Kita perlu tahu dan menyadari bahwa segala sesuatu di dalam alam roh berhubungan erat dengan leveling, atau tingkatan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah porsi tuaian: apakah anda menginginkan 30x, 60x, 100x; ini tergantung seberapa besar harga yang anda bayar dan komitmen anda untuk mengerjakan apa yang Tuhan telah percayakan. Tidak hanya itu dalam mengejar kehendak Bapa pun, kita diperhadapkan pada tingkatan baik, berkenan, dan sempurna:
Roma 12:2 (TB) Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Ini artinya, pelipatgandaan kehidupan yang telah Tuhan percayakan tidak lagi bergantung pada Tuhan -- karena apa yang telah di kerjakannya sudah "SELESAI", "TETELESTAI"-- namun hal ini bergantung pada kita sebagai hamba yang dipercayakan. Perumpamaan tentang 10 hamba yang masing-masing dipercayakan 1 mina pun mengajarkan kita tentang leveling dan kesetian seseorang terhadap apa yang tuannya percayakan (Lukas.19:11-27). Ada yang kembali dengan 10 mina dan dipercayakan 10 kota, lalu ada yang menghasilkan 5, tetapi ada hamba yang jahat yang tidak mengerjakannya maka minanya diambil dan diberikan kepada yang menghasilkan 10 (ay.22-24).
Dengan memahami hal ini, kita akan mengerti bahwa apa yang diterima setiap orang itu sesuai dengan apa yang dikerjakan dan diusahakannya. Anda tidak bisa iri kepada orang yang menerima lebih, karena orang-orang tersebut pastinya membayar harga yang lebih untuk apa yang mereka nikmati. Justru kita harus belajar dari orang-orang seperti ini, keteguhan hati, kegigihan, kesetiaan, dan iman.
Meskipun berbeda konteks, dalam pembelajaran "Angel: God's Secret Agents" ternyata konsep yang sama juga ada dan berlaku. Sebelum kita masuk dan mempelajari lebih dalam tentang Malaikat Tuhan, kita lihat ayat berikut:
Efesus 6:12 (TB) karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Hal pertama, yang perlu kita pahami adalah jangan salah fokus. Peperangan kita bukanlah melawan manusia, bukan melawan darah dan daging, bukan melawan yang kelihatan kasat mata, tetapi peperangan yang sesungguhnya adalah melawan si iblis.
Hal kedua, ternyata iblis memiliki pangkat. Dalam dunia roh, si jahat pun memiliki kelas-kelas, memiliki ranking. Jelas dituliskan tingkatan-tingkatan tersebut:
#1. Pemerintah (Principalities),
#2. Penguasa,
#3. Penghulu, dan
#4. Roh-roh jahat
Seringkali kita salah fokus, dan berpikir bahwa musuh kita adalah sesama kita. Padahal sebenarnya, roh yang menggangulah yang kita perlu dan sedang kita perangi. Dalam 1 Samuel 16:14-23, kita dapat membaca kisah Saul dan Daud. Daud sadar bahwa yang di hadapinya bukanlah Saul, tetapi roh yang mengganggunya.
1 Samuel 16:23 (TB) Dan setiap kali apabila roh yang dari pada Allah itu hinggap pada Saul, maka Daud mengambil kecapi dan memainkannya; Saul merasa lega dan nyaman, dan roh yang jahat itu undur dari padanya.
Dengan mengerti ini, kita tidak lagi menyerang pribadi orang tersebut, tetapi sebaliknya, kita malahan mengasihani orang tersebut karena mereka terbelenggu dan dipengaruhi oleh roh yang menganggu. Kita tidak membenci orang tersebut, tetapi mendoakan dengan mengikat roh yang menggangu.
Apapun roh itu, segala sesuatu yang tidak berasal dari Tuhan tujuannya hanya satu: menghalangi kehendak Allah untuk terjadi dalam kehidupan seseorang. Kalau mereka tidak bisa membinasakan tujuan itu, mereka akan berusaha membunuh, dan ketika mereka tidak berhasil membunuh mereka minimal berusaha mencuri kehendak Allah itu (Yohanes.10:10).
Roh-roh ini adalah lawan dari malaikat karena apa yang sebenarnya menjadi tugas malaikat hanya satu: supaya kehendak Allah terjadi sempurna. Apapun yang bisa dipakai menjadi senjata iblis untuk menggagalkan rencana Allah, pasti akan dipakainya termasuk memakai manusia. Sebaliknya apapun yang menjadi senjata Tuhan untuk menggenapi rencanNya, Dia pasti akan kerahkan dan kerjakan, termasuk memerintahkan malaikat-malaikatNya dalam penugasan penggenapan janji-janjiNya.
Dan seringkali iblis akan memakai yang terlemah menjadi alatnya. Maka kita pun harus menyadari bahwa kita juga berpotensi dipakai oleh iblis untuk menyerang sesama kita. Oleh sebab itu, ketika kita ditegur, jangan baper. Ketika ada orang yang mengingatkan kita, jangan sakit hati. Sadarilah bahwa mungkin saja kita sedang dipakai di jahat untuk mengagalkan rencana Tuhan.
Setelah mengerti kebenaran ini, mari kita lihat lebih dalam tentang tingkatan-tingkatan dan tugas utama malaikat-malaikat Allah yang tertulis di dalam Alkitab.
Yudas.1:9 (TB) Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ”Kiranya Tuhan menghardik engkau!”
1 Tesalonika 4:16 (TB) Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit
Daniel.10:13 (TL) Tetapi penghulu kerajaan Farsi itu adalah berdiri merintangi aku dua puluh satu hari lamanya, maka sesungguhnya Mikhael, seorang dari pada segala penghulu yang terbesar itu, sudah datang membantu aku, tetapi aku tinggal di sana lama begitu serta dengan raja-raja Farsi.
Kita telah membaca bahwa tingkatan tertinggi iblis adalah penghulu (principalities); maka kita pun melihat bahwa tingkatan tertinggi malaikat Allah pun juga pernghulu. Dan jelas ditulis di dalam Alkitab bagaimana penghulu terbesar malaikat diperintahkan Allah untuk menghadapi penghulu kerajaan di jahat.
Yesaya.6:2-7 (TB) 2Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang. 3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: ”Kudus, kudus, kuduslah Tuhan semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” 6Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah. 7Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: ”Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”
Dalam Yesaya jelas dituliskan dua tugas utama Serafim, yaitu:
#1. Menyembah Tuhan di dalam kemuliaan (ay.3), dan
#2. Memurnikan kesalahan dan dosa (ay.6) -- dalam terjemahan Inggris dituliskan dosa dan rasa bersalah (guilt). Seringkali kita sadar bahwa dosa kita telah diampuni, tetapi kita masih memiliki perasaan bersalah. Maka ketika Serafim ditugaskan untuk memurnikan, rasa bersalah itupun juga dihapuskan.
Yesaya 61:10a (TB) Aku bersukaria di dalam TUHAN, jiwaku bersorak-sorai di dalam Allahku, sebab Ia mengenakan pakaian keselamatan kepadaku dan menyelubungi aku dengan jubah kebenaran, ..."
Sadarkah anda bahwa hal pertama yang Tuhan berikan kepada Adam dan Hawa ketika mereka jatuh dalam dosa adalah "pakaian," "jubah." Mengapa keselamatan dan kebenaran itu digambarkan sebagai pakaian? karena ketika manusia jatuh dalam dosa, mereka berada dalam ketelanjangan. Artinya ketika seseorang berada di dalam dosa, tidak hanya dosa itu saja yang mengikat, tetapi juga ketelanjangan. Itulah sebabnya Tuhan memberikan pakaian dan jubah, dengan itulah Dia menutupi dosa dan malu kita, menutupi kesalahan dan rasa bersalah kita.
Kejadian.3:24 (TB) Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Yehezkiel.10:14 (TB) Masing-masing mempunyai empat muka: muka yang pertama ialah muka kerub, yang kedua ialah muka manusia, yang ketiga ialah muka singa dan yang keempat ialah muka rajawali.
Alkitab jelas menuliskan dalam kitab Yehezkiel bentuk Kerub, dan bagaimana dia ditugaskan untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan tetapi juga melakukan tugas-tugas lainnya (baca: Kitab Yehezkiel)
4.1. Malaikat Penguji Kemurahan Hati
Ibrani 13:2 (TB) Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
Ada malaikat-malaikat yang Tuhan perintahkan untuk berjalan-jalan di bumi dalam penugasan dan salah satunya untuk menguji kemurahan hati kita. Jangan-jangan anda sudah sering berjumpa dengan malaikat hanya saja anda tidak menyadarinya.
Ketika hidup kita penuh dengan kemurahan dan belas kasihan, percayalah bahwa anda telah menjumpai dan memberkati malaikat tanpa anda sadari.
4.2. Malaikat Pelayan
Ibrani.1:14 (TB) Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?
Jelas kitab Ibrani mencatat bahwa malaikat ditugaskan untuk melayani umat Allah, umat yang menerima keselamatan.
4.3. Malaikat Mimpi
Dalam hal ini, Malaikat Tuhan ditugaskan untuk menjumpai seseorang dalam mimpi baik untuk memberi peringatan atau memberikan arahan. Kisah yang tercatat yang cukup populer adalah ketika Malaikat menjumpai Yusuf untuk menikahi Maria.
Matius 1:20 (TB) Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: ”Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.
Salah satu pelajaran tentang dunia mimpi dari seorang hamba Tuhan yang bernama Paul Sanyanghore; menjelaskan bahwa alam mimpi merupakan alam yang netral. Artinya apakah kita akan berada pada alam mimpinya Allah (yang baik) atau alam di jahat (yang buruk).
Apa yang menentukan alam mana yang kita masuki adalah hal terakhir yang kita lihat, dengar, dan lakukan sebelum kita tidur. Hal ini terjadi karena hal terakhir yang kita lakukan sebelum tidur itu seperti jubah yang kita kenakan untuk masuk ke alam roh. Perhatikan konsumsi
4.4. Malaikat Pelindung
Daniel.6:23 (TB) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”
Dalam kisah Daniel di gua singa, kita melihat jelas bahwa Allah mengirimkan malaikatNya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu. Malaikat Allah ditugaskan untuk melindungi umatNya.
4.5. Malaikat Pembawa Pesan
Dalam kisah Zakharia, ayah Yohanes pembaptis (Lukas.1:5-25), malaikat diutus untuk menyampaikan kabar kehamilan istrinya dan kelahiran anaknya, bahkan perintah untuk menamai anaknya "Yohanes"
Lukas.1:11-13,19 (TB) 11Maka tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran ukupan. 12Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. 13Tetapi malaikat itu berkata kepadanya: ”Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes. 19 Jawab malaikat itu kepadanya: ”Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara dengan engkau dan untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu.
Lalu sekarang apa yang menjadi tugas dan bagian kita?
Efesus.6:13-18 (TB) 13Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. 14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, 15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; 16dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, 17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, 18dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus,
Kita harus terus mempersiapkan diri kita untuk senantiasa siap. Mengenakan senjata Allah supaya tetaop terlindung, kuat dan teguh menghadapi serangan panah si iblis. Kita tidak boleh lengah, tetapi kita justru harus terus waspada dengan apa yang ada dihadapan kita. Supaya ketika kemenangan itu sudah di raih kita tetap teguh berdiri dan kuat menjarah dari apa yang telah dimenangkan oelh Tuhan dan Malaikat-malaikatNya.
Adalah suatu kekonyolan dan kebodohan ketika malaikat telah memenangkan peperangan bagi kita tetapi kita didapati tergeletak kalah terkena panah si jahat hanya karena kita tidak waspada, tidak mengenakan selengkap senjata Allah, tidak siap. Maka, terus latih diri beribadah, terus latih diri siap, dan nantikan kemenangan Allah itu terjadi dalam kehidupan kita.
1 Timotius 4:8 (TB) Latihan badani terbatas gunanya, tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji, baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang.