Reborn
  
Bagi Kemuliaan Allah (Roma 11 : 25 - 36)
Dipublikasikan pada 25 Februari 2023
3 min baca

Tentu semua kita prihatin atau sedih ketika ada Saudara seiman yang berubah arah meninggalkan imannya atau kepercayaan-Nya kepada Tuhan Yesus apapun alasannya. Dari peristiwa tersebut menunjukkan kepada kita bahwa dalam perziarahan hidup mengikut Tuhan tidak serta merta mudah untuk dilakukan, ada banyak tantangan yang harus di hadapi. Tantangan-tantangan iman bisa hadir dari berbagai hal mulai dari masalah pribadi maupun orang-orang terdekat maupun lainnya. Oleh karena itu menghadapai kenyataan tersebut kita perlu untuk melakukan refleksi; apa yang harus kita pahami agar iman tidak goyah ditengah segala tantangan yang ada sembari menguatkan saudara-saudara seiman.

Dalam kitab Roma menunjukkan adanya ketegangan antara jemaat yang berasal dari orang Yahudi dan non Yahudi di Roma. Orang-orang Yahudi masih memegang teguh sunat dan hukum Taurat dan hal itu membuat mereka merasa lebih baik dari jemaat non Yahudi, sementara jemaat non Yahudi juga merasa lebih baik dari jemaat yang dari latar belakang Yahudi karena Injil yang mereka terima. Ketegangan tersebut apabila tidak segera diatasi justru dapat menjadi batu sandungan bagi umat itu sendiri sehingga tidak mengalami pertumbuhan iman, sebaliknya terjadi perpecahan bahkan meninggalkan iman kepada Tuhan Yesus. Oleh karena itu dalam suratnya, Rasul Paulus mengingatkan kepada jemaat dari Yahudi maupun non Yahudi. Peringatannya secara prinsip sama yaitu mereka tidak boleh sombong atas iman dalam Yesus Kristus.

Teks yang menjadi perenungan kita pada pasal 11: 25-36 adalah peringatkan Rasul Paulus kepada jemaat non Yahudi. Ayat 25 menyebutkan, “Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, …..”. Hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak boleh merasa diri lebih baik dari jemaat lain melainkan harus memiliki pemahaman yang benar terkait dengan keselamatan yang Tuhan anugerahkan. Ada beberapa prinsip yang Rasul Paulus jelaskan untuk menolong mereka memahami dengan benar, pertama keselamatan yang Allah anugerahkan dalam Yesus Kristus itu berlaku baik bagi orang Yahudi maupun non Yahudi. Kedua, terkait dengan keselamatan tersebut adalah karena kemurahan Allah bukan hasil budi baik manusia. Dari kedua prinsip yang disampaikan tersebut Rasul Paulus mengajak seluruh umat untuk memuliakan Tuhan melalui iman dan praktek iman pribadi maupun bersama-sama (ayat 36). Jadi Tuhan yang dimulaikan bukan diri umat.

Kesombongan rohani itu tidak dibenarkan karena berarti mencuri kemuliaan Allah. Hal itu dapat merugikan persekutuan karena melemahkan iman jemaat yang lain. Oleh karena itu mari kita belajar terus beriman di tengah segala juang dan karya dengan tetap rendah hati, agar terus menjadi berkat bagi sesama dan diatas semua itu Tuhan Yesus yang dimuliakan. Amin.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
37 Orang Membaca