Setiap dari kita pasti suka dengan hal-hal yang luar biasa, hal-hal yang spektakuler – kita suka menonton sulap, wahana hewan yang beratraksi, dan hal-hal lain yang tidak biasa kita lihat. Tetapi anehnya, dalam kerohanian kita, ketika kita mengalami hal yang spektakuler – respon kita seringkali mempertanyakan hal tersebut. Beberapa dari kita bahkan tidak percaya akan apa yang Tuhan kerjakan dengan spektakuler, beberapa dari kita mempertanyakan hal-hal yang spiritual.
Ada banyak hal yang terjadi di dalam Firman Tuhan, hal-hal yang tidak biasa, hal-hal yang melebihi dan mengatasi hukum alam, inilah pentingnya pembacaan Firman, supaya kita mengerti betapa luar biasanya Tuhan kita. Sehingga melalui pengetahuan dan pengenalan ini membuat iman dan kerohanian kita bertumbuh. Hari ini kita akan belajar hal-hal spektakuler yang Tuhan kerjakan, danpercayalah bahwa Dia Allah yang sama yang tetap melakukan mujizat sampai hari ini.
ALLAH MEMBELAH LAUT DAN MEMBUAT JALAN
Keluaran 14:21-22 21Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu Tuhan menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. 22 Demikianlah orang Israel berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering; sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka.
Bayangkan kalau kita berada dalam kondisi ini, saya pribadi pasti akan terkagum dan tercengang dengan apa yang Tuhan kerjakan, diwaktu yang bersamaan pasti takut dengan apa yang saya lihat – air yang menjadi tembok di kanan dan kiri. Bayangkan kita seperti bangsa Israel, dalam kondisi terjepit, pasukan Mesir yang kuat mengejar di belakang dan di depan adalah Laut Teberau/ Laut Merah, kanan-kiri mereka seperti tidak ada harapan hanya padang gurun sejauh mata memandang.
Dalam keadaan terjepit ini, Musa yang melihat didepannya laut membentang, seperti tidak ada jalan bagi Bangsa Israel, yang lebih parah lagi Bangsa Israel mulai menggerutu – bukannya mendapat dukungan, Musa malahan menerima hujatan dan cercaan dari bangsanya sendiri. Yang dilakukan Musa adalah dia memilih untuk melihat dan memandang kepada Tuhan, meminta pertolongan Tuhan. Ditengah-tengah bangsa yang melupakan karya ajaib tangan Tuhan yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir, Musa mencari pertolongan dan melayangkan pandangannya hanya kepada Tuhan. Bangsa Israel sangat mudah melupakan karya Tuhan yang spektakuler yang mereka sudah lihat dengan mata mereka sendiri ketika Tuhan mengirimkan 10 tulah kepada bangsa Musir. Mereka tidak lagi melihat tangan Tuhan yang Maha Kuasa dalam keadaan seperti ini.
Tuhan menjawab gerutuan mereka dengan ”Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku?..” di ayat ke 15 – pertanyaan Tuhan menjawab gerutuan mereka seperti menyiratkan pernyataan yang tegas “apakah kamu lupa dengan pertolonganKU?”, “apakah kamu tidak percaya bahwa Aku mampu menyelamatkan kamu seperti yang sudah-sudah?”. dan kita tahu akhir kisah ini, Tuhan menyelamatkan umatNya pada waktuNya yang tidak pernah terlambat, Dia memerintahkan Musa untuk mengangkat tongkatNya.
Perhatikan bahwa ada langkah iman yang Musa harus lakukan yaitu ‘Mengangkat Tongkatnya’; disini Musa membayar harga dengan ketaatan. Dan ketika Musa melakukan bagiannya dan membayar harganya; maka Tuhan yang membuat mujizat membelah laut dan membuat jalan yang kering untuk dilalui Bangsa Israel.
Kita perlu bayar harga untuk melihat hal yang spektakuler dalam hidup kita
Apa yang dialami Bangsa Israel ini menggambarkan kehidupan perjalanan kita besama Tuhan. Berapa kali dalam hidup kita, Tuhan sudah menolong dan Dia melakukan mujizatNya, membuat jalan bagi kita dan melakukan kemustahilan-kemustahilan, tetapi seringkali ketika kita menghadapi permasalahan lagi, kita masih sering takut bahkan menggerutu? Hari ini percayalah kepada Tuhan, Dia yang melakukan kebaikan Tuhan di tahun-tahun yang lalu, Dia juga Allah yang akan membawa kita untuk mengalami kebaikan-kebaikanNya di tahun ini. Ingat bahwa apapun yang Tuhan ijinkan kita lewati tidak pernah melampaui kekuatan kita. Jangan Takut.
RUNTUHNYA TEMBOK YERIKHO
Yosua 6:3-5,20 3Haruslah kamu mengelilingi kota itu, yakni semua prajurit harus mengedari kota itu sekali saja; demikianlah harus engkau perbuat enam hari lamanya, 4dan tujuh orang imam harus membawa tujuh sangkakala tanduk domba di depan tabut. Tetapi pada hari yang ketujuh, tujuh kali kamu harus mengelilingi kota itu sedang para imam meniup sangkakala. 5Apabila sangkakala tanduk domba itu panjang bunyinya dan kamu mendengar bunyi sangkakala itu, maka haruslah seluruh bangsa bersorak dengan sorak yang nyaring, maka tembok kota itu akan runtuh, lalu bangsa itu harus memanjatnya, masing-masing langsung ke depan.” 20 Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu.
Kita tahu bahwa Tembok Yerikho tidak runtuh secara alami. Tembok Yerikho tidak runtuh dengan usaha manusia, bukan juga dengan alat-alat yang dibuat manusia, atau dengan cara-cara yang natural lainnya. Tuhan perintahkan Bangsa Israel untuk mengitari, mengelilingi tembok ini, dan meniup sangkakala serta bersorak-sorai. Ketika Bangsa Israel melakukan apa yang menjadi perintah Tuhan, maka tangan Tuhan yang Maha Kuasa tiba-tiba meruntuhkan tembok itu.
Hal penting yang Tuhan ajarkan adalah kuasa pujian dan penyembahan yang mendatangkan kemenangan dan menghasilkan hal-hal yang spektakuler. Seringkali dalam menghadapi kebingung, saya hanya bisa duduk diam, memuji dan menyembah Tuhan – tidak ada hal lain yang saya bisa lakukan karena saya tahu kalau menggunakan kekuatan saya, menggunakan kekuatan manusia pasti tidak ada jalan keluar – hanya Tuhan yang mampu menolong dan melakukan perkara yang dahsyat dalam kehidupan saya, dan saya percaya ini berlaku juga dalam kehidupan kita semua.
Ditengah-tengah hal yang harus kita hadapai, pilihlah untuk datang kepada Tuhan, pilihlah untuk tetap menyembah Tuhan. Inilah kedahsyatan kuasa pujian dan penyembahan, dibalik pujian penyembahan bangsa Israel – runtulah tembok Yeriko dibawah kepemimpinan Yosua. Inilah kuasa Tuhan yang tidak dapat kita salami. ternyata ada rahasia di dalam pujian dan penyembahan; Mazmur 22 menulis bahwa ‘Tuhan bertahta di atas pujian umat-Nya’ artinya ketika umatNya menyembah, Tuhan hadir, Tuhan berperkara, dan ketika Tuhan hadir dan berperkara untuk umatNya maka Dia tidak akan melakukan hal yang biasa-biasa, dan ketika Dia hadir dan berperkara maka kemustahilan itu terjadi.
DALAM PERAPIAN YANG MENYALA-NYALA
Ini adalah kisah teman-teman Daniel - Sadrakh, Mesakh, dan Abednego - yang dibuang ke dalam perapian yang dibuat oleh Nebukkadnezar karena mereka berketetapan untuk tidak menyembah ilah lain, untuk tetap hanya menyembah kepada Tuhan Allah Israel. Dalam kemarahannya Nebukkadnezar menaikkan panasnya dapur api itu hingga tujuh kali lipat, ini membuat bahkan orang-orang yang mengantar mereka ke dapur itu mati terbakar oleh panasnya.
Ketika mereka melihat siapa yang ada di dalam dapur api itu, mereka tercengang dan terkaget karena mereka melihat 4 orang di dalamnya. yang awalnya hanya 3 orang yang masuk, tetapi 4 sosok yang tampak - Tuhan berada bersama mereka di dalam api, mereka menjalani dapur perapian itu dengan tenang bersama Tuhan. Dari pemuda ini kita belajar 3 kunci mengalami hal-hal yang spektakuler:
1. IMAN YANG TEGUH – mereka berketetapan untuk tidak menyembah ilah yang lain. Iman mereka teap kepada Allah Israel yang kita kenal sekarang dengan nama Tuhan Yesus Kristus
2. PENYERAHAN DIRI TOTAL – mereka berserah kepada kehendak Allah dengan berkata dalam
Daniel 3:17-18 17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; 18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” jangan tanggung-tanggung untuk berserah, jangan mengatur Tuhan, jangan bimbang hati.
3. SELALU MEMULIAKAN TUHAN DI ATAS SEGALANYA – apa yang mereka lalui pada akhirnya membawa kemulian untuk Tuhan hal ini tercatat di akhir pasal tersebut
Daniel 3:28-30 28Berkatalah Nebukadnezar: ”Terpujilah Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah mana pun kecuali Allah mereka. 29Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa mana pun ia, yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego, akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing, karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.” 30Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.
BERJALAN DI ATAS AIR
Matius 14:22-23 22Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 23Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Yesus yang baru saja memberi makan 5000 orang laki-laki dengan 5 roti dan 2 ikan mengerti betul bahwa dalam tubuh manusiaNya, Dia perlu menjaga hatinya tidak sombong dengan terus melekatkan hatiNya kepada Allah Bapak. Yesus yang adalah Tuhan, dalam kemanusiaanNya, Dia mengajarkan kita untuk memiliki waktu sendiri bersama Tuhan, Allah Bapak.
Matius 14:24-25 24Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 25Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air.
Dalam catatan kitab Yohanes, ditulis bahwa jarak Yesus yang sedang menyendiri dari murid-muridNya adalah kurang lebih 2 - 3mil (3,2 - 4,8 km), sebagai catatan: jarak pandang manusia normal adalah 5km dalam keadaan terang. Dalam keadaan gelap dan gelombang badai, bagi manusia normal akan cukup sulit untuk dapat melihat jelas. Apa yang terjadi ini adalah hal yang supranatural: bagaimana Yesus berjalan di atas air di tengah badai dan ombak, bagaimana Dia dapat melihat posisi murid-muridNya di tengah gelapnya malam. Yang lebih ajaib lagi, Tuhan Yesus mengatasi semuanya dengan berjalan santai menghadapi segala apa yang dilihatnya.
Hal ini mengajarkan kita bahwa ketika Tuhan ada di dalam kita, kita tidak perlu takut akan hal apapun. Pelajaran ini juga merupakan kebenaran Firman Tuhan bahwa Tuhan Menyatakan KehadiranNya. Dia bukanlah Allah yang tidak tahu keberadaan kita. Mungkin kita merasa pertolonganNya lambat, tetapi Tuhan tidak pernah terlambat untuk menolong umatNya. Permasalahan apapun yang anda sedang hadapi, Tuhan tahu dan Tuhan pasti menyatakan kehadiranNya. Semua yang terjadi dalam kontrol Tuhan.
Kitab Matius mencatat kisah ini dengan menjelaskan bahwa Petrus juga berjalan di atas air. Ini artinya mujizat ini tidak terbatas dalam diri Yesus saja, tetapi ketika kita tahu bahwa Tuhan ada dalam hidup kita, Dia yang memiliki semua Kuasa ada di dalam hidup kita maka kita dapat melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan bahkan lebih lagi. Ketika kita percaya, maka berjalan di atas air adalah seperti kita melihat dalam alam roh, kita tidak terbatas dengan alam dan hukum natural tetapi kita akan berjalan dari satu kemustahilan pada kemustahilan yang lain. Melihat seperti Yesus melihat.
Untuk dapat mengalami hal-hal yang spektakuler ini maka ada langkah-langkah yang perlu kita lakukan dan perhatikan dan lakukan. kita perlu melihat, mengenal, dan mengalami Tuhan.
Belajar dari Petrus, Dia melihat Yesus dan dia belajar untuk mengenal Yesus, ketika Yesus menyuruhnya melemparkan jalanya ke kanan untuk menangkap ikan, dia memilih untuk percaya dan melakukannya sehingga dia mengalami Tuhan. Perahunya penuh dengan ikan, jalanya koyak dan bahkan kapalnya hampir tenggelam. Kehidupan kekristenan kita seharusnya seperti ini, kekristenan yang mengalami Tuhan.
Yohanes 11:40 Jawab Yesus: ”Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?”
Ketika kita tidak dapat melihat apa yang akan terjadi kedepan, kita harus tetap percaya kepada Tuhan yang melihat jauh ke depan dan yang tahu apa yang ada dan akan terjadi di depan. Ketika iman kita teguh dalam Tuhan, bersiap-siaplah untuk melihat hal-hal spektakuler yang akan terjadi dalam kehidupanmu, bersiap-siaplah untuk melihat pertolongan Tuhan, bersiap-siaplah untuk berjalan dalam kemustahilan demi kemustahilan.
Link Ibadah Victory Community Church: