Bacaan Pembelajaran Firman: https://www.bible.com/id/bible/306/2KI.3.tb
Dalam seri pembelajaran firman kali ini, kita akan membedah tentang "MENGGALI PARIT", hal ini terambil dari pembacaan firman Tuhan dalam 2 Raja-raja 3, dimana Raja Israel, Yoram; Raja Yehuda, Yosafat; dan Raja Edom berusaha untuk menaklukkan Raja Moab yang melakukan pemberontakan kepada Raja Israel, Yoram, anak Ahab.
Dituliskan bahwa koalisi 3 kerajaan ini menghadapi permasalahan ketika mereka kehabisan air tidak hanya untuk pasukannya tetapi juga untuk ternak mereka. Ini artinya apabila Raja Edom menyerang ditengah kelemahan dan keletihan mereka, pastilah mereka akan mengalami kekalahan besar.
Dalam menghadapi permasalahan yang sama, kondisi yang sama, kesulitan yang sama, ternyata terdapat 2 respon yang berbeda dari 2 raja yang berbeda:
#1. Respon Raja Israel, Yoram
Israel yang pada masa itu cenderung melakukan apa yang jahat dihadapan Tuhan, memiliki respon sebagai berikut:
2 Raja-raja.3:10 (TB) Lalu berkatalah raja Israel: ”Wahai, Tuhan telah memanggil ketiga raja ini untuk menyerahkan mereka ke dalam tangan Moab!”
Wahai dalam ungkapan Bahasa Indonesia merupakan ekspresi dari keputusasaan, seolah Raja Israel berkata "Mati aku!" Ditengah permasalahan yang ada, seorang yang tidak memandang kepada Tuhan akan dengan sangat mudah membesarkan permasalahannya dan melupakan Tuhan yang besar. Bandingkanlah dengan respon Raja Yehuda.
#2. Respon Raja Yehuda, Yosafat
2 Raja-raja.3:11-12 (TB) Tetapi bertanyalah Yosafat: ”Tidak adakah di sini seorang nabi Tuhan, supaya dengan perantaraannya kita meminta petunjuk Tuhan?” Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: ”Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia.” 12Berkatalah Yosafat: ”Memang padanya ada firman Tuhan.” Sesudah itu pergilah raja Israel dan Yosafat dan raja Edom kepada Elisa.
Hal pertama yang dilakukan Yosafat adalah dia mencari petunjuk Allah. Dia tidak hilang fokus dengan permasalahan yang dihadapinya tetapi dia justru mengejar wajah Tuhan dan mencari Nabi Allah untuk mendapatkan petunjuk. Mencari Firman Tuhan.
Apa yang membuat orang-orang tersebut yakin bahwa di dalam Elisa terdapat Firman Tuhan?
2 Raja-raja.3:11-12 (TB) ... Lalu salah seorang pegawai raja Israel menjawab, katanya: ”Di sini ada Elisa bin Safat, yang dahulu melayani Elia.” 12Berkatalah Yosafat: ”Memang padanya ada firman Tuhan.” Sesudah itu pergilah raja Israel dan Yosafat dan raja Edom kepada Elisa.
Jelas dicatat bagaimana hubungan Elisa dengan Elia membuat orang-orang tersebut yakin bahwa terdapat Firman Tuhan pada Elisa. Elisa melayani Elia. Elisa berasosiasi, berkumpul, dan melayani Elia. Hal inilah yang membuat raja dan pegawainya percaya bahwa Firman Allah ada dalam Elisa.
Kita perlu tahu latar belakang kehidupan Elisa, dia adalah seorang pengusaha, dia memiliki 12 pasang lembu artinya dia bukan orang yang sembarangan.
1 Raja-raja 19:19 (TB) Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.
Secara status sosial, Elisa bukanlah seorang yang miskin, bahkan dia adalah seorang yang terpandang. Memiliki usaha dan pekerjaan, tetapi ketika dia dipanggil untuk mengikut Elia ketika Elia melempar jubahnya. Elisa dengan segera meninggalkan pekerjaannya dan mengikut, melayani Elia.
Dalam terjemahan The Message dituliskan bahwa Elisa merupakan tangan kanan Elia:
2 Kings 3:11b (MSG) ... One of the servants of the king of Israel said, “Elisha son of Shaphat is around somewhere—the one who was Elijah’s right-hand man.”
Yang lebih menarik lagi adalah, dalam terjemahan King James's Version, dijelaskan tentang apa yang dilakukan Elisa selaku tangan kanan Elia:
2 Kings 3:11b (KJV) ... And one of the king of Israel’s servants answered and said, Here [is] Elisha the son of Shaphat, which poured water on the hands of Elijah.
Ternyata yang dimaksud dengan melayani dan menjadi tangan kanan Elisa adalah "Membasuh/mencuci tangan Elia." Dari seorang pengusaha menjadi menjadi "hanya" tukang cuci tangan Nabi Elia. Tetapi justru dalam pewahyuan inilah kita sering kali melihat kegagalan umat Tuhan.
Seringkali panggilan Tuhan diidentikkan dengan kepercayaan dalam perkara yang besar. Padahal kerap kali Tuhan justru melatih umatNya untuk setia dengan perkara yang dianggap kecil oleh sebagian banyak orang.
Ingat bahwa Allah adalah Allah yang selalu menguji manusia. Dalam kitab Ayub dituliskan:
Ayub.7:17-18 (TB) 17Apakah gerangan manusia, sehingga dia Kauanggap agung, dan Kauperhatikan, 18dan Kaudatangi setiap pagi, dan Kau uji setiap saat?
Perhatikan bahwa Tuhan menguji manusia setiap saat. Tidak seperti di sekolah dimana kita tahu kapan ujian dan materinya. Dalam Ujian kehidupan ini, materi yang diberikan bisa apapun dan waktunya mengikuti waktu Tuhan. Mungkin hari ini anda diuji kesabaran anda, besok anda diuji kasih anda, lusa anda mendapat ujian penguasaan diri.
Elia sudah teruji, sehingga raja dan pegawainya bisa berkata "Ada Firman Tuhan padanya" Ujian-ujian yang dialami Elia telah dilewatinya dengan baik. Dia adalah pribadi yang teruji. Dan hal ini terjadi karena kesetiaannya pada perkara yang kecil.
Salah satu hal yang pasti akan terus uji dalam kehidupan kita adalah kesetiaan, dan hal ini selalu dimulai dari perkara yang kecil.
Lukas 16:10 (TB) ”Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Tuhan menjawab doa kita sesuai dengan kemampuan kita untuk mengatur dengan benar. Artinya apabila kita dinilaiNya masih belum bisa me-manage permintaan doa kita, maka Dia karena kasihNya menahan jawaban doa itu. Kalau kita mau jujur dengan diri kita, kita akan mengerti bahwa Tuhan melakukan itu semua karena Dia mengasihi kita.
God will never give what you pray for. He regulated your answer by what you can manage... --Dr. Myles Monroe--
Tuhan tidak memberikan apa yang anda doakan. Dia merancangkan jawaban (doa) bagi anda berdasarkan kemampuan anda untuk mengelola... --Dr. Myles Monroe--
Pembelajaran ini seharusnya membuat kita mengerti untuk tidak berdoa melebih apa yang kita dapat kelola. Lebih dalam kita akan melihat sosok seorang Daud, yang sebelum menjadi raja meskipun teah diurapi, dia setia dengan apa yang dipercayakan kepadanya. Daud mengelola apa yang menjadi tanggaung jawabnya dengan sepenuh hati.
Mazmur.78:70-72 (TB) 70dipilih-Nya Daud, hamba-Nya, diambil-Nya dia dari antara kandang-kandang kambing domba; 71dari tempat domba-domba yang menyusui didatangkan-Nya dia, untuk menggembalakan Yakub, umat-Nya, dan Israel, milik-Nya sendiri. 72Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntun mereka dengan kecakapan tangannya.
Kita banyak mempelajari bagaimana latar belakang Daud sebagai seorang anak penggembala, menggembalakan kambing domba ayahnya yang hanya beberapa ekor saja.
1 Samuel.16:11 (TB) Lalu Samuel berkata kepada Isai: ”Inikah anakmu semuanya?” Jawabnya: ”Masih tinggal yang bungsu, tetapi sedang menggembalakan kambing domba.” Kata Samuel kepada Isai: ”Suruhlah memanggil dia, sebab kita tidak akan duduk makan, sebelum ia datang ke mari.”
1 Samuel.17:15 (TB) Tetapi Daud selalu pulang dari pada Saul untuk menggembalakan domba ayahnya di Betlehem.
1 Samuel 17:28 (TB) Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: ”Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran.”
Setelah diurapi menjadi raja, Daud kembali mengerjakan apa yang menjadi tanggung jaawabnya yaitu menggembalakan domba ayahnya yang "hanya" dua, tiga ekor saja. Tetapi bukankah itu yang akhirnya membuat dia mampu menggembalakan bangsa Israel dengan ketulusan hati dan kecakapan tangannya.
Daud menjadi raja Isral yang teruji dan ini hanya bisa terjadi karena dia setia dengan perkara kecil yang Tuhan percayakan dalam kehidupannya.
Jangan terkecoh dengan cara pikir dunia. Jangan terkelabui dengan pikiran bahwa Tuhan akan langsung mempercayakan hal yang besar. Kalau anda tidak teruji dengan hal yang kecil maka Tuhan tidak akan memberikan kepercayaan yang besar.
Percayalah bahwa Tuhan hanya akan memberikan kepercayaan yang besar ketika anda siap. Dan bagaimana anda dapat dikatakan "siap." -- ketika anda teruji, ketika anda berhasil melewati ujian-ujian kecil. Ketika anda setia dengan tanggung jawab sesederhana apapun itu.
Link Ibadah Victory Community Church: