungan Allah dan sering menyebutkan nama-Nya sebagai Yang Mahakudus, Allah Israel. Ia mengingatkan bangsa itu bahwa Allah itu Allah yang Mahaperkasa, yang bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus serta berdiam di dalam kekekalan. Namun, Yesaya tidak berhenti hanya sampai di situ. Ia kemudian mengingatkan bangsa itu bahwa Tuhan juga ada bersama-sama dengan orang yang rendah hati. Dia bukan hanya Allah yang agung, dahsyat, dan kudus, tetapi Dia juga baik, membangkitkan semangat orang-orang yang datang kepada-Nya dalam kerendahan hati dan pertobatan. Tidak perlu dipertanyakan Allah, Allah yang seperti itu tentulah layak menerima segala penyembahan kita.
Sungguh disayangkan, kita sangat sering bersikap seperti bangsa Israel. Kita lupa betapa dahsyat Allah kita yang agung dan baik itu. Kita membiarkan orang, benda, ide, tujuan, impian—daftarnya dapat terus bertambah—mencuri penyembahan yang semestinya hanya Dia yang layak menerimanya.
Minggu ini kita akan mengupas lebih jauh atribut Allah dalam dua kategori: keagungan-Nya dan kebaikan-Nya. Ketika menelaah keagungan-Nya, kita akan belajar bahwa Dia itu Allah yang transenden, tidak berubah-ubah, dan berdaulat. Ketika mencermati kebaikan-Nya, kita akan meneliti bagaimana Allah itu adil, tahan menderita, dan lemah lembut. Ketika kita merenungkan keagungan dan kebaikan Allah sepanjang minggu ini, kiranya Roh Kudus mengungkapkan pandangan yang keliru dan berhala yang tersembunyi dalam diri kita sehingga kita dapat mengarahkan kembali seluruh penyembahan kita kepada Dia, Allah satu-satunya, yang layak menerimanya.
Refleksi
Manakah aspek karakter Allah yang lebih sulit Anda percayai—keagungan-Nya atau kebaikan-Nya? Mengapa Anda beranggapan demikian?
Sebutkan semua alasan yang membuat Anda percaya bahwa Allah itu layak menerima penyembahan Anda.
Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orangorang yang remuk.”
YESAYA 57:15
Ya Allah yang ada di surga, tidak ada yang seperti Engkau. Engkau agung, perkasa, dan berkuasa, tetapi Engkau juga baik, lemah lembut, dan adil. Tidak ada satu pun karakteristik-Mu yang lebih utama dari yang lain. Engkau layak menerima penyembahanku, tidak hanya karena apa yang sudah Engkau lakukan bagiku, tetapi karena Engkaulah Allah. Engkau Allah yang dahsyat. Tuhan, aku berdoa agar minggu ini Roh Kudus-Mu berkenan mengajarku untuk memahami secara lebih baik keagungan-Mu dan kebaikan-Mu. Bukalah mataku sehingga aku dapat melihat bagaimana Engkau bekerja di dalam hidupku dan di dalam dunia di sekitarku. Di dalam nama Yesus aku berdoa, amin.