Kunci utama untuk dapat menikmati janji Tuhan dan berkat-berkat Tuhan adalah PEWAHYUAN, pengetahuan, karena “KETIDAKTAHUAN ADALAH KEBODOHAN." Tanpa pengetahuan yang benar, seseorang pasti menjadi bodoh, sama seperti kisah anak sulung dan anak bungsu. Sebenarnya anak bungsu ini kurang ajar tetapi dia tahu apa yang menjadi haknya, itulah sebab dia berkata “berikan kepadaku harta bagian milik kita.” Dia mengerti haknya dan dia bisa menikmati, tetapi si sulung tidak mengerti haknya, sehingga ketidaktahuannya membuatnya menjadi bodoh. Itu yang membuatnya marah, jengkel, iri.
Kejadian 8:21-22 21Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya: ”Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 22Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.”
Tuhan berkata bahwa Dia tidak akan menghukum manusia lagi seperti di zaman Nuh dan Tuhan berkata selama bumi masih ada –artinya sebelum kiamat— takkan henti-henti musim menabur dan menuai. Artinya segala sesuatu ada musimnya, ada musim menabur dan ada musim menuai. Urutan yang benar adalah kita harus menabur dahulu baru kita dapat menuai.
Ketika menabur, seperti seorang petani yang menabur, dia akan menabur dan menghabisan biji yang dimilikinya karena semakin banyak biji yang ditabur maka kemungkinan untuk menuai juga menjadi semakin besar. Sama halnya dengan kita, kita harus berani untuk menabur tanpa hitung-hitungan karena kita tahu ketika kita menabur banyak maka potensi tuaian itupun jauh lebih banyak.
Kita sudah belajar bahwa untuk dapat berhasil dalam hidup, kita harus memulai dengan akhir yang jelas dalam pikiran kita dan kita harus konsisten. Ini pun berlaku dengan hukum tabur tuai, kita perlu konsisten berbuat baik, konsisten membaca Firman, konsisten membangun hukuman dalam pernikahan anda, konsisten dalam perenungan Firman.
Tidak ada kesuksesan tanpa konsistensi.
Dalam pelajaran yang ketiga tentang 7 kebiasaan orang-orang yang sangat efektif, kita akan belajar untuk “put first things first”/ “mengutamakan hal yang terutama.” Dasar dari pembelajaran ini adalah karena setiap kita memiliki waktu yang sama, tidak peduli jabatan, posisi, tempat tinggal, kita memiliki waktu yang sama yaitu 24 jam sehari. Kita perlu menjadi berhikmat untuk mengatur waktu yang Tuhan beri dengan sebaik mungkin. Ketika kita tidak dapat mengatur waktu kita, kita akan kehilangan hidup kita, karena waktu adalah kehidupan.
Pengkotbah 10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat
Ecclesiastes 10:10 (NKJV) If the ax is dull, And one does not sharpen the edge, Then he must use more strength; But wisdom brings success.
Untuk dapat menempatkan dan mengutamakan hal yang utama, kita perlu hikmat Tuhan, karena hikmatlah yang terpenting, bukan gelar, modal, koneksi, ataupun kepandaian. Kepandaian berbeda dengan hikmat karena ternyata banyak yang pandai tetapi tidak berhikmat. Dalam terjemahan NKJV dituliskan bahwa hikmat mendatangkan kesuksesan, hikmat membawa kesuksesan. Apa yang dituliskan Pengkotbah, merupakan hal yang didapatkannya dari pengalaman pribadinya, bukan hanya teori tetapi praktek yang dialaminya sendiri dalam kehidupannya bersama dengan Tuhan.
1 Raja-raja 10:23-25 23Raja Salomo melebihi semua raja di bumi dalam hal kekayaan dan hikmat. 24Seluruh bumi berikhtiar menghadap Salomo untuk menyaksikan hikmat yang telah ditaruh Allah di dalam hatinya. 25Mereka datang masing-masing membawa persembahannya, yakni barang-barang perak dan barang-barang emas, pakaian, senjata, rempah-rempah, kuda dan bagal, dan begitulah tahun demi tahun.
Perhatikan bahwa Salomo melebihi raja-raja dalam hal kekayaan dan hikmat, dan seluruh orang berbondong-bondong untuk bertemu dengannya untuk menyaksikan hikmat yang Tuhan letakkan dalam hatinya. Tidak hanya itu, setiap orang yang datang, tidak datang dengan tangan kosong. Kekayaan Salomo diperkirakan melebihi gabungan tiga orang terkaya saat ini, hal ini terjadi karena dia memiliki hikmat. Dia tidak berperang untuk jarahan, tetapi jarahan datang kepadanya dalam bentuk upeti. Salomo adalah tipe orang yang tidak mengejar berkat tetapi dikekar oleh berkat Tuhan, ini terjadi karena dia memiliki hikmat. Ini yang akan kita pelajari lebih lagi tentang “put first things first.”
Selain itu, perhatikan bahwa Tuhan meletakkan hikmat bukan di pikiran, tetapi di dalam hati, ini menjadi perenungan yang harus kita pikirkan, karena hikmat bukan masalah apa yang kita pikirkan dengan otak kita, tetapi bagaimana kita menimbang dengan hati kita.
Ada dua kunci utama untuk sukses: 1. Temukan masalah dan selesaikan, 2. Temukan kebutuhan dan penuhi. Kalau diterapkan dalam semua aspek kehidupan, maka kesuksesan akan terjadi dalam kehidupan anda. Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita dapat memperoleh hikmat? Dan apa ciri-ciri orang yang berhikmat?
CARA MEMPEROLEH HIKMAT
Amsal 9:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian
Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan. Takut akan Tuhan dengan cara menghormati dan menyembah Tuhan, dan ketika kita mengenal Tuhan itulah pengertiaan. Ini adalah permulaan, artinya ini adalah titik awal untuk anda dapat menikmati perjalanan bersama dengan hikmat Tuhan. Mustahil bagi seseorang untuk mendapat hikmat kalau anda tidak suka menyembah Tuhan, hanya orang yang tinggal dalam hadirat Tuhan, takut akan Tuhan, yang dapat mengawali kehidupan bersama dengan hikmat. Titik awal berjalan dan menikmati hikmat Tuhan dalam seluruh aspek kehidupan anda. Saya harus akui bahwa perkembangan Gereja Victory berasal dari hikmat yang Tuhan berikan dalam hidup saya untuk memimpin gereja ini, banyak sekali saya dapatkan ketika saya berdoa dan menyembah Tuhan, dan saya belajar untuk taat melakukan apa yang Tuhan singkapkan dan tunjukkan.
Hormati dan sembahlah Tuhan, ambillah waktu untuk sembahyang, tinggikan diriNya, maka ide dan kekreatifitasan akan di berikan dalam hidup kita, maka hikmat akan diberikan dan dicurahkan dalam kehidupan anda ketika anda menghormati dan menyembah Tuhan.
CIRI ORANG BERHIKMAT
Kolose 4:5 Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
Ciri-ciri orang yang berhikmat bukan dilihat dari jabatan yang tinggi, titel yang banyak, hebatnya pengaruh. Ciri utama orang yang berhikmat adalah orang yang dapat mempergunakan waktu dengan baik, dalam terjemahan Inggris dikatakan “making the best use of the time…” Orang yang berhikmat pandai mempergunakan waktu yang ada dalam hidupnya, karena waktu adalah kehidupan. Ketika anda dapat mempergunakan waktu dengan baik maka anda dapat memaksimalkan kehidupan anda. Bahkan salah satu doa Musa adalah:
Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.
Kita harus belajar menghitung hari kita sehingga kita dapat memiliki kebijaksanaan, kita dapat memiliki heart of wisdom, artinya ketika kita dapat menggunakan hari-hari kita dengan bijaksana maka kita akan mendapatkan kebijaksanaan, mendapatkan hikmat. Orang yang berkata tidak punya waktu untuk berdoa, beribadah, tetapi bisa punya waktu untuk bersenang-senang dengan teman anda, punya waktu untuk media sosial, punya waktu jalan-jalan, bukanlah orang yangberhikmat dan menurut saya inilah ketimpangan dalam hidup.
Saya latih anda untuk dapat membuat manajemen waktu yang baik dan benar, buatlah skala prioritas dalam hidup, karena setiap orang diberi Tuhan waktu yang sama. Teguran yang Firman Tuhan berikan untuk anda, bertujuan untuk membuat hidup anda semekin lebih baik. Saya rindu setiap dari kita memiliki kehidupan yang benar di hadapan Tuhan, skala prioritas yang benar sehingga anda sendiri yang menikmati hasil dari kebenaran ini.
Saya akan terus ingatkan dan ajarkan “4D Time Management”, supaya kita dapat mengatur waktu kita dengan lebih baik dan lebih berhikmat:
1. Do (Lakukan) – Penting, Mendesak
2. Delegate (Delegasikan) – Tidak Penting, Mendesak
3. Delay (Tunda) – Penting, Tidak Mendesak
4. Delete (Hapus) – Tidak Penting, Tidak Mendesak
Permasalahannya seringkali kita terbalik-balik, dalam mengatur waktu kita. Apa yang penting dan mendesak yang seharusnya kita do, malahan kita delay, atau yang harus kita do malahan kita delegate, bahkan delete. Ini tidak boleh terjadi. Dan sebaliknya, hal-hal yang seharusnya kita delete, malahan kita lakukan, yang seharusnya kita delay malahan kita do, yang kita bisa delegasikan malahan kita kerjakan, kalau kita lakukan ini terus menerus maka kita akan kehabisan waktu, karena apa yang penting dan mendesak terabaikan dan malahan digantikan dengan hal yang tidak penting dan tidak mendesak.
Itulah sebabnya orang-orang yang berhasil, yang sukses adalah orang-orang yang dapat menggunakan waktunya dengan benar, orang-orang yang mengerti skala prioritas dalam hidupnya. Dengan skala prioritas yang benar, anda membutuhkan hikmat dan salah satu ciri orang berhikmat adalah orang-orang yang dapat mengatur waktu dengan baik dan benar dalam hidup anda.
Apa yang Penting dan Mendesak?
Matius 6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaranNya, yang terpenting dan yang paling mendesak adalah untuk mencari kerajaan Allah dan kebenaranNya, lebih dari yang lain-lain. Apa yang anda lakukan ketika anda membuka mata di pagi hari? Apa yang anda lakukan ketika menjalani kehidupan anda? belajar bersyukur, beribadah, belajar melayani, belajar berdoa, belajar terkoneksi terus dengan Tuhan dan jadi berkat bagi sesama setiap hari. Jangan terganggu/ ter-distract dengan apa yang tidak penting, jangan ter-distract dengan gadget anda, dengan hp anda. Ini bukanlah suatu hal yang dapat di delegasikan, juga bukan hal yang dapat di delay, apakah lagi di delete.
Hubungan, adalah hal yang penting dan mendesak. Hubungan suami istri, hubungan orangtua dan anak. Ini adalah hal yang tidak dapat di delegasikan. Hati-hati, jangan melepaskan anak anda pada suster, anda sedang menanam bom waktu. Anda juga tidak dapat mewakilkan posisi anda sebagai suami/istri bagi pasangan anda. Orang yang berhikmat tahu untuk mempergunakan waktu mereka dengan benar untuk pasangan dan anak-anaknya.
Apa yang Tidak Penting tetapi Mendesak?
2 Timotius 2:2 Apa yang telah engkau dengar dari padaku di depan banyak saksi, percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga cakap mengajar orang lain
Untuk mendelegasikan, anda harus memberikan itu kepada orang-orang yang dapat anda percaya. Saya pribadi belajar untuk mendelegasikan banyak hal kepada orang-orang yang dapat dipercaya, orang yang dapat mewakili saya dan anda. Tidak semua hal harus anda kerjakan sendiri, jangan kehabisan waktu untuk melakukan hal-hal yang dapat anda delegasikan. Untuk dapat mendelegasikan, anda harus memiliki keberanian, memang ada resiko, tetapi dengan resiko yang ada, ada juga keberhasilan yang menyertai.
Yesus mendelegasikan tugas penyebaran injil kepada 12 muridNya, meskipun ada yang gagal tetapi skala keberhasilannya jauh lebih besar daripada resiko yang muncul. Maka jangan berkecil hati ketika anda mendelegasikan dan tidak berhasil, itu adalah hal yang biasa.
Apa yang Penting tetapi Tidak Mendesak?
Ini seperti hobi, olahraga, nonton, berlibur, ini adalah hal-hal yang dapat anda delay, hal-hal yang dapat anda tunda. Hal-hal ini adalah penting tetapi tidak mendesak, artinya anda dapat lakukan itu di lain waktu. Hal-hal yang dapat anda geser, dapat anda sesuaikan untuk melakukan apa yang penting dan mendesak terlebih dahulu.
Apa yang Tidak Penting dan Tidak Mendesak?
Hal-hal yang membuang waktu anda, seperti kebiasaan buruk dan pergaulan yang buruk. Pesta pora, gosip, mabuk-mabukan. Saya selalu belajar untuk memberikan nilai/ value yang baik kepada setiap orang yang ada dalam lingkaran pergaulan saya, karena saya sangat mengerti pentingnya pergaulan yang positif dan membangun. Permasalahannya seringkali pergaulan yang buruk dan kebiasaan yang buruk ini menggeser hal-hal yang penting dan mendesak sehingga anda kehabisan waktu untuk melakukan hal penting dan mendesak yang seharusnya anda lakukan.
Dengan pembelajaran ini, kita dalat mengerti dan memahami “Put First Things First”. Kita tidak lagi berkata “saya tidak punya waktu untuk berdoa”, “saya tidak punya waktu untuk beribadah”, dan lain-lain. Kita belajar untuk memprioritaskan hal-hal dengan benar dan menggunakan waktu kita dengan bijaksana sehingga kita menjadi orang-orang yang berhikmat yang menggunakan waktu dengan tepat dan benar. Kita dapat melakukan dan menyelesaikan hal-hal yang penting dan mendesak, kita tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak penting dan tidak mendesak, dan dengan begitu, kita menghidupi Firman Tuhan dengan menjadi bijaksaana dan menghitung waktu-waktu yang ada.