1 Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 2 Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 3 Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. 4 Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Bacaan Tambahan: Mazmur 103:8–13; Mazmur 136; Ratapan 3:20–23
Dalam masa doa dan puasa ini, kita merenungkan Allah kita yang dahsyat: Dia menyertai kita, dan Dia menghibur, menuntun, dan memulihkan kita. Hal ini menggambarkan jati diri-Nya, bukan hanya perbuatan-Nya bagi kita. Semuanya itu berakar pada sifat dan kodrat pokok-Nya: Allah itu kasih.
Dalam Perjanjian Lama, ketika Allah berbicara tentang siapa diri-Nya, Dia menggambarkan diri-Nya sebagai panjang sabar dan berlimpah kasih setia (Mazmur 103:8). Kata asli bahasa Ibrani yang diterjemahkan menjadi “kasih setia” adalah khesed. Kata ini begitu sarat dan kaya makna sehingga banyak bahasa, termasuk bahasa Inggris dan bahasa Indonesia, tidak memiliki kata yang sepadan dengan itu. Khesed pun diterjemahkan menjadi kasih, kasih setia, kasih yang tidak berubah, kasih yang lemah lembut, dan rahmat. Semuanya itu menggambarkan beberapa aspek khesed, tetapi tidak mencakup keseluruhan maknanya.
Khesed Allah diterjemahkan sebagai “kasih” karena kata itu mengungkapkan motivasi-Nya, yan berpusat pada pihak lain. Allah tidak egois; Dia mengutamakan kepentingan pihak lain daripada kepentingan-Nya sendiri. Khesed diterjemahkan sebagai “kasih setia” dan “rahmat” karena kasih-Nya tidak sekadar perasaan yang sentimental. Dalam kasih setia dan rahmat-Nya, Dia bertindak untuk memberkati orang-orang yang Dia kasihi. Kata itu juga diterjemahkan sebagai “kasih yang tidak berubah” karena kasih-Nya tetap dan tidak berkesudahan. Kasih-Nya tidak bergantung pada apakah kita layak menerimanya atau tidak, setia atau tidak. Dia senantiasa dan tetap setia.
Selain itu, kata ini dapat diterjemahkan juga sebagai “kasih yang loyal,” “kasih yang setia”, dan “kasih yang berpegang pada janji” karena kata ini menunjukkan bahwa dasar dari kasih Allah adalah kesetiaan-Nya kepada perjanjian yang diikat-Nya dengan umat-Nya. Dia tetap berkomitmen dan senantiasa setia kepada umat-Nya.
Berdasarkan kasih Allah kita yang tetap dan berpegang pada janji itu, Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk menyertai kita dan menyelamatkan kita (Yohanes 3:16). Karena komitmen kasih-Nya yang tidak pernah gagal, Dia memberikan penghiburan dan pengharapan kepada kita (Mazmur 119:76; Ratapan 3:20-23), Dia berkomitmen untuk memimpin dan menuntun kita (Keluaran 15:13), dan kita dapat yakin bahwa Dia akan memulihkan kita (Yeremia 33:11–13). Apa pun hal baik yang hilang dari hidup kita, Dia dapat memulihkan dan memberi kita sesuatu yang lebih baik, baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang.
Kasih Allah memastikan kepada kita bahwa Dia akan terus menjadi Allah yang dahsyat sebagaiman mestinya Dia.
KARENA ITU, KITA DAPAT MENGAKHIRI DOA DAN PUASA TENGAH TAHUN INI DAN MEMANDANG KE DEPAN SAMPAI KE AKHIR TAHUN DENGAN BERSYUKUR KEPADA TUHAN KARENA DIA BAIK DAN KASIH SETIANYA UNTUK SELAMA-LAMANYA.
1. Bacalah Ratapan 3:20–23. Bagaimana Anda mengalami kasih Allah? Bagaimana pemahaman Anda akan rahmat, kasih, dan kesetiaan-Nya memberi Anda kekuatan dan jaminan untuk menghadapi masa depan?
2. Pikirkanlah salah seorang anggota keluarga atau teman yang perlu diingatkan akan kasih Allah. Bagaimana Anda dapat memancarkan kasih Kristus kepada orang ini? Apakah yang dapat Anda lakukan baginya hari ini?
Tuhan yang baik, terima kasih atas kasih-Mu, yang tidak berubah, setia, dan aktif. Terima kasih karena Engkau tidak pernah menyerah terhadap diriku. Bantulah aku untuk memahami bahwa kasih-Mu tetap untuk selamalamanya dan rahmat-Mu tidak pernah berkesudahan. Aku berdoa agar aku berakar dan berdasar di dalam kasih-Mu. Kiranya aku dapat memandang masa depan dengan kepastian akan kasih dan kesetiaan-Mu kepadaku. Kiranya aku memancarkan kasih-Mu kepada orang-orang di sekitarku, menghormati Engkau dan mengarahkan mereka kepada Kristus. Aku berdoa untuk orang-orang di dalam keluargaku, komunitasku, dan bangsaku agar mereka mengenal kasih-Mu dan berbalik kepada-Mu. Di dalam nama Yesus, amin.