Ayub 19:25 (TB) Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.
1 Korintus 6: 14 (TB) Allah, yang membangkitkan Tuhan, akan membangkitkan juga kita oleh kuasa-Nya
Allah sudah meletakkan benih "mantul" dalam kehidupan setiap orang percaya. Dia sudah menanamkan benih kebangkitan dalam kehidupan kita, anak - anakNya. Dalam diri anda, sudah terdapat benih ilahi. Kekristenan berbicara tentang benih. Kualis. Bobot. Kita diciptakan sebagai pribadi yang tak terkalahkan. Anda kuat. Anda kokoh. Anda sehat dan dapat melakukan perkara - perkara yang jauh lebih dari apa yang Yesus lakukan ketika Dia berjalan di atas bumi.
Sadari hal ini, karena iblis tidak suka ketika anda menyadari hal ini, iblis akan selalu berusaha mengacaukan pikiran kita dengan pikiran tidak mampu, tidak bisa, kalah sebelum berperang, dan intimidasi - intimidasi yang melemahkan iman anda. Sadari benih kebangkitan ini dalam kehidupan anda. Artinya apapun yang terjadi dalam hidup anda, anda akan mantul dan tidak hancur.
Salah satu ciri manusia yang hidup adalah "SELALU ADA PROBLEM"
Problem, masalah, apabila dilihat dengan cara pandang yang benar, merupakan hal yang baik. Saya pribadi tidak akan ada di titik sekarang berbicara dihadapan anda, kalau saya tidak menang mengatasi problem kehidupan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan saya.
Titik balik seseorang untuk bisa mantul adalah dengan mengakui kesalah, meminta maaf, pengampunan, dan rekonsiliasi. Kita berpikir bahwa rekonsiliasi itu hanya sekali, sadarilah bahwa Tuhan akan terus memurnikan dan mengingatkan kita akan hal - hal yang perlu kita bereskan. Olehnya saya terus ingatkan untuk tidak capek dengan rekonsiliasi yang berulang kali perlu dilakukan. Selama Tuhan masih memberikan nafas kehidupan, salah satu tanggung jawab kita adalah untuk terus mau didik dan dibereskan hati kita oleh TUhan.
Ciri lain kehidupan manusia adalah "SELALU JATUH BANGUN"
Jatuh bangun bukanlah sesuatu yang aneh, ini hanyalah bagian dari kehidupan. Yang terpenting adalah bagaimaan respon hati kita terhadap kejatuhan, dan inilah yang akan kita pelajari: 2 respon menghadapi kejatuhan.
#1. Mazmur 36:13b (TB) "... mereka dibanting dan tidak dapat bangun lagi."
Respon pertama adalah merasa tidak ada harapan lagi, baper (bawa perasaan), tidak mau diberi tahu, memilih untuk mengasihani diri. Orang tipe ini akan selalu menyalahkan orang lain setiap kali permasalahan datang dalam kehidupannya. Menyalahkan takdir.
#2. Amsal 24:16a (TB) "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, ..."
Respon kedua adalah untuk bangkit kembali. Tetapi ingat bahwa tidak ada orang yang bisa bangkit sendiri. Tanpa Tuhan kita tidak memiliki kekuatan. Tanpa Tuhan kita tidak bisa menghadapi permasalahan, bahkan tidak dapat berbuat apa - apa. Hanya Tuhan lah sumber kekuatan kita. Olehnya jangan pernah merasa diri paling benar. Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hati anda, dan jangan bersandar kepada pengertian anda sendiri.
2 Korintus 4:8-10 (TB) 8Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 9kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. 10Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.
Rasul Paulus merupakan contoh nyata kehidupan yang mantul. Dalam suratnya di 2 Korintus, Paulus mengalami banyak badai dalam kehidupanb, tetapi Paulus tidak menyalahkan keadaan, Paulus juga tidak berusaha membela diri. Dia tahu siapa sumber kekuatan dan bagaimana bisa hidup berkemangan, mantul, dari permasalahan yang ada.
Kesalahan kita sering kali adalah menyalahkan, mencari pembelaaan, mencari pembenaran. Ingat! Orang benar tidak perlu membela diri, kebenaran akan membela dirinya sendiri. Jangan sok mencari pembenaran. Jangan menggunakan Firman Tuhan untuk mencari pembenaran. Jadilah orang yang taat di detik pertama. Taat dan Tepat!
Jangan mengeraskan hati, jangan jadi manusia yang congkak, yang tidak mau ditegur oleh Tuhan. Jangan kuatir ketika kehidupan kita direndahkan oleh orang lain, karena Tuhan masih bisa mengangkat kita, tetapi jagalah hati, miliki kerendahan hati karena ketika kita congkak, Tuhan sendiri yang akan menentang kita, dan ini adalah peringatan keras.
MANTUL ATAU HANCUR merupakan masalah pengikisan kesombongan diri. seberapa jauh kita mau merendahkan hati kita untuk mengikuti kehendak Bapak dan bangkit menjadi pribadi yang memiliki kerendahan hati, menempatkan kepentingan Tuhan di atas kepentingan diri dan keinginan daging, kecongkakan dan kesombongan. Milikilah mental seperti Paulus.
BAGAIMANA BISA MANTUL? DENGAN MELATIH DIRI
Bola yang mantul, adalah bola yang telah mengalami proses bantingan. Tanpa di banting, bola itu tidak akan mantul. Sadarilah bahwa Tuhan tidak pernah memiliki niatan yang jahat dalam kehidupan kita. Jagalah pikiran kita, seringkali iblis membuat kita salah paham dengan Tuhan, hingga memiliki pikiran menyalahkan Tuhan.
LATIHLAH DIRI MENGANDALKAN KEKUATAN TUHAN
Tuhan rindu, kita menghadapi masalah dan tantangan dengan kepercayaan diri penuh. Kepercayaan diri kita tidak boleh setengah - setengah. Ini hanya bisa dilatih dalam ibadah, dalam kedekatan dengan Tuhan. Jangan mengalah pada kedagingan kita yang bermalasan - malasan untuk ibadah. Kalahkan daging kita, dan menangkan Roh kita dengan terus mengejar dan melakukan keinginan Tuhan.
Yeremia 17:5-8 (TB) 5Beginilah firman Tuhan: ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan! 6Ia akan seperti semak bulus di padang belantara, ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk. 7Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan! 8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Ibadah, doa pagi, saat teduh pribadi dengan Tuhan merupakan bentuk nyata mengandalkan Tuhan. Jangan meninggalkan hal - hal itu, terus latih diri kita beribadah, berdoa, membangun hubungan intim dengan Tuhan. Teruslah terkoneksi dengan Tuhan. Terhubunglah dengan sumber kehidupan.
DAUD DI GUA ADULAM
1 Samuel 22:1-2 (TB) 1 Lalu Daud pergi dari sana dan melarikan diri ke gua Adulam. Ketika saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya mendengar hal itu, pergilah mereka ke sana mendapatkan dia. 2Berhimpunlah juga kepadanya setiap orang yang dalam kesukaran, setiap orang yang dikejar-kejar tukang piutang, setiap orang yang sakit hati, maka ia menjadi pemimpin mereka. Bersama-sama dengan dia ada kira-kira empat ratus orang.
Daud menjadi pribadi yang mantul, bukan ketika dia di puncak karirnya, tetapi justru ketika dia dalam himpitan, tekanan, ujian, permasalahan, dan badai kehidupan. Latihan kita untuk mengandalkan Tuhan hanya terjadi ketika kita berada di tengah gelombang kehidupan yang tak menentu, justru di masa - masa sukar inilah kita seharusnya semakin melekat, mendekat pada Tuhan. Memperbanyak waktu ibadah, pembacaan Firman, dan
Link Ibadah Victory Community Church: