Reborn
  
DASAR YANG TEGUH: Kuat di Gunung, Kuat di Gurun
Dipublikasikan pada 05 Maret 2023
7 min baca

Kolose 2:6-7 6Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. 7Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.

Salah satu poin penting kekristenan adalah untuk berakar di dalam Tuhan. Anda harus memastikan akar anda kuat sehingga apa yang tumbuh diatasnya tumbuh tak tergoncangkan dan tak tergoyahkan. Ini berbicara tentang fondasi. Dasar ini begitu penting sehingga sering di serang dan dirusak oleh si jahat.

Mazmur 11:3 Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?

Musuh tidak kuatir dengan apa yang akan di bangun diatas, tetapi musuh selalu berusaha untuk menyerang fondasi kekristenan kita. Gedung yang tampak mewah dan cantik sekalipun, tanpa fondai yang kuat, hanya masalah waktu saja pasti akan hancur dan runtuh. Itulah pentingnya memperhatikan akar dan dasar kita. Kita harus memiliki akar sekelas Kerajaan Allah yang tak tergoncangkan.

Ayub adalah contoh orang yang memiliki akar yang kuat. Dalam kekayaannya dia cinta Tuhan dan ketika kekayaannya habis dia tetap memilih untuk melekat kepada Tuhan. Ayub mengalami badai yang menerjang kehidupan, sehingga dalam satu hari saja semua yang dibangunnya habis dan hancur. Kekayaannya habis, anak-anaknya mati, bahkan istrinya meninggalkan dia. tidak hanya itu dia mengalami penyakit yang menyiksa tubuhnya. Coba bayangkan kalau apa yang dialami ayub terjadi dalam hidup kita, dapatkah kita bertahan? Ayub dapat bertahan karena fondasi kehidupan yang tangguh dan kuat. Alkitab mencatat bahwa dia adalah orang paling kaya di negaranya tetapi dia tetapi setia dengan hanya memiliki satu istri, inipun juga salah satu bentuk kekukatan akar, fondasi kehidupannya.

Ayub 42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.

Akar pertama yang Ayub miliki adalah perjumpaan pribadi dengan Tuhan. Imannya bukanlah iman yang bergantung pada orangtuanya atau orang lain, tetapi imannya adalah iman yang tumbuh dari pengenalan akan Tuhan. Pengalaman pribadi dengan Tuhan. Orang yang hanya ikut-ikutan tidak akan memiliki akar yang kuat, sehingga permasalahan sekecil apapun pasti langsung menggoyahkan dan meruntuhkannya. Ayub tidak mengenal Tuhan dari kata orang tetapi mengenal Tuhan sendiri, secara pribadi.

Ayub 29:4 seperti ketika aku mengalami masa remajaku, ketika Allah bergaul karib dengan aku di dalam kemahku

Tidak hanya mengalami Tuhan secara pribadi, Ayub membangun keintiman dengan Tuhan. Dia tinggal di dalam Tuhan dan Tuhan tinggal di dalam dia. Sejak masa mudanya dia melatih diri untuk memilki keintimman dengan Tuhan. Memiliki keintiman dengan firmannya. Itulah yang membuat kita di tengah-tengan badai dan banjir akan tetap teguh berdiri dan tidak terrobohkan.

Matius 7:24-25 24Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 25Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.

Apa itu batu karang yang kuat? Dengar Firman dan lakukan Firman. Setiap kali kita melatih ketaatan kita, kita sedang membangun fondasi yang tak tergoncangkan. Ini sangatlah penting, karena kita membutuhkan akar yang kuat dalam setiap musim kehidupan kita, ketika kita dalam lembah kekelaman maupun ketika kita mengalami kelimpahan berkat dan kemuliaan Tuhan, seperti yang dituliskan pemazmur:

Mazmur 92:13-16 13Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; 14mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. 15Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,16untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Dasar yang kuat ini sangat dibutuhkan untuk kita dapat bertahan dalam dua zona yang ekstrem. Tuhan mengibaratkan kita seperti pohon Kurma dan pohon Aras.

Pohon kurma adalah pohon yang tumbuh di padang gurun yang kering dan gersang. Dalam terik panas dan badai kehidupaan dia bertumbuh. Ketika kita pelajari lebih lagi, petani yang menanam biji pohon kurma meletakkan biji itu di kedalaman 3-4 meter, kemudian petani tersebut meletakkan batu, kerikil, tanah, dan pasir di atas biji itu. Tujuan dari hal tersebut adalah supaya pohon itu tidak segera bertumbuh ke atas tetapi untuk mengakar, tumbuh kuat kebawah sehingga dia memiliki akar yang teguh untuk menghadapi cuaca ekstrem di padang gurun. Setelah kuat berakar barulah dia akan menerobos bebatuan itu, kerikil, tanah dan pasir yang diatasnya. Dan itulah yang membuat Kurma bisa beumur ratus tahun, bahkan badai dan panas tidak merontokkannya tetapi dia tetap menghasilkan buah kurma yang manis.

Kemudian, Tuhan mengibaratkan orang benar seperti Pohon aras yang tumbuh di gunung yang memiliki udara pegunungan yang baik, tempat yang nyaman, pemandangan yang indah. Tuhan berkata bahwa anak-anakNya perlu menjadi pohon Kurma dan pohon Aras yang artinya baik di tempat yang kering dan panas, tetap berbuah dan manis, dan di tempat yang nyaman dan dingin kita tidak menjadi lemah, ketika kita melihat keindahan dan kemulian Tuhan kita tetap bertahan.

Dalam masalah yang tidak berhenti dan dalam banjir kelimpahan dan kemulian Tuhan kita tetap bertahan kuat karena akar kita kuat. Ujian tidak membuat kita tinggi hati dan hinaan tidak menumbangkan kita. Menang di gurun dan menang di gunung adalah ciri orang-orang yang memiliki akar yang kuat.

Permasalahannya ada orang-orang benar yang kalah di gurun kalah di gunung, miskin kalah, kaya pun kalah. Sembuh kalah, sehatpun kalah. Inilah pentingnya untuk berakar kuat di dalam Tuhan. Seperti Ayub, kita perlu mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan, memiliki pengalaman-pengalaman pribadi dengan Tuhan dan terus membangun keintiman dengan Tuhan melalui pendengaran akan Firman, merenungkan Firman itu siang dan malam, dan melakukan Firman Tuhan. Ketaatan kita kepada Firman akan membuat akar kita semakin kuat, dan akar yang kuat membuat kita kokoh berdiri baik di tengah-tengah permasalahn maupun di tengah-tengah kelimpahan berkat yang Tuhan percayakan kepada kita.

Link Ibadah Victory Community Church:

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
3 Orang Membaca