2 Raja-raja 2: 9-10 . 9Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: ”Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: ”Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” 10Berkatalah Elia: ”Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.”
Apa yang diminta Elisa adalah sesuatu yang berat, permintaan Elisa bukanlah perkara yang ringan; hanya ada satu syarat untuk Elisa mendapat apa yang menjadi mimpinya yaitu apabila dia bisa melihat atau tidak. “The way we see the problem is the real problem” – cara kita melihat suatu persoalan merupakan persoalan itu sendiri.
Dalam kisah 12 pengintai contohnya; suatu kidah yang sangat sering kita dengar selama kita menjadi orang Kristen, kita dapat belajar bahwa:
• 10 orang – mayoritas – mengucapkan yang negatif – hasilnya mati dan tidak menikmati tanah perjanjian – orang pesimis adalah orang yang melihat besarnya masalah dalam kesempatan yang ada.
• 2 orang: Yosua dan Kaleb – minoritas – mengucapkan yang positif – hasilnya hidup dan memasuki tanah perjanjian – orang optimis adalah melihat besarnya kesempatan dalam setiap masalah yang ada.
Inilah IMAN (Ibrani 11:1); iman melihat sebagaimana TUHAN melihat artinya iman memilih untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang benar, dari sudut pandang TUHAN, dari sudut pandang Allah. Coba bayangkan bagaimana cara Tuhan melihat sakit penyakit anda? Bagaiaman cara Tuhan melihat kondisi keuangan anda? Bagaimana cara Tuhan melihat kondisi hubungan anda? Bagaimana Tuhan memandang permasalahan anak anda? istri anda? suami anda?
Berikut adalah rumus yang kita perlu perhatikan:
Cara Memandang >> Menentukan Perkataan yang Terucap; Kata yan Terucap Menentukan MENANG/KALAH
Kalau kita mengerti konsep ini maka apapun kondisi dan situasi yang anda sedang hadapi pasti ada JAMINAN KEMENANGAN.
CARA MEMANDANG DESAKAN & HIMPITAN
Mazmur 119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
(TPT) The punishment you brought me through was the best thing that could have happened to me, for it taught me your ways.
Keadaan terdesak dan terjepit ternyata baik bagi orang benar, karena penindasan in justru membuat pemazmur belajar ketetapan Tuhan. Ketika orang lain kepahitan dalam jepitan, tetapi justru bagi pemazmur penindasan itu membuat dia belajar jalan-jalan Tuhan. Permasalahan bisa menjadi guru pengalaman yang terbaik. Ini adalah masalah sudut pandang. Artinya segala sesuatu baik bagi ketika ketika itu membuat kita belajar ketetapan Tuhan. Perkatakan Firman Tuhan, mintalah tuntunan Tuhan dan ajaran Tuhan. Ingat pedang itu bukan untuk menusuk teman tetapi untuk menghadapi setiap permasalahn yang anda sedang hadapi.
CARA MEMANDANG ORANG MISKIN
Mazmur 41:1-4 1Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka. 3Tuhan akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! 4Tuhan membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya.
(TPT) 1God always blesses those who are kind to the poor and helpless. They’re the first ones God helps when they find themselves in any trouble. 2The Lord will preserve and protect them. They’ll be honored and esteemed while their enemies are defeated. 3When they are sick, lying upon their bed of suffering, God will restore them. He will raise them up again and restore them back to health. 4So in my sickness I say to you, “Lord, be my kind healer. Heal my body and soul; heal me, God! For I have confessed my sins to you.”
Ternyata banyak berkat yang terbuka dari keberadaan orang lemah. Ketika kita melihat orang lemah dengan sudut pandang dan paradigma ini maka kita akan mengerti apa yang seharusnya kita lakukan terhadap orang-orang lemah. Tuhan memperhatikan orang yang memperhatikan orang miskin dan lemah; dan yang membutuhkan pertolongan. Bahkan dalam terjemahan TPT dituliskan bahwa orang-orang seperti inilah, orang-orang yang memperhatikan yang lemah dan miskin, yang menjadi prioritas pertama (‘FIRST PRIORITY’) untuk Tuhan tolong. Miliki belas kasihan pada orang-orang miskin, pada orang-orang yang lemah, yang tidak memiliki pertolongan, orang-orang yang tidak memiliki harapan.
Amsal 19:17 Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.
Amsal 28:8 Orang yang memperbanyak hartanya dengan riba dan bunga uang, mengumpulkan itu untuk orang-orang yang mempunyai belas kasihan kepada orang-orang lemah.
(BIMK) Siapa menjadi kaya karena mengambil rente dan mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya, kekayaannya akan jatuh kepada orang yang berbelaskasihan terhadap orang miskin.
(MSG) Get as rich as you want through cheating and extortion, But eventually some friend of the poor is going to give it all back to them.
Dengan cara pikir ini kita akan melihat orang miskin sebagai sumber berkat. Ini hanya bisa dimengerti ketika kita memiliki cara pikir yang benar.
CARA MEMANDANG PENGKHIANATAN
Contoh lain; pengkhianatan adalah sesuatu yang menyakitkan, karena tidak hanya itu hal yang melukai tapi juga karena yang melakukannya pastilah seseorang yang dekat dengan kita. Ketika kita mengalami pengkhianatan, apa yang menjadi respon kita? Respon kita akan sangat tergantung pada cara pandang kita terhadap permasalahan tersebut. Belajar dari Yusuf, ketika dia dikhianati kakak-kakaknya yang dikatakannya adalah
Kejadian 50:20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
(MSG) Don't you see, you planned evil against me but God used those same plans for my good, as you see all around you right now--life for many people.
Kalau kita belajar cara memandang, seperti Tuhan memandang, melihat pengkhianatan seperti cara Yusuf melihat, maka kita akan memiliki cara berpikir yang berbeda. Kita tidak akan mendendam, kita tidak akan sakit hati.
Amsal 27:17 Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.
(MSG) Iron sharpens iron; so a man sharpens the countenance of his friend [to show rage or worthy purpose].
Kata menajamkan ternyata memiliki makna yang lebih dalam; ketajaman berbicara tentang produktifitas, efektifitas, dan keadaan yang lebih baik; dan untuk bisa tajam kita perlu diasah artinya kita tidak dapat hidup seorang diri. Kita perlu ditajamkan oleh orang-orang sekitar kita dan ini semua membuat kita semakin produktif, efektif, dan menjadi lebih baik.
Mazmur 66:10-12 10Sebab Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak. 11Engkau telah membawa kami ke dalam jaring, mengenakan beban pada pinggang kami; 12Engkau telah membiarkan orang-orang melintasi kepala kami, kami telah menempuh api dan air; tetapi Engkau telah mengeluarkan kami sehingga bebas.
(MSG) He trained us first, passed us like silver through refining fires, Brought us into hardscrabble country, pushed us to our very limit, Road-tested us inside and out, took us to hell and back; Finally he brought us to this well-watered place.
(TPT) 10O Lord, we have passed through your fire; like precious metal made pure, you’ve proved us, perfected us, and made us holy. 11You’ve captured us, ensnared us in your net. Then, like prisoners, you placed chains around our necks. 12You’ve allowed our enemies to prevail against us. We’ve passed through fire and flood, yet in the end you always bring us out better than we were before, saturated with your goodness.
Cara pandang yang benar akan membuat kita melakukan dan meresponi apa yang kita hadapi dengan benar. Dengan cara pandang yang benar kita tidak takut dengan desakan dan himpitan, kita tidak memandang rendah orang yang lemah dan miskin, dan kita tidak mudah sakit hati ketika pengkhianatan kita alami.