Reborn
  
DREAMS COME TRUE (3): Cara Memandang Tuhan 
Dipublikasikan pada 26 Januari 2023
20 min baca

Salah satu hal penting untuk mewujudkan mimpi kita adalah "Sudut Pandang" kita. Bagaimana cara kita melihat sangat menentukan apa yang akan kita terima dalam kehidupan kita.’ Masalah yang sesungguhnya bukanlah masalah itu sendiri tetapi cara kita melihat permasalahan tersebut.

Contoh klasik Alkitab adalah kisah 12 pengintai, mereka mengintai tanah yang sama, di waktu yang sama, keadaan dan kondisi yang sama tetapi memiliki dua laporan yang berbeda. Sepuluh pengintai memberikan kabar buruk, ini mewakili orang yang pesimis, mereka berkata "Memang sih tanah perjanjian ini hebat, berlimpah susu dan madu, tapi penduduknya hebat lho, kita ini seperti belalang, kita bisa ditelan mereka!" Sedangkan hanya 2 orang memberikan lapaoran yang baik, inilah orang-orang yang optimis, yaitu mereka yang melihat kesempatan dibalik masalah yang ada mereka berkata "memang mereka seperti raksasa, tapi asalkan Tuhan berkenan dengan kita, kita akan telan habis. Yang meyertai mereka sudah meninggalkan mereka, tetapi Tuhan menyertai kita."

Pertanyaan saya, menurut anda lebih banyak yang percaya kabar baik atau kabar buruk? Lebih mudah mempercayai good news atau bad news? Lucunya bahkan ketika kita membaca berita pun, ketika sesuatu baik disampaikan, di dalam hati kita masih mempertanyakan, ‘apa benar?’ Otak kita terrancang sangat mudah mempertanyakan kebenaran dari kabar baik. Tetapi sebaliknya tendensi manusia adalah untuk mudah mempercayai kabar buruk. Itulah sebabnya dalam ilmu jurnalistik ada istilah ‘bad news is good news.’ Orang-orang lebih mudah percaya bad news dibanding bad news.

Apa yang terjadi pada kedua belas pengintai? Alkitab mencatat:

Bilangan 14:36-38 36Adapun orang-orang yang telah disuruh Musa untuk mengintai negeri itu, yang sudah pulang dan menyebabkan segenap umat itu bersungut-sungut kepada Musa dengan menyampaikan kabar busuk tentang negeri itu, 37orang-orang itu mati, kena tulah di hadapan Tuhan.

Hasilnya adalah kematian. Orang yang membawa kabar busuk mati oleh tulah Tuhan. Mereka mati karena kutuk. Hati-hati kalau anda suka menyebarkan kabar busuk, suka memfitnah orang, hati-hati dengan hidup anda. Saya pribadi terus belajar untuk tidak memperkatakan yang negatif. Karena baik itu perkataan negatif atau positif akhirnya yang kita perkatakan itulah yang terjadi. Makanya saya memilih untuk memperkatakan yang baik. Anda berkata bangkrut, itu jadi, anda berkata sukses pun juga jadi. Anda berkata sakit, pasti akan jadi, anda berkata sehatpun jadi. Olehnya hati-hati dengan mulut anda, semua adalah pilihan. Kita harus belajar memilih dan memiliki ‘PERKATAAN IMAN’ – memperkatakan apa yang anda ingin lihat dalam hidup anda. Pada akhirnya hidup anda dan saya tergantung dari bagaiman cara anda melihat kehidupan ini, dan cara kita melihat kehidupan akan menentukan juga apa yang akan keluar dari mulut kita.

Kulau anda memiliki sudut pandang yang benar, meskipun orang berkata krisi, resesi, maka anda akan tetap bisa berkata promosi, resepsi. Ingat! Di setiap tantangan, selalu ada kesempatan. Covid contohnya, apakah itu bencana atau berkat? Mungkin sebagian orang melihat hal tersebut sebagai suatu bencana, tapi coba anda pikirkan bagi pabrik masker, bagi orang yang menjual produk kesehatan, covid justru adalah berkat. Bagaiaman anda melihat kondisi anda, jangan pernah memperkatakan yang buruk. Ingat! hidup dan mati dikuasai lidah, barangsiapa suka menggemakannya memakan buahnya.

Bilangan 14:38 Tetapi yang tinggal hidup dari orang-orang yang telah pergi mengintai negeri itu hanyalah Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune.

Sebaliknya kita perhatikan ayat 38, bagi mereka yang membawa kabar baik, Yosua dan Kaleb, merekalah yang tetap hidup bahkan masuk dan menikmati tanah perjanjian. Mereka tetap menghadapi raksasa, mereka tetap menghadapi masalah, mereka tetap harus menghadapi tantangan. Tetapi mereka sadar bahwa mereka tidak berjalan sendiri, mereka disertai oleh Tuhan, mereka dipimpin oleh Tuhan, mereka bisa mengalahkan raksasa dan tantangan itu. Tahun 2023 mungkin tantangannya banyak, permasalahannya banyak, itu tidaklah masalah, tetapi kalau kita tahu bahwa Tuhan menyertai kita, maka bersama dengan Tuhan kita lakukan perkara-perkara yang gagah perkasa.

Kalau anda kuat, tidak peduli besarnya masalah anda akan bisa menghadapi. Sebaliknya kalau masalahnya sedikit tetapi anda lemah, anda akan tetap kalah. Olehnya untuk bisa menjadi kuat kita perlu latihan. Iman anda dilatih, pemahamanan anda akan firman dilatih, kesabaran anda dilatih, doa anda dilatih sehingga ketika anda menghadapi masalah, anda tidak akan takut, sebaliknya anda bisa berkata “masalah ini tidak melebihi kekuatanku! Tuhan setia untuk memberikan jalan keluar.” Ditengah-tengah himpitan anda dapat berkata “Tuhan tidak akan meninggalkan aku! Meskipun aku melewati lembah kekelamana, Dia selalu besertaku.” Ditengah tantangan hidup anda tetap dapat berkata “Beserta dengan Tuhan aku lakukan perkara-perkara yang gagah perkasa.” Inilah pentingnya firman Tuhan dalam hidup kita, inilah pentingnya untuk membangun iman anda.

Salah satu cara kita membangun iman adalah ‘Sudut Pandang’. Ketika kita memiliki cara pandang yang salah, apalagi cara pandang yang salah tentang Tuhan maka anda akan mengalami kerugian yang besar, kerugian yang signifikan. Saya akan bagikan salah satu contoh dalam firman Tuhan:

Markus 6:1-6a 1Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: ”Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: ”Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya.” 5Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6a Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka.

Apakah anda yakin kalau Tuhan Yesus adalah sumber mujizat? Tuhan kita adalah Tuhan pembuat mujizat, Dia membuat yang buta melihat, yang bisu berbicara, yang tuli mendengar, yang lumpuh berjalan, bahkan yang mati dibangkitkan. Ini adalah bukti nyata bahwa Yesus adalah pembuat mujizat. Namun tercatat dalam Alkitab bahwa Sang Pembuat Mujizat bukannya tidak mau membuat mujizat, tetapi tidak dapat membuat mujizat.

Kenapa Sang Pembuat Mujizat seakan-akan tampaknya tidak berdaya sehingga membatasi kuasaNya? Ini karena orang-orang menilai dan melihat Yesus dari kacamata manusia. Mereka melihat Yesus hanya sebagai saudara dari teman-teman mereka. Mereka menilai Yesus dari sudut pandang manusia, lalu mereka kecewa dan menolak Yesus, pada akhirnya Yesus tidak dapat membuat mujizat. Pertanyaan saya: "Yang rugi siapa?" Mereka yang rugi, mereka tidak dapat mengalami kuasa Yesus. Mereka tidak dapat melihat dan merasakan mujizat Yesus seperti di Kapernaum, di Nain – tempat-tempat dimana Tuhan Yesus di elu-elukan dan mujizat terjadi. Yang membedakan adalah cara mereka melihat Yesus.

Yesus bisa muncul dalam berbagai aspek kehidupan kita. Ada yang melihat Yesus hanya sebagai penyembuh, tetapi jangan melihat Dia hanya sebagai Allah penyembuh saja. Kalau anda hanya melihat Yesus dari satu sisi saja maka anda akan hanya menikmati san mengalami Dia dalam sisi itu saja. Kita perlu juga melihat Dia sebagai penyedia, sebagi Jehovah Jireh. Anda pikirkan kalau Tuhan ingin memberkati kita dengan 50ribu atau 50juta mana yang lebih susah? Tidak ada. Bagi Dia itu sama saja, Tuhan hanya perlu berkata “Berkat datang!” maka sesuai kebutuhan kita berkat itu pasti akan datang!

Ketika kita melihat hidup ini dengan benar maka kita akan menikmati yang bener dalam hidup ini. Yesus Sang Pembuat Mujizat, sampai-sampai tidak bisa membuat mijuzat karena orang di Nazareth melihat Yesus dengan cara pandang yang salah. Kita perlu belajar untuk melihat Tuhan dengan kacamata yang benar, melihat Tuhan secara komplit. Dia Sang Penyembuh, Dia Sang Penyedia, Dia sumber damai sejahtera, Dia tanduk keselamatan kita, inilah pentingnya mengenal Tuhan, sehingga kita memiliki cara pandang yang utuh dan benar tentang Tuhan. Kenali pribadi Tuhan, dan terus belajar untuk mengenal Tuhan lebih lagi, karena sesungguhnya masih banyak sisi-sisi Tuhan yang kita belum selami. Dari sini kita belajar hidup dengan iman bukan dengan apa yang kita lihat. Kenali Tuhan dengan komplit, dengan lengkap, dengan utuh.

Ketika kita melihat, ketika kita diperlihat dengan mujizat-mujizat yang kita belum bisa pahami, debu emas, batu dari surga, uang mujizat, bahkan karunia-karunia kenabian yang tajam, belejarlah untuk tidak menghakimi, tetapi minta Tuhan untuk singkapkan dan ajarkan pada anda supaya anda juga mengalami hal-hal yang supranatural itu. Jangan menghakim supaya jangan anda tidak menrima berkat dan kuasa Tuhan. Ketika anda menghakimi, yang rugi adalah anda sendiri. ketika anda melihat dari sisi manusia dan menjadi kecewa maka anda sendirilah yang dirugikan.

2 Korintus 5:16 Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang juga pun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.

2 Corinthians 5:16 (AMPC) Consequently, from now on we estimate and regard no one from a [purely] human point of view [in terms of natural standards of value]. [No] even though we once did estimate Christ from a human viewpoint and as a man, yet now [we have such knowledge of Him that] we know Him no longer [in terms of the flesh].

Rasul Paulus pun sempat memandang Kristus dengan sudut pandang yang salah sehingga dia menganiaya pengikut Kristus, tetapi setelah perjumpaan dengan Tuhan dia tidak lagi menilai Tuhan Yesus dengan standard-standard manusia, ataupun dengan nilai-nilai alamiah. Bahkan yang membuat orang-orang yahudi pun menolak Yesus sebagai Mesias hingga saat ini adalah karena cara pandang yang salah, karena mereka tidak dapat melihat Yesus dari sudut pandang yang benar. Itulah sebabnya cara anda melihat segala sesuatu itu sangatlah penting. Ketika cara anda melihat berubah, maka hidup anda pun akan berubah.

Bahkan ketika Abram sempat meragukan janji Tuhan, Tuhan memerintahkan Abram untuk keluar dan melihat bintang di langit. Tuhan sedang mengubah cara pandang Abraham. Akhirnya Abraham percaya dan itu yang dianggap, diperhitungkan sebagai kebenaran. Ini dimulai dari cara melihat. Cara anda melihat mempengaruhi sistem kepercayaan anda, dan sistem kepercayaan yang anda yakini itulah yang akan mempengaruhi kenyataan hidup.

Sudut pandang ini juga akan mempengaruhi mentalitas anda. seringkali anda juga salah melihat diri anda sendiri sehingga anda tidak mengalami kemenangan. Anda melihat diri anda kalah bahkan sebelum berperang, anda harus merubah mentalitas kalahan dengan mentalitas pemenang. Inipun adalah permasalahan sudut pandang. Contoh lain yang akan kita pelajari:

2 Raja-raja 4:8-11 Perempuan Sunem dengan anaknya 8Pada suatu hari Elisa pergi ke Sunem. Di sana tinggal seorang perempuan kaya yang mengundang dia makan. Dan seberapa kali ia dalam perjalanan, singgahlah ia ke sana untuk makan. 9Berkatalah perempuan itu kepada suaminya: ”Sesungguhnya aku sudah tahu bahwa orang yang selalu datang kepada kita itu adalah abdi Allah yang kudus. 10Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk ke sana.” 11Pada suatu hari datanglah ia ke sana, lalu masuklah ia ke kamar atas itu dan tidur di situ.

Sebenarnya perjalan Elisa dari Karmel ke tempat tinggalnya melewati Sunem bukanlah suatu perjalan yang lazim, dia memilih jalan memutar dan bukan jalan terpendek. Tetapi Tuhan selalu punya tujuan, sesuatu yang nampaknya tidak lazim, bisa jadi sudah diatur oleh Tuhan, artinya tidak ada yang kebetulan. Di Sunem ternyata terdapat seorang wanita kaya yang suka mengundang dia makan – dalam tradisi Yahudi, makan bersama adalah tanda persahabatan jangka waktu panjang.

Di ayat ke 9, wanita Sunem menyimpulkan bahwa Elisa adalah seorang nabi Tuhan. Artinya orang-oang lain di Sunem melihat Elisa sebagi seorang yang biasa saja, sehingga tidak ada yang memberi perhatian khusus pada Elisa, dan tidak mempersilahkan dia makan. Tetapi wanita Sunem berbeda, dia melihat Elisa sebagi hamba Tuhan, nabi Tuhan, hanya wanita ini yang mengerti. KIta perlu tahu bahwa tradisi Israel sangatlah menghormati nabi Allah. Artinya kalau orang lain di Sunem melihat Elisa sebagai nabi Allah maka mereaka akan berebut untuk mengajak Elisa makan dan memperlakukan dia selayaknya nabi Allah.

Oleh karena cara pandangnya itu, wanita Sunem ini membuatkan kamar bagi Elisa. Bukan ruang biasa tetapi ruang berdinding batu, zaman itu kamar bendinding batu bukanlah sesuatu yang bisa, hanya orang yang sangat kaya yang dapat memiliki kamar itu. Wanita sunem itu memberikan kamar lengkap dengan fasilitas. Karena dia melihat dengan benar, dia memberikan yang benar. Dia tidak main-main dengan apa yang dilakukan bagi hamba Tuhan. Wanita ini melakukan hal yang luar biasa untuk Elisa.

Selanjutnya, Elisa menanyakan kepada hambanya “apa yang dibutuhkan wanita ini?” Perempuan Sunem ini tidak pernah mengharapkan apapun dari pelayanannya kepada Elisa, bahkan ketika ditawari pertolongan dan lain-lain, dia tetap tidak meminta apapun dari Elisa. Tetapi Gehazi memberitahu Elisa bahwa wanita ini tidak memiliki anak. Dan Elisa menubuatkan bahwa tahun depan dia akan memiliki anak. Dan sesuai perkataan Elisa, tahun depannya dia memiliki anak laki-laki. Ini semua karena pelayanannya yang baik untuk Elisa, ini semua karena caranya melihat Eisa dengan benar, dia melihat Elisa sebagai seorang Nabi Allah.

Suatu ketika nantinya, anak wanita ini mati dan dibangkitkan oleh Elisa, para Rabbi Yahudi mempercayai bahwa anak perempuan Sunem ini adalah Nabi Habakkuk. Sekali waktu ketika terjadi kelaparan di Israel, Nabi Elisa memerintahkan wanita Sunem ini untuk mengungsi ke Filistin, dan akhirnya dia diluputkan dari kelaparan. Wanita Sunem ini dapat menerima berkat yang luar biasa diawali dari cara pandang yang benar dan mengenali panggilan yang ada pada diri Elisa. Ini berbicara tentang sudut pandang. Apa yang anda ingin nikmati dalam hidup, sangat bergantung dari cara pandang.

Memandang Perkara Ilahi

Dalam pelajarannya, salah satu perkataan Yesus yang sulit untuk dimengerti adalah Matius 7:6. Apa maksud dari ayat ini?

Matius 7:6 ”Jangan kamu memberikan barang yang kudus kepada anjing dan jangan kamu melemparkan mutiaramu kepada babi, supaya jangan diinjak-injaknya dengan kakinya, lalu ia berbalik mengoyak kamu.”

Matius 7:6 (TSI) Orang-orang yang tidak pantas menerima ajaran rohani “Janganlah memberikan ajaran yang mengandung hikmat rohani kepada orang yang tidak mengenal Tuhan, karena nanti mereka akan berbalik dan menyerangmu. Dan jangan membagikan pengalaman rohanimu kepada orang yang tidak bisa menghargainya, karena mereka hanya akan mengejeknya.”

Ternyata maksud yang pas dari ayat ini adalah bahwa orang-orang duniawi tidak akan bisa memahami perkara sorgawi, ini termasuk orang-orang Kristen yang masih duniawi, tidak akan pernah bisa memahami perkara-perkara sorgawi. Jadi kalau anda ngomong dengan mereka yang tidak mengerti value/ nilai pentingnya perkara ilahi, itu hanyalah membuang-buang waktu anda.

Contohnya ketika anda berkata “semalam aku mimpi dibawa ke sorga oleh Tuhan.” Bagi ornag yang tidak memiliki value/nilai yang benar maka mereka akan merespon dengan “halah cuma bunga tidur saja.” Ketika anda menyembah dan dilawat Tuhan, anda menikmati Tuhan dan anda bercerita kepada teman anda “aku merasakan hadirat Tuhan, hatiku hancur, aku yang tidak pernah meneteskan air mata, aku bisa menangis.” Bagi orang dunia yang tidak memiliki nilai surgawi mereka akan berkata “kamu itu stress!”, “hutangmu terlalu banyak”, dan lain lain. Jadi percuma berbicara tentang hal-hal rohani dengan mereka karena mereka tidak memiliki value, sampai capek pun mereka tidak akan percaya, malahan orang-orang ini akan menghina anda. Mereka tidak akan percaya adanya debu emas, perkara-perkara ilahi lainnya – artinya percuma. Hanya menghabiskan waktu.

Amsal 23:9 Jangan berbicara di telinga orang bebal, sebab ia akan meremehkan kata-katamu yang bijak.

Kebebalan orang membuatnya akan sangat sukar untuk diberi pelajaran. Yang membedakan orang bodoh dengan orang bebal adalah kemauannya untuk belajar, diberitahu hal yang benar, dan menerima kebenaran. Orang bodoh, setelah diajari yang benar akan menjadi pintar dan tahu yang benar. Tetapi orang bebal memilih untuk tetap memegang kebenaran dirinya sendiri meskipun itu adalah sutu hal yang jelas salah. Orang bebal adalah orang yang sudah dikasih tahu kebenaran tetapi tetap ngeyel, ngotot, dan merasa dirinya paling pintar dan paling benar, orang yang tidak mau menerima teguran. Berbicara dengan orang seperti ini, sangat melelahkan dan hanya membuang-buang waktu.

Pertanyaan saya: “bagaimana cara anda melihat perkara-perkara rohani?” Bisakah kita melihat perkara-perkara rohani sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, sehingga kita memberikan PRIORITAS yang benar dalam hidup ini. Orang yang mengerti value dari sesuatu akan menghargai hal tersebut. Orang yang mengerti value akan berani untuk membayar harga. Orang yang mengerti nilai sorgawi akan merelakan yang duniawi untuk mendapatkan kekekalan dan hal-hal yang berhubungan dengan kekekalan. Seringkali ketika kita menjalani hidup ditengah permasalahan yang menumpuk, jalan terakhir anda adalah dengan mencari Tuhan. Kenapa anda tidak memiliki nilai yang benar dengan terus mencari Tuhan tanpa menunggu ada masalah, jangan menunggu munculnya masalah untuk mengejar Tuhan. Inipun adalah masalah sudut pandang.

Saya tidak pernah main-main dengan yang namanya ibadah, saya serius dengan doa, untuk pelayanan, karena saya tahu ini adalah hal-hal yang sangat-sangat berharga. Karena Firman Tuhan berkata “carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” kata ditambahkan itu hanyalah sebagai bonus. Saya tidak pernah mengejar kekayaan, tidak penah mengejar harta, kedudukan, posisi, semuanya hanyalah bonus. Tetapi yang benar-benar saya kejar dan saya cari adalah kerajaan Allah dan kebenarannya.

Kalau anda ingin menjadi orang Kristen yang berbeda dan impian anda menjadi kenyataan semuanya ini dimulai dengan cara anda melihat, melihatlah dari cara pandang Tuhan, lihat dirimu dengan benar, dan ketika anda melihat dari sudut pandang yang benar, anda akan mengerti nilai yang benar anda akan bertindak dengan bijaksana seperti wanita sunem yang pada akhirnya yang diuntungkan adalah dirinya sendiri. Pada akhirnya yang untung adalah diri anda sendiri. Terapkan ini maka dalam keadaan apapun anda tidak akan mengalami masalah, asalkan Tuhan ada bersama dengan kita, maka tidak ada masalah yang terlalu besar untuk kita lewati bersama Dia.

Link Ibadah Victory Community Church:

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
3 Orang Membaca