Nas Markus 12:38-44
Pembaca sekalian, Indonesia termasuk ke dalam negara yang paling religius di dunia yakni negara dengan penduduk yang memiliki kepercayaan religius kepada Allah, setia mempraktikkan kepercayaan religius tersebut, dan hidup sesuai dengan aturan-aturan moral agama. Nah, menurut sebuah survei dari majalah CEOWORLD pada tahun 2024, negara paling religius di dunia adalah Somalia. Indonesia ada di mana? Indonesia ternyata masuk ke dalam peringkat yang tinggi yakni peringkat ke tujuh dari 148 negara yang disurvei. Hal ini tidak heran karena Indonesia sendiri menempatkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dalam Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia.
Dengan penduduk yang sangat religius maka ada kemungkinan yang sangat besar orang-orang menggunakan kesalehannya untuk mendapat keuntungan pribadi. Hal ini terjadi kepada ahli-ahli Taurat pada masa Yesus Kristus seperti yang kita baca dalam perikop ini. Ahli-ahli Taurat, sebagai pemimpin-pemimpin agama yang religius dan ahli dalam soal-soal keagamaan, menggunakan kesalehan pribadi untuk kepentingan diri sendiri. Tuhan Yesus mengatakan bahwa mereka suka menggunakan jubah panjang agar gampang terlihat dan diperhatikan orang lain. Mereka juga suka menerima pujian dan penghormatan dari orang-orang ketika mereka ada di tempat-tempat umum seperti di pasar. Mereka juga suka duduk di tempat terhormat baik di dalam pertemuan religius maupun dalam perjamuan-perjamuan. Bahkan ada di antara ahli Taurat yang menggunakan kepercayaan umat percaya yakni orang Israel untuk mendapatkan keuntungan pribadi dengan mengelabui janda-janda yang berharta untuk mendapatkan harta mereka. Ahli-ahli Taurat beragama untuk kepentingan diri sendiri.
Pembaca yang terkasih, oleh Tuhan Yesus, kesalehan ahli-ahli Taurat ini dikontraskan dengan seorang janda yang miskin (ay. 42). Janda miskin ini masuk ke dalam ruangan besar yang terbuka untuk para wanita di Bait Allah. Di sini janda miskin tersebut mempersembahkan dua koin yang paling kecil yang ada pada masyarakat pada masa itu. Dua koin tersebut berharga 1/32 dari upah buruh satu hari yakni kira-kira 7.000 rupiah pada saat ini. Jumlah uang yang sangat kecil sekali. Tetapi Tuhan Yesus justru memuji apa yang diberikan oleh janda miskin tersebut. Karena pemberian tersebut diberikan berdasarkan kemiskinan dia dan dua uang tembaga itu adalah nafkah dia untuk hari itu. Ini kontras dengan orang kaya yang memberikan uang banyak tetapi dengan simpanan yang masih banyak pula. Janda ini sanggup memberikan persembahan yang berasal dari kemiskinan dia karena dia memberikan dari hati yang mengasihi Allah. Hasrat hati dia yang terdalam ditujukan kepada Allah yang sudah lebih dahulu mengasihi dia. Dengan jalan memberikan persembahan dari kemiskinan dia maka dia sudah memperlihatkan bagaimana perintah terutama dalam firman Allah yakni mengasihi Allah dengan seluruh keberadaan kita (Mrk. 12:30) dipraktikkan. Mari kita beragama dengan hati yang mengasihi Allah.