Sejujurnya kehidupan kita sangatlah bergantung pada fokus hati dan pikiran kita. Ketika fokus diri kita hanya kepada diri sendiri, maka kita akan menjadi pribadi yang sombong (lihat pelajaran sebelumnya). Sebaliknya, saat kita berfokus pada orang lain maka akan timbul 'Kecemburuan/ Iri hati' (yang akan kita pelajari). Lebih jauh lagi, di waktu kita melihat dan fokus pada keadaan, maka akan muncul ketakutan dan kekuatiran. Itulah sebabnya satu-satunya fokus pandangan kita seharusnya adalah Tuhan.
Yang membedakan kesombongan dengan iri hati adalah bagaimana seseorang menempatkan dirinya terhadap orang lain. Orang yang sombong merasa dia berada di atas orang lain, sedangkan orang iri hati (tanpa mereka sadari) menempatkan diri mereka dibawah orang lain.
Amsal.27:4 (TB) Panas hati kejam dan murka melanda, tetapi siapa dapat tahan terhadap cemburu?
Dalam terjemahan Inggris versi TPT secara bebas diartikan "...bahkan kejamnya amarah, tidak dapat menandingi panasnya api cemburu." Ini mengajarkan kita bahwa sesungguhnya kecemburuan itu lebih berbahaya daripada amarah, sebab seringkali kita masih menyadari ketika amarah menguasai diri, tetapi justru tidak menyadari ketika muncul kecemburuan dan iri hati dalam diri kita terhadap orang lain. Kita tidak menganggap 'Iri Hati' sebagai suatu dosa yang serius.
Amsal.14:30 (TB) Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
Iri hati membusukkan tulang karena bagi orang yang iri/ cemburu "keberuntungan orang lain adalah kebuntungannya," "kesuksesan orang lain adalah kegagalannya," "berkat orang lain adalah kutuk baginya." Ini semuanya terjadi di pikirannya. Artinya permasalahan kecemburuan adalah "HATI".
Dalam terjemahan lain, ayat diatas di tuliskan "Hati yang pulih memberikan kehidupan... (a healed heart gives life to flesh)..." Hari ini periksalah hati anda, apakah masih terdapat luka? atau sudah sembuh? atau masih ada kepahitan? iri hati? masih adakah kecemburuan?
Hal ini penting karena apa yang ada dalam hati kita akan mempengaruhi sekitar kita. Jangan heran kalau hati kita masih pahit, mati, maka bisnis kita ikut mati, kesehatan kita, kerukunan keluarga kita ikut mati. Dari hati yang pulih mengalirkan kehidupan, artinya dari hati yang pahit, mengalirkan kematian.
#1. Susah mengakui keberhasilan orang lain.
Orang yang memiliki kecemburuan dan iri hati susah untuk melihat orang senang, tapi senang lihat orang susah, dan paling suka membuat orang susah.
#2. Suka membanding-bandingkan.
Contoh dalam Alkitab adalah Kain, dia membandingkan persembahannya dengan persembahan saudaranya. Persembahannya adiknya diterima sedangkan persembahannya tidak. Orang yang berpikiran sehat, akan meminta diajar oleh orang yang sukses sehingga dia juga dapat mengalami keberhasilan. Tetapi karena api cemburunya yang membara, Kain memilih untuk justru tidak belajar dari Habel, melainkan membunuhnya.
#3. Sering mengeluh dan tidak pernah merasa puas.
Orang yang iri hati, tidak pernah bersyukur. Selalu mencela apapun yang dihadapannya.
#4. Suka mencari kelemahan orang lain.
Ditengah-tengah segala yang baik dalam kehidupannya, orang yang iri hati selalu dapat menemukan keburukan dan kelemahan orang lain.
#5. Suka kompetisi yang berlebihan.
Orang yang iri hati, tidak pernah mau kalah dengan orang lain. Selalu ingin lebih unggul dari orang lain.
#6. Suka gosip.
Orang yang iri hati suka membicarakan keburukan orang lain. Jangan pernah anda berdiri dengan menginjak kepala orang lain. Jangan berbisnis dengan menjelekkan produk orang lain. Biarkan orang memilih anda, bekerjasama dengan anda karena mereka tahu nilai diri anda dan kualitas procuk anda.
#7. Tidak mau menerima kritik/ nasihat.
Hal ini terjadi karena orang yang iri hati merasa dirinya lebih hebat dari orang lain, sehingga dia menganggap nasihat sebagai sesuatu yang merendahkan harga diri mereka.
Yakobus.3:14-16 (TB) 14Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran! 15Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan. 16Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat.
Seorang yang iri hati, tanpa disadari mereka sedang dikuasai oleh nafsu manusia, dikendalikan oleh dunia, dan dikuasai oleh setan-setan. Dan dimana terdapat iri hati pasti terjadi kekacauan, chaos dan berbagai macam kejahatan. Dalam ilmu kepolisian, segala bentuk kejahatan yang ada, kalau ditarik mundur semuanya terjadi karena dua hal: 1. Iri & 2. Egois.
Hal diatas adalah hal yang terjadi pada Raja Saul, ketika dia mulai iri hati maka hal-hal ini yang terjadi:
1 Samuel 18:7-10( TB) 7dan perempuan yang menari-nari itu menyanyi berbalas-balasan, katanya: ”Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” 8Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: ”Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itu pun jatuh kepadanya.” 9Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud. 10Keesokan harinya roh jahat yang dari pada Allah itu berkuasa atas Saul, sehingga ia kerasukan di tengah-tengah rumah, sedang Daud main kecapi seperti sehari-hari. Adapun Saul ada tombak di tangannya.
Ketika muncul perasaan iri hati dalam hati Saul, setan memiliki tempat untuk dapat merasuki hatinya. Hal ini mengajarkan pada kita bahwa, iri hati tidak mengenal posisi seseorang, tidak juga tingkat pendidikan seseorang, latar belakang, atau pun tingkat kerohanian seseorang. Setelah kita belajar dari Kain dan Raja Saul, maka pribadi ketiga yang dapat kita lihat adalah:
Matius.27:18 (TB) Ia memang mengetahui, bahwa mereka telah menyerahkan Yesus karena dengki.
Ternyata para imam kepala, ahli taurat, kaum Farisi dan Saduki menyerahakan Tuhan Yesus untuk disalibkan karena satu alasan: "IRI HATI" Dalam konteks masa kini mereka bukanlah kalangan jemaat biasa, mereka sekelas pendeta, bahkan profesor alkitab. Tetapi karena hati yang iri, karena kedengkian, mereka melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan Tuhan Yesus, bahkan menyalibkan. Mereka iri karena Tuhan Yesus yang waktu itu masih sangat muda, sudah memiliki lebih banyak pengikut, sudah melakukan lebih banyak mujizat, bahkan sudah memahami dan mangajarkan lebih banyak hukum Allah.
#1. Syukuri Hidup (Give Thanks)
#2. Jadilah Apa Adanya (Be Yourself)
#3. Berhenti Membandingkan Diri (Stop Comparison)
#4. Fokus Pada Kekuatan (Focus on Strength)
#5. Bahagia Melihat Kebahagiaan Orang Lain (Be Happy for Others)
Roma.12:15 (TB) Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!
Dalam kehidupan, memang lebih mudah untuk menangis dengan orang yang menangis, tetapi ketika kita bisa melatih diri untuk bersukacita dengan orang yang bersukacita maka kebahagian, berkat, pencapaian, kesuksesan orang tesebut akan juga menjadi bagian dlaam kehidupan kita.