Membuka kunci kekayaan dari pengadilan surga dengan menata ulang perekonomian melalui pengadilan surga dapat dilakukan dengan beberapa cara, kali ini kita akan belajar dua cara untuk menata ulang perekonoomian kita melalui pengadilan surga.
Kejadi 30:22 Lalu ingatlah Allah akan Rahel; Allah mendengarkan permohonannya serta membuka kandungannya.
Kejadian 8:1 Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak, yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu, dan Allah membuat angin menghembus melalui bumi, sehingga air itu turun.
Banyak kisah di Alkitab dimana Tuhan akan memberkati seseorang setelah Tuhan mengingat mereka. Beberapa contoh seperti diatas: ketika Tuhan ingat maka kandungan Rahel dibuka, ketika Tuhan ingat air Bah surut. Hal ini tidak hanya tentang Tuhan kepada manusia. Ahasyweros mengingat jasa Mordekhai yang tertulis dalam buku sejarah raja dan memberi imbalan, juru minum Firaun mengingat Yusuf dan Yusuf mengartikan mimpi Firaun sehingga dia diangkat menjadi perdana mentri Mesir.
Hal tersebut menjadi landasan penting bagi kita untuk membuat tugu peringatan, tugu peringatan yang membuat Tuhan selalu ingat akan kita, bahkan ketika kita tidak meminta, Tuhan mengingat kita.
Cara membuat Tugu Peringatan
Kisah Para Rasul 10:1-4 (TB) 1Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. 2Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah. 3Dalam suatu penglihatan, kira-kira jam tiga petang, jelas tampak kepadanya seorang malaikat Allah masuk ke rumahnya dan berkata kepadanya: ”Kornelius!” 4Ia menatap malaikat itu dan dengan takut ia berkata: ”Ada apa, Tuhan?” Jawab malaikat itu: ”Semua doamu dan sedekahmu telah naik ke hadirat Allah dan Allah mengingat engkau.
Acts 10:4b (TPT) The angel said, “All of your prayers and your generosity to the poor have ascended before God as an eternal offering.
Acts 10:4b (NIV) The angel answered, “Your prayers and gifts to the poor have come up as a memorial offering before God.
Bilangan 10:10 (TB) Juga pada hari-hari kamu bersukaria, pada perayaan-perayaanmu dan pada bulan-bulan barumu haruslah kamu meniup nafiri itu pada waktu mempersembahkan korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu; maksudnya supaya kamu diingat di hadapan Allahmu; Akulah Tuhan, Allahmu.”
Doa dan Korban/ sedekah menghasilkan: Memorial (Tugu Peringatan) dan Eternal Offering (Persembahan Abadi). Artinya DOA dan SEDEKAH (korban) adalah cara untuk membuat tugu peringatan di hadapan Tuhan.
Nafiri/terompet merupakan lambang doa profetik, ketika kita mempersembahkan korban dan doa yang profetik, hal itu merupakan tugu peringatan di hadapan Tuhan, yang bersifat kekal. Persembahan dalam Alkitab bukan masalah besar kecilnya tetapi apa itu merupakan korban terbaik yang seseroang persembahkan.
Contoh salam Alkitab yang dapat kita pakai sebagai perbandingan adalah tentang persembahan Salomo dalam 1 Raja-raja 3:4-13 dan Persembahan janda miskin dalam Markus 12:41-44. Salomo mempersembahkan korban yang sangat besar jumlahnya, angka yang sangat fantastis sedangkan janda di bait Allah memberikan suatu persembahan yang sangat kecil di mata manusia, tetapi kedua persembahan tersebut sama - sama menyentuh hati Tuhan. Ini mengajarkan kepada kita bahwa sutu persembahan yang menjadi tugu peringatan bukanlah masalah jumlah, besar kecilnya, tetapi apakah seseorang mempersembahkan korban persembahan yang tebaik untuk Tuhan?
Persamaan Salomo dan Janda dalam perbandingan itu adalah keduanya sama – sama memberikan yang terbaik bagi Tuhan, hal itu menyentuh hati Tuhan dan menjadi tugu peringatan. Persembahan terbaik yang kita berikan pada Tuhan lah yang menjadi suatu tugu yang membuat Tuhan mengingat kita.
Matius 5:23-24 (TB) 23Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, 24tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
(FAYH) 23“Jadi, apabila kalian sedang berdiri di hadapan mazbah Bait Allah untuk mempersembahkan kurban kepada Allah, dan tiba-tiba teringat bahwa ada seorang teman yang merasa sakit hati terhadap kalian, 24tinggalkanlah kurban itu di sisi mazbah dan pergilah minta maaf kepadanya dan berbaik lagi dengan dia. Setelah itu barulah kembali untuk mempersembahkan kurban kepada Allah.
Hal lain mengenai korban yang akan kita persembahkan adalah: kita harus menjaga hati saudara kita sebelum kita memberikan korban persembahan kita kepada Tuhan. Jangan pernah berpikir bahwa persembahan kita dapat kita pakai untuk “menyuap” Tuhan, atau persembahan kita menggantikan permasalahan hati yang belum beres. Berdamailah terlebih dahulu dan barulah persembahkan korban itu. Hal ini bukan masalah benar salah, tetapi perintahNya untuk menjadi anak – anak pembuat kedamaian. Kita letakkan ego kita untuk mencapai perdamaian, jadilah pencipta damai. Rekonsiliasi menjadi hal yang sangat penting karena disini berlaku hukum Allah yang tidak terlihat:
1. Hukum Kasih
Hukum yang terutama adalah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, kekuatan, dan akal budi, dan hukum yang kedua yang sama dengan itu adalah kasihilah sesama seperti dirimu sendiri. Hukum ini menyadarkan kita bahwa sesungguhnya untuk mengasihi Tuhan itu lebih mudah dibanding mengasihi sesama. Tuhan adalah Tuhan yang smepurna yang tidak pernah mengecewakan kita, sebaliknya manusia. Dan persembahan kita kepada Tuhan sebenarnya mmelatih kit untuk mengasihi Tuhan (dengan berkorban persembahan) dan mengasihi sesama (dengan memastikan hati yang damai).
2. Persembahan kita dapat berbicara
Yakobus 5:2-4 2Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat! 3Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir. 4Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
Di ayat yang keempat, jelas dituliskan bahwa uang dapat berteriak, emas dan perak yang berkarat memberi kesaksian – ini berbicara tentang terminology pengadilan. Uang, emas, perak bisa menjadi saksi dalam pengadilan surga. Dalam Yakobus memang dijelaskan dalam sisi negatifnya artinya kesaksian mereka memberatkan pemilikinya, tetapi hal ini berlaku sebaliknya, artinya kalau upah itu kita bayarkan, emas dan perak itu kita pakai untuk kepentingan Kerajaan Surga, maka hal itu akan menjadi kesaksian yang baik dalam pengadilan ilahi, kesaksian yang meringankan. Disini uang, emas, perak identik juga dengan persembahan, artinya hal tersebut bisa diartikan juga sebagai “sakit” hatinya orang lain, atau motivasi.
Kejadian 8:20-22 (TB) 20Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. 21Ketika Tuhan mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah Tuhan dalam hati-Nya: ”Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan. 22Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.”
Kembali pada tugu peringatan dalam kisah Nuh, hal pertama yang dilakukannya ketika dia keluar dari bahtera bukanlah sungutan, tetapi dia mendirikan mezbah. Nuh memiliki sikap hati dan respon yang baik. Setelah menerima mujizat, Tuhan mengingatnya dan membuat air bah berhenti bahkan surut, Nuh meresponi dengan ucapan syukur dan korban bakaran, jangan seperti bangsa Israel yang terus bersungut – sungut meskipun di tengah berkat dan mujizat Tuhan.
Nuh mengambil binatang yang terbaik bagi Tuhan, dan Tuhan mencium itu sebagai persembahaan yang harum di hadapan Tuhan. itulah sebabnya Nuh tidak hanya menerima mujizat Tuhan, tetapi Nuh juga menerima janji Tuhan. yang membedakan mujizat Tuhan dengan janji Tuhan adalah jangka waktu. Mujizat Tuhan – hanya terjadi di waktu yang pendek dan biasanya hanya mempengaruhi sang pelaku, tetapi Janji Tuhan – berdampak pada generasi ke generasi; dan janji bersifat mengikat Tuhan yang mengharuskan Tuhan untuk menggenapi janjiNya.
1 Raja – raja 17:10-16 10Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: ”Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum.” 11Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: ”Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” 12Perempuan itu menjawab: ”Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” 13Tetapi Elia berkata kepadanya: ”Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. 14Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun tidak akan berkurang sampai pada waktu Tuhan memberi hujan ke atas muka bumi.” 15Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. 16Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Di ayat ke empat, pasal tersebut, Tuhan memelihara Elia dengan memerintahkan burung gagak untuk mengirim makanan, tetapi di ayat selanjutany yang menjadi pertanyaan, mengapa Tuhan memerintahkan Elia untuk meminta pada janda yang miskin? Kenapa tidak pada orang kaya? Kalau gagak saja harus taat pada Tuhan, mengapa Tuhan memerintakan Elia meminta makan pada seorang janda yang miskin?
Justru yang Tuhan sedang lakukan adalah: Tuhan sedang menolong janda tersebut. Sama halnya dengan kita, ketika kita taat, sebenarnya ketaatan kita untuk kepentingan kita sendiri. Bukan untuk kepentingan orang lain, perintah yang Tuhan berikan adalah cara Tuhan untuk menolong kita. Ketaatan janda itulah yang menghasilkan penyediaan supranatural. Mungkin Tuhan meminta hal terakhir dalam hidup kita, justru itulah yang akan membuka pintu terobosan dalam kehidupan kita. Ketaatan janda itu menciptakan suatu TRANSFORMASI SISTEM PEREKONOMIAN, dari sistem dunia kepada sistem Kerajaan Allah.
Sistem Dunia: "1 – 1 = 0"
Sistem Kerajaan: "1 – 1 = ∞" ( 1 – 1 = TAK TERHINGGA)
Ini sama hal nya dengan kisah 5 roti dan 2 ikan, Tuhan meminta semua yang dimiliki anak kecil itu, tapi yang terjadi dari yang “sedikit” dapat memberi makan ribuan orang. Bahasa yang dapat kita pakai adalah
“TUHAN TIDAK MINTA BANYAK, DIA MINTA SEMUANYA”
Dia minta semuanya bukan untuk menyakiti kita, tetapi ketika kita memberi yang terbaik maka Tuhan akan memberi penyediaan yang terbaik. Itulah sebabnya pertolongan kita selalu diawali dengan cara kita menolong orang lain terlebih dahulu. Inilah Hukum Tabur Tuai.
Galatia 6:7 (TB) Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
2 Korintus 9:6 (TB) Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga , dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Pemahaman tentang ayat ini sebenarnya bukan masalah “menabur 10,000 menuai 20,000” tetapi justru ketika kita dalam kekurangan dan kita memilih untuk menabur, maka multiplikasi yang Tuhan kerjakan akan semakin besar.
Sadarlah, bahwa sebenarnya pemberian – pemberian, persembahan inilah yang membersihkan hati kita, yang melepaskan kita dari keterikatan akan harta di bumi dan dengan kemurnian hati inilah maka terobosan keuangan dalam kehidupan anda akan semakin dekat dan semakin mudah terjadi. Jangan condongkan hati kita pada apapun selain Tuhan, Daud berkata “Tuhan bukan hanya pilihan pertama, tetapi Dia adalah satu – satunya dalam kehidupan kita.”
Hari ini, renungkan hal ini: Persembahan terbaik apa yang aku dapat lakukan, yang menyentuh hati Tuhan? Ketaatan apa yang Tuhan sudah perintahkan yang belum aku lakukan? Adakah hal – hal dalam kehidupanku yang mencuri hatiku selain Tuhan? uang kah? keluarga kah? anak kah? pasangan kah?
Serahkan semua pada Tuhan, jadikan Tuhan satu – satunya tambatan hati kita, dan biarlah perenungan itu menjadi titik awal terobosan keuangan dalam kehidupan anda, karena apa yang anda lakukan dengan harta benda anda akan bersaksi bagi anda dalam pengadilan surga, dan biarlah kesaksian mereka adalah kesaksian yang membuat Tuhan memutuskan untuk terus mencurahkan berkat - berkatNya yang berlimpah - limpah.