Reborn
  
Memimpin Seperti Yesus 3
Dipublikasikan pada 10 Mei 2023
4 min baca

Bacaan : Ayub 19:1–21:34

Perspektif pemimpin

Teman-teman Ayub terus berbicara 'omong kosong' dan 'tipu belaka’ (21:34). Mereka berusaha menghibur Ayub dengan 'perkataan hampa dan tipuan belaka' (Ay.34).

Di sisi lain, kita melihat perjuangan nyata Ayub dengan penderitaannya sendiri. Berbeda dengan analisis sederhana dari teman-temannya, dia melihat bahwa dunia sangat kompleks. Dalam kehidupan ini ada banyak ketidakadilan. Dia berseru, 'Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat? ... Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang mati.’ (Ay.7,13).

Jangan terkejut bahwa terkadang ada orang-orang yang sepenuhnya menolak Tuhan. Mereka berkata kepada-Nya: 'Tetapi kata mereka kepada Allah:Pergilah dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-Mu. Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?' (Ay.14–15). Namun, mereka tampaknya menjalani kehidupan yang sejahtera dan damai.

Alkitab tidak pernah mengatakan bahwa 'orang fasik' akan menerima keadilan dalam kehidupan ini. Kadang-kadang mereka melakukannya, tetapi di lain waktu, mereka tampaknya lolos begitu saja. Jangan terkejut jika Anda melihat ‘orang fasik’ menghabiskan tahun-tahun mereka dalam kemakmuran. Jangan terkejut jika Anda melihat penderitaan 'tak berdosa'. Tuhan tampaknya mengizinkan keduanya dalam hidup ini. (Ini bukan berarti bahwa kita seharusnya berpuas diri atas ketidakadilan atau penderitaan orang yang tidak bersalah, tetapi kita harus melakukan semua dalam kekuatan kita untuk memerangi keduanya.)

Namun, hidup ini bukanlah akhir dari segalanya. Tuhan adalah Empunya kekekalan yang menempatkan sesuatu yang benar. Ayub melihat sekilas – dengan cara yang unik dalam Perjanjian Lama - harapan masa depan kita:

‘Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit megatasi bumi. Juga sesudah kulit tubuhku sangat rusak, tanpa dagingkupun aku akan melihat Allah’ (19:25-26).

Wawasan Ayub melambangkan harapan Perjanjian Baru tentang kebangkitan dan kehidupan kekal. Seorang pemimpin yang saleh memiliki perspektif kekal, yang memberikan dimensi yang sama sekali berbeda dengan kepemimpinan Kristen.

Bayangkan seseorang yang penting datang mengunjungi rumah Anda. Anda mungkin akan melakukan beberapa persipaan. Anda akan mempersiapkan diri. Anda akan memastikan orang lain di rumah sudah siap, dan Anda akan memastikan bahwa rumah itu sendiri juga sudah siap, terlihat bersih, dan rapi.

Seorang pemimpin Kristen memiliki perspektif kekal dan berharap bahwa, 'Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu' (Ay.25). Berfokuslah untuk mempersiapkan diri, persiapkan juga orang lain (evangelisasi, pemuridan, dan penggembalaan) dan persiapkan rumah (revitalisasi gereja dan transformasi masyarakat). Kepedulian ini tidak hanya terbatas pada para pemimpin gereja. Para pemimpin Kristen di seluruh bidang pekerjaan dan masyarakat harus memiliki tiga dimensi mendasar yang tertanam dalam pikiran, keputusan, dan tindakan mereka.

Selanjutnya, perspektif ini harus mengubah sikap Anda terhadap rencana dan tujuan Anda. Ketika situasi tidak berjalan seperti yang diharapkan, karena ketidakadilan individu atau organisasi atau sistem, Anda masih dapat mempercayai fakta bahwa suatu hari nanti, keadilan akan menang mutlak.

Mari berdoa : Tuhan, terima kasih bahwa suatu hari aku akan 'menyaksikan Tuhan dengan mataku sendiri' (Ay.27). Bantu aku untuk hidup setiap hari dengan perspektif kekal ini. Bantu aku untuk menjadi seperti Yesus dan memimpin seperti Yesus.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini