Reborn
  
MASTER or SLAVE: TUAN atau HAMBA?
Dipublikasikan pada 22 Januari 2023
13 min baca

1 Samuel 17:9 Jika ia dapat berperang melawan aku dan mengalahkan aku, maka kami akan menjadi hambamu; tetapi jika aku dapat mengungguli dia dan mengalahkannya, maka kamu akan menjadi hamba kami dan takluk kepada kami.”

Ketika Goliat menantang Bangsa Israel, perkataannya jelas memberikan makna bahwa: ‘Siapa yang menang menjadi tuan atas yang kalah.’ Maka arti sebaliknyapun juga berlaku yaitu: ‘Siapa yang kalah menjadi hamba atas yang menang.’ Olehnya sebagai umat percaya, kita memiliki kuasa untuk menang. Minimal kita harus menang atas tiga hal berikut.

KETAKUTAN

Ketakutan tidak dapat dilawan selain dengan iman, dan iman timbul dari pendengaran akan Firman Tuhan. Pondasi kekristenan kita adalah iman percaya kita kepadaNya. Olehnya kita perlu mengalahkan ketakutan karena ketakutan menyerang pondasi hubungan kita dengan Tuhan.

Seorang hamba Tuhan menggambarkan roh ketakutan dengan roh lalat, Beelzebub. Ketakutan, seperti lalat, ketika dia menghinggapi sesuatu dia akan memberi signal untuk lalat-lalat lain datang dan membuat apapun yang dihinggapinya tercemar dan menyebabkan penyakit. Sama halnya dengan ketakutan, ketika dia datang, kita harus segera mengusirnya dengan firman Tuhan. Kalau kita membiarkannya, itu malah membuat kesakitan dalam kita, bahkan bisa saja membuat kita menjadi penyakit bagi orang disekitar kita.

Permasalahannya adalah seringkali kita tidak percaya bahwa ketika kita menyerahkan beban permasalahan kita kepada Tuhan, maka Tuhan akan bertindak. Ya, mungkin kita berdoa dan menyerahkan beban kita pada Tuhan, tetapi kita ambil kembali dengan memikirkan dan mengkuatirkannya, kemudian ketika kita lelah memikirkannya kita serahkan kembali pada Tuhan, tetapi tak lama kita ambil kembali beban itu, dan hal ini berulang berkali-kali. Inilah yang membuat kita lelah dalam perjalanan iman kekristenan kita.

Lukas 6:46-49 Dua macam dasar 46”Mengapa kamu berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? 47Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya – Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan –, 48ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah: Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. 49Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.”

Dalam perjalanan kekristenan kita, iman kita akan diuji, dalam perumpamaan ini digambarkan bahwa setiap kita sedang membangun rumah dan datanglah air bah – artinya pondasi rumah/ bangunan kita akan diuji. Itu berarti kehidupan kekristenan tidak hanya tentang ketenangan dan kenyamanan, tetapi juga ujian iman. Tapi justru banjir itu membuktikan kekuatan iman. Ketidaknyamanan adalah dimensi kuasa dan mujizat, dalam kenyamanan kita tidak membutuhkan mujizat dan iman.

Ketidaknyamanan adalah dimensi kuasa dan mujizat.

Saya pribadi merasakan bahwa justru didalam ketidaknyamanan, di tengah-tengah himpitan, hadirat Tuhan dapat saya nikmati dan rasakan. Ini adalah hal yang tidak kita dapatkan ketika kita berada di zona nyaman kita. Saya belajar untuk memanfaatkan apapun yang terjadi dalam kehidupan saya, ketika kita senang kita bersukacita, ketika kita dalam kesusahan kita gunakan untuk mendekat pada Tuhan, untuk menikmatiNya.

selain itu, inilah pentingnya seni me-limit diri. Seni Membatasi Diri. Kita perlu melatih diri, jangan manjakan daging kita. Latih diri berpuasa, latih diri dalam hadirat Tuhan, kuasai daging kita dengan mengontrol keinginannya. Kita belajar merendahkan diri dan merendahkan hati kita. Sehingga hal-hal kecil pun membuat kita bersyukur dan bersukacita. Mujizat terjadi hanya ketika kita ada di tengah-tengah kemustahilan. Ketika kemampuan manusia tidak lagi dapat menolong.

Syukurilah ketika banyak hinaan karena iman percaya kita, ketika banyak yang merendahkan kita karena kita adalah orang Kristen, syukurilah dan jangan marah; karena firman Tuhan berkata bahwa ‘Tuhan meninggikan yang direndahkan.’ – karena lebih bahaya kalau Tuhan yang tersinggung, dan ketika Tuhan bertindak maka pembelaanNya tidak pernah tanggung-tanggung dan pasti membawa pada kemenangan besar.

Belajar dari cerita Hizkia dan Sanherib, ketika Sanherib mengolok Tuhan Allah Israel, Hizkia membentangkan surat ancaman itu dibentangkan di rumah Tuhan. dan dia berdoa:

2 Raja-raja 19:14-19 14Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah Tuhan dan membentangkan surat itu di hadapan Tuhan. 15 Hizkia berdoa di hadapan Tuhan dengan berkata: ”Ya Tuhan, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi. 16Sendengkanlah telinga-Mu, ya Tuhan, dan dengarlah; bukalah mata-Mu, ya Tuhan, dan lihatlah; dengarlah perkataan Sanherib yang telah dikirimnya untuk mengaibkan Allah yang hidup. 17Ya Tuhan, memang raja-raja Asyur telah memusnahkan bangsa-bangsa dan negeri-negeri mereka 18dan menaruh para allah mereka ke dalam api, sebab mereka bukanlah Allah, hanya buatan tangan manusia, kayu dan batu; sebab itu dapat dibinasakan orang. 19Maka sekarang, ya Tuhan, Allah kami, selamatkanlah kiranya kami dari tangannya, supaya segala kerajaan di bumi mengetahui, bahwa hanya Engkau sendirilah Allah, ya Tuhan.”

Surat ancaman ini memang diberikan kepada Hizkia, tetapi Sanherib mengeluarkan kata-kata yang menista Tuhan dan ketika Tuhan tersinggung, maka dalam 1 malam saja 185,000 orang di perkemahan Asyur mati terbunuh oleh Malaikat Tuhan (2 Raja-raja 19:35).

2 Raja-raja 19:20 Lalu Yesaya bin Amos menyuruh orang kepada Hizkia mengatakan: ”Beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Apa yang telah kaudoakan kepada-Ku mengenai Sanherib, raja Asyur, telah Kudengar.

Ketika anda mengalami kesusahan, maka Tuhan akan mengirimkan hambaNya dan firmanNya. Tuhan adalah Tuhan yang suka memberikan jawaban bagi anak-anakNya. Ketika kita mengalahkan ketakutan, anda menjadi orang yang berani dan ini adalah kunci yang luar biasa.

KESOMBONGAN

Lukas 6:35-38 35Tetapi kamu, kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan, maka upahmu akan besar dan kamu akan menjadi anak-anak Allah Yang Mahatinggi, sebab Ia baik terhadap orang-orang yang tidak tahu berterima kasih dan terhadap orang-orang jahat. 36Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” 37”Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. 38Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”

Kesombongan melambangkan Lucifer itu sendiri. Seringkali kita mengambil porsi Tuhan untuk menentukan layak tidaknya seseorang untuk kita tolong. Kalau kita mau jujur dengan hati kecil kita, maka seringkali Tuhan perintahkan kita untuk mengasihi orang-orang yang kita pikir tidak layak untuk kita kasihi. Orang-orang yang menyebalkan, orang-orang yang tidak dipandang, orang-orang yang tidak diperhatikan.

Kita harus memiliki cara pikir yang baru bahwa Tuhan dapat mengubah dan memakai orang-orang menurut kehendakNya, bahkan kebiasaan Tuhan adalah memakai orang-orang yang dianggap sudah rusak dan tidak ada harapan lagi, kenapa? Supaya ketika terjadi perubahan dalam hidup orang itu, nama Tuhan yang dipermuliakan. Ketika orang itu berubah, semua akan mengakui dan berkata “kalau bukan Tuhan yang mengerjakan pasti tidak mungkin.”

CINTA UANG

Matius 6:24 Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Manusia berpikir kekayaan dan uang menjanjikan keamanan dan kenyamanan, kepastian, dan kuasa – tetapi semua ini adalah bohong. Itulah sebabnya Alkitab menulis bahwa mamon tidak jujur, ini karena dia hanya memberi harapan palsu. Satu-satunya cara untuk tidak cinta uang adalah dengan memberi dan hal ini perlu dilatih setiap hari.

Pada suatu kesempatan, saya dinubuatkan oleh seorang hamba Tuhan untuk melakukan pekerjaan di Papua. Kami dan tim mengeluarkan kurang lebih hampir 20 milliar dan diantaranya 11 milliar uang saya (padahal kalau harta saya dijual rumah, mobil, dan lain-lain, tidak mencapai 11 milliar), kami tidak tahu akan jadi apa dan kapan akan menghasilkan. Karena ini, setiap kali saya memikirkannya perut saya melilit sakit, sampai saya yang seumur-umur tidak pernah mengalami gerd, karena masalah ini saya sampai kena gerd (asam lambung). Saya lawan semuanya itu dengan firman Tuhan yang berkata ‘kalau nyawaNya saja diberikan, apalagi kalau untuk menolong kita.’
Hal tersebut saya pandang sebagai bagian dari rencana Tuhan. Saya melatih diri untuk melawan badai di dalam diri saya, dan ketika saya bisa bersukacita lagi – saya sudah mengalami kemenangan. Mengenai uang itu, kalau saya ditanya-tanya, saya memilih untuk diam karena saya tidak ingin mengebiri rencana Tuhan. Saya hanya katakan ‘si mamon sedang bekerja, biarlah mamon itu bekerja, suatu saat pasti kembali’ Tetapi justru di tengah permasalahan itu saya merasa jauh lebih dekat dengan Tuhan.
Kemudian saya membaca sebuah artikel, Warren Buffet membuat lelang untuk makan siang bersamanya dan ada orang yang rela membayar USD 19Juta hampir Rp 300miliar untuk makan steak dengan Warren Buffet. Setelah membaca artikel itu, saya berkata kepada Tuhan ‘Tuhan yang penting kalau Tuhan hadir dalam hidupku setiap hari, (uang itu) ilang gak masalah.’ Padahal seluruh harta saya jual, tidak sampai sebanyak itu. Saya perkatakan asal Tuhan bersama saya, saya rela, karena saya melakukan semuanya atas dasar mengasihi Tuhan, atas dasar menuruti nubuatan.

Ingat bahwa tidak selamanya apa yang kita alami akan mulus, tetapi iman kita akan terus diuji. Abraham contohnya ketika diperintahkan untuk menuju Kanaan, dia malah mengalami kelaparan bahkan perlu mengungsi ke Mesir. Banyak hal yang tidak kita mengerti tapi kita bisa percaya bahwa akhir dari semuanya pasti baik.

Yang penting jaga mulut kita supaya kita tidak mengebiri janji Tuhan dalam hidup kita. Kalahkan badai di dalam hati kita, supaya kita bisa menghardik badai yang ada di luar kita. Kalau saya terus memikirkan itu, tidak ada jaminan uang itu akan kembali, tetapi ketika saya memilih untuk bersukacita, maka firman Tuhan berkata Mazmur 37:4 dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.

1 Samuel 17:8 Ia berdiri dan berseru kepada barisan Israel, katanya kepada mereka: ”Mengapa kamu keluar untuk mengatur barisan perangmu? Bukankah aku seorang Filistin dan kamu adalah hamba Saul? Pilihlah bagimu seorang, dan biarlah ia turun mendapatkan daku.

Seringkali peperangan yang kita hadapi adalah peperangan pribadi yang harus kita hadapi sendiri dan yang harus kita alami. Kalau kita menang, maka mamon menjadi hamba kita. Mamon ini digambarkan seperti sosok seseorang yang menawarkan 3 keping uang saja tapi bisa membuat manusia bersujud, sesungguhnya mamon memperbudak manusia hanya dengan sesuatu yang kecil, tetapi banyak yang terperdaya.

Di tengah-tengah problematika yang ada, ketika kita menghadapi permasalahan, jangan pernah menolak kesempatan yang Tuhan berikan pada kita untuk berbuat baik, untuk menabur, untuk menolong sesama. Kedewasaan kita dalam Tuhan adalah ketika kita dalam permasalahan yang besar tetapi kita memilih untuk tetap memperhatikan permasalahan orang lain. Karena dengan memperhatikan masalah orang lain, tanpa kita sadari permasalahan kita dapat selesai dengan sendirinya.

Hidup bersama Tuhan & Pegang Janji Tuhan

Hidup dengan Tuhan adalah misteri. Bukan tentang menyelesaikan masalah, tetapi berjalan bersama Tuhan melewati segala masalah. Ketika kita melewati satu masalah dengan tetap bersukacita, masalah-masalah itu akan selesai dengan sendirinya dan bersiaplah dengan masalah yang baru. Melalui satu masalah demi masalah kita memiliki pengalaman dengan Tuhan.

Perjalanan bersama Tuhan ini saya ibaratkan seperti naik roller coaster, anda tahu anda akan aman, meskipun adrenalin anda bergejolak. Memang tidak nyaman ketika naik turun dan diputar-putar di roller coaster, tetapi anda tahu bahwa anda akan aman sampai akhirnya. Dalam menjalani kehidupan ini kita bisa pegang janji Tuhan, karena Dia tidak pernah ingkar janji. Janji pasangan bisa ingkar, janji orangtua bisa ingkar, tetapi Tuhan tidak pernah ingkar janji karena itu mencerminkan pribadiNya.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini