Bacaan: 1 Samuel 17:1-23
Ketika Saul dan segenap orang Israel mendengar perkataan orang Filistin itu, maka cemaslah hati mereka dan sangat ketakutan. (1Sam. 17:11)
Pernahkah Anda merasa cemas? Misalnya, cemas terlambat ke kantor di tengah macetnya lalu lintas? Atau, cemas ketika umur bertambah dan penampilan fisik tak lagi sesempurna dulu?
Rasa cemas adalah bagian dari emosi normal manusia. Sebagai manusia, rasanya, setiap orang pernah mengalami kecemasan tak terkecuali Saul dan segenap orang Israel di masa peperangan melawan bangsa Filistin. Menurut penelusuran sejarah, gambaran mengenai Goliat yang menantang bangsa Israel itu tidaklah berlebihan. Diketahui tingginya memang sekitar 3 meter, berat baju zirahnya sekitar 57 kg, berat mata tombaknya sekitar 7 kilogram (1Sam. 17:4-7). Selain itu, Goliat pun menantang mereka untuk melakukan perkelahian satu lawan satu (1Sam. 17: 10). Wajar jika tidak ada orang Israel yang berani menghadapi Goliat sebab tidak ada yang seimbang secara fisik. Akan tetapi, meski melalui jalan yang panjang, toh kecemasan dan ketakutan segenap bangsa Israel itu diubahkan Allah melalui iman dan keberanian Daud.
Melalui kisah kecemasan yang terjawab dengan kemenangan ini, firman Tuhan hendak menyatakan kepada kita bahwa kecemasan mungkin saja menjadi hal yang tidak dapat terhindarkan dalam perjalanan kehidupan umat percaya. Mungkin juga harus melalui proses panjang untuk melewatinya. Namun, yang perlu dikembangkan bukanlah kecemasan itu, melainkan iman dan pengharapan kepada Allah.
DOA:
Tuhan, mampukanlah kami melihat jalan keluar yang Tuhan sediakan sehingga kami dapat mengatasi kecemasan kami. Amin.