Bacaan: Kolose 2:6-15
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita.
Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. (Kolose 2:6)
Sepasang calon mempelai berdebat saling mengoreksi ucapan janji perkawinan yang akan mereka nyatakan kelak. “Kamu kurang kata ‘dalam waktu’,”seru mempelai wanita. Saat mempelai wanita melafalkan bagiannya, mempelai pria balik mengoreksi, “Lho, kata ‘aku berjanji’-nya mana?” Sang pendeta yang mengamati perdebatan itu tersenyum dan menenangkan mereka. “Tenang, jangan tegang. Janji itu nanti bisa dihafal. Justru yang paling penting adalah bagaimana kalian berdua melakukan janji pernikahan itu.”
Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat Kolose agar tetap hidup di dalam Kristus. Jangan sampai kehidupan iman hanya menjadi romantisme sesaat. Menggebu-gebu di awal lalu kemudian menjadi loyo. Kehidupan iman itu harus dijaga dengan komitmen dan integritas. Hal itu terwujud dalam kehidupan yang diperjuangkan agar lepas dari kebiasaan dosa, pola hidup lama yang penuh takhayul, dan ajaran-ajaran kosong. Paulus menggunakan analogi sunat yang menjadi tanda perjanjian Allah dengan umat Yahudi. Sebagai umat perjanjian baru, mereka pun telah disunat dalam Kristus. Keberdosaan manusia lama telah dibuang bersama Kristus yang mati, kemudian dibangkitkan bersama Kristus yang hidup, sehingga kehidupan umat perjanjian baru adalah kehidupan manusia baru.
Hidup sebagai manusia baru berarti sebuah proses pertobatan yang terus menerus dilakukan dan sebuah perjuangan iman untuk tetap setia dalam Kristus. Maka sebagai manusia baru, marilah kita hidup berkomitmen dan berintegritas kepada Kristus sampai akhir.
REFLEKSI:
Masih ingatkah pada janji baptisan kita? Bagaimana dengan komitmen kita akan janji itu selama ini?