Pandemi Covid 19 hingga saat ini belum berakhir. Bahkan, di Indonesia saat ini diyakini sedang mengalami gelombang kedua (second wave) pandemi Covid 19. Bagaimana tidak, kasus harian status positif Covid di Indonesia per 27 Juni mencapai 21.095 orang dan total kasus hingga saat ini sudah mencapai 2,12 Juta orang. Pemerintah tentunya bekerja keras untuk menangani situasi ini. Salah satu upaya yang terus dilakukan adalah memastikan supaya vaksinasi segera diterima oleh mayoritas warga negara supaya tercipta kekebalan komunitas yang sering dikenal dengan sebutan “herd immunity” dengan harapan Covid 19 sama halnya dengan penyakit lainnya. Tidak dianggap sebagai pandemi lagi tetapi menjadi endemi. Penyakit biasa yang tidak perlu dianggap seserius sekarang. Contohnya, pemerintah Singapura yang sudah memutuskan bahwa Covid 19 tidak lagi dianggap penyakit yang perlu ditakuti. Berdamai dan hidup dengan Covid 19 itu seruan mereka kepada warga negaranya dan bagi pendatang ke negaranya.
Ditengah hiruk pikuk program vaksinasi pemerintah, ternyata penolakan terhadap vaksin ini juga banyak terjadi dikalangan Kristen. Pandangan bahwa program vaksinasi dihubungkan dengan persiapan masa Antikristus tidaklah jarang tersebar diberbagai media sosial. Bahkan, tidak sedikit hamba Tuhan dan orang-orang percaya yang berpandangan bahwa keberadaan vaksin ini adalah bagian dari penggenapan di kitab Wahyu bahwa Dajjal atau Antikristus sedang membangun kerajaannya. Para Elit Global atau Globalis sedang mempersiapkan segala sesuatu untuk mempersiapkan kerajaan Antikristus ini. Covid 19 adalah bagian dari konspirasi para elit yang kemudian dengan pandemi ini maka dunia dan isinya akan dikuasai dan dikontrol oleh sistem yang mereka bangun. Tentu berpendapat begini sah-sah saja sebagai bagian dari Hak Asasi Manusia. Menolak program vaksinasi memang tetap dihargai sebagai sikap individu. Tetapi atas nama kepentingan umum dan keselamatan warga dari pandemi, negara juga berhak memberikan sanksi. Hidup bernegara ada tatanan dan aturan. Namun, pertanyaannya adalah apa kata Firman tentang hal ini? Benarkan divaksin itu berdosa? Benarkan divaksin itu sama artinya kita mendukung program Antikristus ? Benarkah kita mengingkari iman percaya kita ketika kita ikut divaksinasi? Kita akan mengurainya dan mencermati apa yang Alkitab katakan tentang itu.
Kebetulan saya bergabung disalah satu grup yang temanya adalah penolakan vaksin karena bagian dari program Antikristus. Banyak cuplikan video dan beberapa pandangan hamba Tuhan yang dibagikan digrup tersebut. Ada pula beberapa penglihatan dan mimpi yang dianggap itu bagian dari nubuatan dan penglihatan bahwa vaksinasi adalah bagian dari penggenapan akhir zaman dalam wahyu. Kebenarannya adalah bahwa memang saat ini adalah masa-masa zaman akhir. Untuk ini Yesus dimasa hidupnya pernah mengajar soal akhir zaman itu bagaimana dan seperti apa (Bacalah Matius 24) Bahkan Yesus meminta kita untuk senantiasa berjaga-jaga dan waspada.
“Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga, dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga. (Matius 24:42-44)”
Salah satu alasan penolak vaksin menyebutkan bahwa vaksinasi adalah strategi untuk para elit global akan menguasai dan mengendalikan para penerima vaksin. Diyakini bahwa ada Micro Chip yang ditanamkan didalam tubuh manusia ketika mereka divaksinasi. Walapun secara rasional hal ini sukar dimengerti bahwa melalui cairan yang disuntikkan di badan penerima vaksin ada Micro Chip, pendapat ini banyak diterima juga oleh orang Kristen, paling tidak orang-orang yang bergabung di grup penolak vaksin yang saya ikuti tersebut. Namun, bagi saya pribadi, bahwa data penerima vaksin itu akan terlacak itu dapat saya terima dan itu masuk akal. Karena memang jika kita menerima vaksin, maka kita akan menerima sertifikat vaksin yang disertifikat tersebut ada barcode dan code register kita yang sudah menerima vaksin.
Meresponi pendapat dan komentar hal sedemikian, saya pernah berdialog didalam grup tersebut. Saya bertanya, apakah semua yang ada didalam grup ini memiliki e-KTP? Memilki SIM? ATM? Sim Card Nomor Ponsel? dan kartu elektronik lain yang merupakan menuliskan identitas kita? Jika jawabannya adalah Iya, maka selamat semua kita yang ada digrup ini akan sangat mudah dilacak dimanapun kita berada dan kapan pun kita akan dilacak yang berkepentingan dengan kita. Coba liat para kriminal yang melakukan kejahatan. Ketika mereka meninggalkan sidik jari, punya KTP bahkan nomer Hp, maka dengan sangat mudah ditemukan Polisi untuk kemudian dilacak keberadaannya. Tidak jarang para penjahat bingung mengapa dengan mudah mereka ditemukan aparat penegak hukum. Coba liat yang punya akub FB, IG atau akun apapun itu di media sosial, ketika mereka melanggar hukum di Media Sosial maka dengan sangat mudah juga mereka ditangkap oleh Polisi. Bahkan coba cek ponsel saudara, ada berapa sms masuk dari pinjaman online yang menawarkan jasa? Berapa sms yang masuk mencoba menipu saudara? Semua data kita telanjang bukan? Nah, itulah resiko perkembangan teknologi yang sangat masif saat ini. Ini adalah era digital. Semua serba digital dan kita hidup di tengah peradaban ini. Pertanyaannya adalah berdosakah menggunakan teknologi? Jika berdosa, lihatlah bagaimana teknologi sangat memudahkan pelayanan Injil bahkan penggembalaan orang-orang percaya di era pandemi ini. Lihatlah perluasan Injil di berbagai tempat oleh kemajuan teknologi yang ada. Kesimpulannya adalah peradaban berkembang, manusia berkembang tetapi Allah tetaplah Allah yang berkuasa atas segala sesuatu yang ada di sorga dan di bumi.
Proses vaksinasi ditengah pademi Covid saat ini tentunya menggunakan dan mengandalakan teknologi yang ada. Tampaknya berlebihan jika kita mengklaim vaksinasi adalah bagian dari upaya pelacakan atau mendikte kehidupan kita. Faktanya tanpa vaksinasi, ketika saudara punya akun media sosial, ada punya e-KTP dan kartu-kartu lain yang disebutkan diatas, maka sebenarnya kehidupan saudara sedang terbuka dan bebas dililihat oleh siapapun. Kapan saja orang bisa menemukan saudara dimana dan sebagiaan aktivitas digital saudara akan terekam menjadi jejak digital yang tanpa sadar, saudara sedang didikte juga. Jika ingin menolak vaksinasi, maka hapuslah semua akun media sosial saudara dan jangan mau pake e-KTP dan hapus nomer ponsel suadara, karena dengan demikian saudara akan tetap terlacak bagi orang yang berpentingan ingin melacak saudara.
- Bersambung -
Iman Pasu Purba
Fasilitator Campus Peace Movement