Bacaan: Yohanes 20:19-31
Tomas, salah seorang dari kedua belas murid itu, yang disebut Didimus, tidak ada bersama-sama mereka, ketika Yesus datang. (Yohanes 20:24)
Ada orang yang memiliki anggapan bahwa ia bisa menjadi orang yang beriman kepada Yesus tanpa harus menjadi anggota gereja. Atau karena suatu kekecewaan, seseorang memutuskan untuk keluar dari komunitas gereja. Sikap dan pemahaman semacam itu tentu saja tidak benar dan bijak.
Mungkin perasaan Tomas bercampur aduk: kecewa, takut, marah, dan yang lainnya. Peristiwa penyaliban dan kematian Yesus memang memukul dirinya sangat telak. Dalam kedukaan dan ketakutannya, ia sengaja menjauh dari persekutuan para murid Tuhan. Tetapi bukan ketenangan yang ia dapatkan, malahan ia tidak mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang bangkit. Sementara murid yang lain telah mengalami sukacita yang besar, Tomas justru masih terus berada di kubangan kedukaan yang dalam. Semuanya itu disebabkan karena Tomas dengan sengaja menjauh dari persekutuan para murid Tuhan. Tentu saja hal ini merupakan suatu kerugian besar yang dialami oleh Tomas. Tidak semestinya dalam kedukaan ia menjauh dari persekutuan para murid. Justru sebaliknya, di dalam kekalutan dan kedukaan yang mendalam sangat penting untuk tetap berada di persekutuan karena di sana setiap murid dapat saling menguatkan.
Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus dengan sendirinya akan menjadi bagian tak terpisahkan dari persekutuan orang percaya atau gereja. Oleh karena itu janganlah kita menjauhkan diri dengan alasan apa pun. Dalam persekutuan itulah kita berjumpa dengan Tuhan yang bangkit.
DOA:
Terima kasih, Tuhan karena Engkau mengingatkan bahwa kami adalah bagian tak terpisahkan dari tubuh Kristus. Amin.