Kejadian 36:1–37:36
Bersujud di hadapan Raja segala Raja
Hari ini kita memulai kisah tentang Yusuf. Dia dicintai lebih dari anak-anak Israel lainnya (37:3) yang membuat saudara-saudaranya cemburu kepadanya (Ay.4). Yusuf memiliki mimpi-mimpinya yang terkenal. Dia melihat saudara-saudaranya menyembah kepadanya (Ay.7,9).
Tidak ada keraguan bahwa Allah terkadang berbicara kepada kita melalui mimpi, Dia jelas berbicara kepada Yusuf dengan cara ini (Ay.5,9). Melalui mimpi-mimpi tersebut, Yusuf melihat sekilas apa yang akan terjadi di masa depan dan apa yang akan dilakukan Tuhan dengan hidupnya.
Namun, tidak selalu bijaksana untuk memberi tahu semua orang tentang mimpi dan visi yang Anda miliki untuk hidup Anda sendiri. Yusuf berusia tujuh belas tahun (Ay.2). Dia belum berpengalaman. Kesalahannya adalah memberitahu semua orang tentang mimpinya. Hal ini menyebabkan kebencian lebih lanjut (Ay.5,8) dan kecemburuan yang lebih besar (Ay.11). Saudara-saudaranya berkata kepadanya, “Apakah engkau ingin menjadi raja atas kami?” Apakah engkau ingin berkuasa atas kami (Ay.8a). Jadi makin bencilah mereka kepadanya karena mimpinya dan karena perkataannya itu.
Kemudian dia bermimpi lagi di mana dia melihat mereka semua, yang pada dasarnya, 'menyembah kepadanya‘ (Ay.9). Ayahnya, dengan bijaksana, hanya 'mengamati' dan 'merenungkan' atas apa yang dikatakan Yusuf (Ay.11). Jika Anda tidak yakin bagaimana menanggapi mimpi atau visi yang Anda pikir mungkin berasal dari Allah, tanggapan yang paling bijaksana adalah dengan merenungkannya di dalam hatimu (lihat Lukas 2:19).
Namun, Yusuf kembali dengan tidak bijaksana memberitahu seluruh keluarganya. Saudara-saudaranya bahkan lebih cemburu kepadanya (Kejadian 37:11). Mereka berencana untuk membunuhnya (Ay.18). Adapun Yusuf, ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja (Ay.36). Yusuf datang di bawah raja Mesir yang lain.
Sebagai hasil dari ketidakbijaksanaanYusuf di mana ia menceritakan kepada saudara-saudaranya tentang mimpi-mimpinya, dia harus melewati bertahun-tahun kesulitan dan penderitaan. Tuhan menggunakan semua ini untuk mengembangkan perilakunya dan mempersiapkannya untuk pekerjaan hidupnya.
Kerajaan yang kita baca di Perjanjian Lama adalah penantian Kerajaan Allah dalam Perjanjian Baru. Dalam renungan hari ini, kita melihat berbagai penguasa manusia – dari raja-raja dan penguasa-penguasa Edom (36:31-43), hingga Firaun raja Mesir (37:36). Salah satu pesan kunci dalam bab penutup Kejadian ini adalah bahwa Allah pada akhirnya berperan di atas dan di balik seluruh penguasa manusia. Hal ini terutama muncul dalam kisah Yusuf.
Alur sebuah cerita terkadang terlihat aneh dan sembarangan. Namun, secara keseluruhan kita membaca tentang keterlibatan Allah (seperti dalam mimpi Yusuf), dan akhirnya kita menemukan bahwa segala sesuatu bekerja sesuai dengan rencana Allah (50:20).
Yusuf adalah 'gambaran' dari Kristus. Dengan kata lain, hidupnya menggambarkan kehidupan Yesus (seperti yang akan kita lihat di masa depan). Tetapi, pada mulanya disini kita melihat suatu perbedaan. Yesus juga tahu bagaimana Allah akan memakai Dia, tetapi Dia sangat berhati-hati perihal siapa yang Dia ceritakan.
Kita juga dapat melihat dalam bagian ini awal kesamaanantara Yusuf dan Yesus. Suatu hari, orang-orang akan sujud menyembah di hadapan Yusuf (37: 7, 9), dan suatu hari setiap lutut akan bertekuk di hadapan Raja, Yesus Kristus (Filipi 2:10; Wahyu 19:4,6).
Sekarang ini adalah saatnya Anda dengan segenap hatimu sujud menyembah kepada Yesus, dan berpegang teguh pada-Nya sebagai Raja Yang Mahatinggi dalam hidupmu. Utamakanlah Tuhan daripada hasil sandiwara kekuasaan dengan manusia yang lain dalam hidupmu (misalnya guru, boss, pemerintah).
Mari kita berdoa : Tuhan Yesus Kristus, Raja segala raja, terima kasih bahwa ketika saya mengikuti Engkau, saya berada di bawah kuasa-Mu. Saya bersujud di hadapan-Mu hari ini dan mengaku bahwa Engkau adalah Tuhan. Kiranya Kerajaan-Mu datanglah.