Dalam hidup ini kita selalu rindu impian-impian kita menjadi kenyataan. Mimpi yang menjadi kenyataan membuat hidup kita penuh dengan sukacita; sebaliknya ketika impian kita tidak menjadi kenyataan maka kita akan merasakan kekecewaan. Dan hal tersebut bisa menjadi permasalahan, tetapi dalam hidup ini permasalahan adalah suatu hal yang biasa, oleh sebab itu kita harus memiliki cara berpikir bahwa semua permasalahan dapat kita selesaikan bersama dengan Tuhan, demikian juga mimpi-mimpi kita, selama itu semua di dalam rencana Tuhan, maka mimpi-mimpi itu dapat kita wujudkan dengan terus berjalan bersama dengan Tuhan.
2 Raja-raja 2:1-15 1Menjelang saatnya Tuhan hendak menaikkan Elia ke sorga dalam angin badai, Elia dan Elisa sedang berjalan dari Gilgal. 2Berkatalah Elia kepada Elisa: ”Baiklah tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Betel.” Tetapi Elisa menjawab: ”Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu pergilah mereka ke Betel. 3Pada waktu itu keluarlah rombongan nabi yang ada di Betel mendapatkan Elisa, lalu berkatalah mereka kepadanya: ”Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh Tuhan terangkat ke sorga?” Jawabnya: ”Aku juga tahu, diamlah!” 4Berkatalah Elia kepadanya: ”Hai Elisa, baiklah tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke Yerikho.” Tetapi jawabnya: ”Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu sampailah mereka di Yerikho. 5Pada waktu itu mendekatlah rombongan nabi yang ada di Yerikho kepada Elisa serta berkata kepadanya: ”Sudahkah engkau tahu, bahwa pada hari ini tuanmu akan diambil dari padamu oleh Tuhan terangkat ke sorga?” Jawabnya: ”Aku juga tahu, diamlah!” 6Berkatalah Elia kepadanya: ”Baiklah tinggal di sini, sebab Tuhan menyuruh aku ke sungai Yordan.” Jawabnya: ”Demi Tuhan yang hidup dan demi hidupmu sendiri, sesungguhnya aku tidak akan meninggalkan engkau.” Lalu berjalanlah keduanya. 7Lima puluh orang dari rombongan nabi itu ikut berjalan, tetapi mereka berdiri memandang dari jauh, ketika keduanya berdiri di tepi sungai Yordan. 8Lalu Elia mengambil jubahnya, digulungnya, dipukulkannya ke atas air itu, maka terbagilah air itu ke sebelah sini dan ke sebelah sana, sehingga menyeberanglah keduanya dengan berjalan di tanah yang kering. 9Dan sesudah mereka sampai di seberang, berkatalah Elia kepada Elisa: ”Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dari padamu.” Jawab Elisa: ”Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” 10Berkatalah Elia: ”Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.” 11Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai. 12Ketika Elisa melihat itu, maka berteriaklah ia: ”Bapaku, bapaku! Kereta Israel dan orang-orangnya yang berkuda!” Kemudian tidak dilihatnya lagi, lalu direnggutkannya pakaiannya dan dikoyakkannya menjadi dua koyakan. 13Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. 14Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu, dipukulkannya ke atas air itu sambil berseru: ”Di manakah Tuhan, Allah Elia?” Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa. 15Ketika rombongan nabi yang dari Yerikho itu melihat dia dari jauh, mereka berkata: ”Roh Elia telah hinggap pada Elisa.” Mereka datang menemui dia, lalu sujudlah mereka kepadanya sampai ke tanah.
Pertama kali Elia bertemu dengan Elisa tercatat di dalam 1 Raja-raja 19:19 “Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, Ia melemparkan jubahnya kepadanya.” Elia bertemu dengan Elisa ketika dia sedang bekerja. Elisa bukanlah seorang pengangguran, dia bukanlah seroang yang malas, bahkan Tuhan adalah Tuhan yang membenci kemalasan; Alkitab menulis bahwa yang tidak bekerja tidak boleh makan. Jangan menutup kemalasan dengan wajah kerohanian – dengan alasan mencari wajah Tuhan tapi tidak mengerjakan apa yang Tuhan perintahkan.
Panggilan Elisa diawali dengan suatu Langkah profetik yang dilakukan Elia kepadanya, Elia melemparkan jubahnya pada Elisa dan Elisa mendapatkan jubah Elia, sejak saat itulah Elisa mengerti tujuan hidupnya yaitu menjadi penerus Elia. Dan ketika Elia naik ke Sorga, Elisa mendapatkan jubah yang sama (2 Raja-raja 2: 14). Tetapi kita perlu tahu bahwa, dari titik awal panggilannya sampai Elisa mendapat penggenapan panggilan tersebut (mendapat double portion) ada waktu dan proses yang harus di jalani Elisa. Proses tersebut panjang dan tidak mudah.
Menurut para ahli Elisa menjalani delapan tahun proses dari nubuatan Elia hingga penggenapan itu. Jangan menyerah, jangan terburu-buru. Bertahanlah untuk menantikan impian anda menjadi kenyataan. Bahkan dalam proses tersebut; Elisa terindikasi tidak termasuk dalam golongan para nabi terbukti dengan adanya ayat 2 Raja-raja 2: 3, 5 – adanya rombongan nabi di Bethel dan rombongan nabi di Yerikho; tetapi Elisa tidak termasuk di dalamnya, dia tidak mendapat special privilege menjadi golongan nabi meskipun dia tahu benar kalau nantinya dia akan menggantikan Elia. Bahkan Elia hanya menjadikan asisten pribadinya; dalam terjemahan King James Version dituliskan bahwa Elisa bertugas menuangkan air di tangan Elia (2 Raja-raja 3:11). Selama delapan tahun Elisa mengerjakan hal yang kelihatan kecil.
SETIA DENGAN PERKARA YANG KECIL
Hal ini memberikan pelajaran kepada kita tentang Tuhan, bahwa seringkali sebelum Tuhan mempercayakan sesuatu yang besar, Dia akan menguji kita dengan hal-hal yang kecil, yang tampaknya remeh, bahkan tidak berarti. Tuhan mendidik orang-orangnya justru dalam perkara sehari-hari (daily basis). Daud misalnya, dipersiapkan Tuhan justru ketika dia masih menggembalakan kambing domba ayahnya, sesuatu yang biasa dan normal dilakukan oleh kebanyakan orang pada masa itu. Tetapi sadarilah bahwa Tuhan selalu melihat dan mengawasi apa yang kita kerjakan dengan setia setiap hari, oleh sebab itu lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan, bukan untuk dilihat manusia. Cara kita memperlakukan istri, suami, anak, orangtua, cara kita bekerja di kantor, cara kita melayani – semuanya diperhatikan dan dipertimbangkan oleh Tuhan.
Tidak semua orang mendapat kesempatan untuk melakukan hal yang besar, tetapi setiap dari kita dapat melakukan hal yang kecil dengan cinta yang besar – Bunda Theresa –
Kesetiaan kita pada perkara kecil membawa kita pada kepercayaan-kepercayaan besar; ini artinya setiap dari kita memiliki potensi membuat mimpi-mimpi kita jadi kenyataan. Setiap dari kita memiliki kesempatan dan kemungkinan untuk mimpi-mimpi kita tejadi dalam kehidupan kita. Jangan remehkan perkara yang kecil, jangan mengecilkan hal-hal yang kecil, bahkan jangan menganggap biasa hal-hal yang biasa. Selama kita berjalan dengan Tuhan – tidak ada yang mustahil untuk kita dapat menggapai mimpi-mimpi kita.
Tahun ini, kalau anda memiliki mimpi yang besar, mulai perhatikan hal-hal kecil di sekitar kita. Mulai belajar puji suami, istri, mulai setia dengan pekerjaan yang Tuhan percayakan, mulailah perhatikan pelayan-pelayanan “kecil” yang Tuhan percayakan. Seperti Elisa mengawali semuanya dengan hal yang kecil hingga diakhirnya diberi kuasa untuk melakukan mujizat-mujizat yang luar biasa bahkan tulangnya yang kering menghidupkan jasad yang sudah mati ketika menyentuhnya.
Ketika anda dapat dipercaya dengan perkara kecil, maka Tuhan akan percayakan dengan perkara besar. Ketika anda dapat dipercaya dengan perkara yang besar, maka Tuhan akan percayakan anda dengan perkara yang lebih besar lagi.
KOMITMEN & KETEGUHAN HATI
Tantangan yang dihadapi Elisa waktu itu bukanlah sesuatu yang kecil, salah satunya bahkan Elia melarangnya untuk mengikuti Elia dan hal ini terjadi dua kali. Dan ketika Elisa diberitahu oleh rombongan nabi-nabi mengenai hal tersebut; yang dia lakukan hanya berkata “diamlah!” dan ini pun terjadi dua kali. Disini Elisa mengajarkan mengenai komitmen dan keteguhan hati. Dia tidak akan pernah berhenti sampai impiannya menjadi kenyataan. Dia memiliki keteguhan hati seperti Rut yang terus mengikuti Naomi kemanapun Naomi pergi apapun yang terjadi.
Rut ketika diminta Naomi untuk meninggalkan dirinya, Rut berketetapan untuk tetap tinggal bersama Naomi, dan kalau kita pelajari dari keturunan Rut lahirlah Sang Penyelamat, Tuhan Yesus Kristus. Rut memiliki komitmen. Mari kita belajar untuk bisa memulai dengan baik, memiliki komitmen dan keteguhan hati sehingga dapat mengakhiri dengan baik juga.
Komitmen berbicara tentang kesetiaan kita untuk melakukan sesuatu tanpa tergantung pada kondisi dan keadaan, tidak hanya dalam keadaan baik tetapi juga ketika dalam keadaan yang buruk.
Elisa bisa saja memilih untuk meninggalkan Elia ketika Elia memerintahkan itu, tetapi Elisa bisa kehilangan jatahnya kalau dia memilih untuk meninggalkan Elia. Terkadang kita perlu “ngeyel” untuk bisa mendapatkan apa yang menjadi bagian kita, selama hal itu benar dan tidak merugikan orang lain jangan pernah menyerah untuk tetap menjalani dan menggapai mimpi-mimpi kita.
MENGEBASKAN OPINI NEGATIF
Kita perlu belajar mengebaskan opini negatif yang berusaha menghentikan kita untuk menggapai impian kita. Banyak orang yang akan melontarkan kata-kata negatif di tengah perjalanan tetapi yang perlu kita lakukan adalah mengebaskan perkataan yang melemahkan. Memang seringkali kata-kata negatif bisa saja sangat menyakitkan apalagi kata-kata itu terlontar dari orang yang dekat dengan kita. Tetapi tetap pegang janji Tuhan karena setiap kali Tuhan berjanji pasti Dia yang akan mengerjakannya. Apa yang dikatakanNya pasti terjadi. Jangan pikirkan caranya, karena cara penggenapaNya terserah Tuhan. Tetapi yang pasti janjiNya tidak pernah diingkariNya. Ini seperti Elisa yang tidak menghiraukan perkataan para gerombolan nabi yang bisa saja mengecilkan hatinya.
CARA PANDANG YANG BENAR
2 Raja-raja 2:10 Berkatalah Elia: ”Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.”
Ternyata untuk dapat menerima apa yang menjadi bagiannya; Elisa harus bisa melihat dengan benar. Kesimpulan yang Tuhan ajarkan adalah:
HIDUP ITU SUSAH KARENA KITA TAHU CARA MENJALANINYA, TETAPI HIDUP INI MUDAH KETIKA KITA TAHU CARA MENJALANINYA.
Kata sukar pada 2 Raja-raja 2 tersebut sama dengan kata sukar yang dipakai untuk menggambarkan sukarnya persalinan/ melahirkan anak; di Alkitab hal ini di catat pada kisah lahirnya Benjamin:
Kejadian 35: 16-18 16Sesudah itu berangkatlah mereka dari Betel. Ketika mereka tidak berapa jauh lagi dari Efrata, bersalinlah Rahel, dan bersalinnya itu sangat sukar. 17Sedang ia sangat sukar bersalin, berkatalah bidan kepadanya: ”Janganlah takut, sekali ini pun anak laki-laki yang kaudapat.” 18Dan ketika ia hendak menghembuskan nafas – sebab ia mati kemudian – diberikannyalah nama Ben-oni kepada anak itu, tetapi ayahnya menamainya Benyamin.
Sukar yang Elia katakan pada Elisa adalah sukar yang mengandung pertaruhan antara hidup dan mati, yang menyangkut pengalaman yang mengerikan dan menakutkan. Ini berbicara tentang proses yang berat, proses yang sulit, proses yang mempertaruhkan nyawa.
Kesukaran setiap orang berbeda; anda yang sedang mengalami cancer mungkin kesukaran anda adalah kesehatan anda. Bagi anda yang kaya mungkin masalah keuangan bukanlah perkara yang sukar. Demikian juga bagi anda yang memiliki keluarga yang harmonis, maka masalah hubungan bukanlah permasalahan yang sukar. Tetapi apapun kesukaran anda, tantangan anda, lewatilah semuanya itu dan izinkanlah proses yang sukar ini membentuk anda.
Ditengah-tengah kesukaran itu Elia berkata “…tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat ke sorga…” artinya mimpi Elisa dapat menjadi kenyataan tergantung apakah dia bisa melihatnya atau tidak.
BAGAIMANA ANDA MELIHAT SESUATU MENENTUKAN APA YANG AKAN ANDA TERIMA
Cara kita melihat masalah adalah permasalahan yang sesungguhnya. Kita dapat melihat suatu hal yang sama tetapi respon kita bisa berbeda-beda. Ini sama dengan kisah 12 pengintai, apa yang dilihat mereka sama, tanah yang mereka jalani sama, perjalanan mereka sama, tetapi 10 pengintai kembali dengan berita “kita tidak dapat memasuki negri itu karena musuh kita raksasa dan kita seperti beelalang.” tetapi Yosua dan Kaleb melihat dengan cara yang berbeda dan berkata yang beda pula “kita akan telan habis musuh-musuh kita, kita yang raksasa, mereka yang belalang!” Itulah pentingnya untuk mengubah cara pandang kita, cara kita melihat sesuatu.
Sama halnya dengan tantangan dan masalah yang kita hadapi, bagaimana cara kita melihat tantangan dan masalah akan menentukan cara kita menghadapinya dan apa yang akan kita terima dalam kehidupan kita. Selama kita hidup kita tidak akan luput dari masalah. Bahkan ketika kita memilih untuk beribadah pun, kita tidak luput dari masalah, dan jelas Firman Tuhan berkata “Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;” artinya tantangan dan masalah boleh ada tapi bagi orang benar ada perbedaan karena cara orang benar melihat permasalahan berbeda dengan cara dunia memandang permasalahan.
Mazmur 119:71 Bahwa aku tertindas itu baik bagiku, supaya aku belajar ketetapan-ketetapan-Mu.
Keadaan terdesak dan terjepit ternyata baik bagi orang benar, karena penindasan in justru membuat pemazmur belajar ketetapan Tuhan. Ketika orang lain kepahitan dalam jepitan, tetapi justru bagi pemazmur penindasan itu membuat dia belajar jalan-jalan Tuhan. Permasalahan bisa menjadi guru pengalaman yang terbaik. Ini adalah masalah sudut pandang. Artinya segala sesuatu baik bagi ketika ketika itu membuat kita belajar ketetapan Tuhan. Perkatakan Firman Tuhan, mintalah tuntunan Tuhan dan ajaran Tuhan.
Nahkoda hebat tidak pernah dihasilkan dari laut yang tenang.
Ditengah-tengah hantaman ombak yang hebat, seorang nahkoda akan melakukan apapun yang dia bisa lakukan, semua kekuatan, dan ketika melewati badai itu, nahkoda itu menjadi seorang yang handal menjalankan kapalnya.
Raja Yosafat ditengah tekanan dan himpitan dari bangsa Moab dan Amon memilih untuk berkata:
2 Tawarikh 20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.”
Singkat cerita Tuhan memerintahkan mereka untuk memuji menyembah Tuhan dan kemenangan mereka dapat tanpa peperangan; mereka menjarah hingga empat hari dan lembah tersebut disebut LEMBAH PUJIAN. Dalam hidup ini masalah harus kita pandang sebagai tempat untuk belajar kebenaran Firman Tuhan. sehingga kitapun dapat berkata:
Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Dengan begini kita akan menjadi umat Kristen dan orang percaya yang tangguh. Tantangan dan permasalahan bisa ada tetapi kita tahu bahwa semua tantang, persoalan, permasalahan yang ada ukurannya hanya satu; yaitu lebih kecil dari Tuhan kita. Tuhan kita jauh lebih besar dari setiap permasalahan yang ada di hadapan anda. Yang membedakan adalah cara pandang kita terhadap permasalahan yang ada.
MASALAH ADALAH KENDARAAN DARI TUHAN UNTUK MEMBAWA BERKAT.
Cara pandang kita terhadap sesuatu menentukan apa yang akan keluar dari mulut kita. Dan apa yang keluar dari mulut kita menentukan hidup dan mati kita karena Firman Tuhan berkata:
Amsal 18:21 Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
Segala hal dalam hidup ini tergantung bagaimana cara kita memandang permasalahan tersebut. Salah satu hal yang kita perlu pelajari, mengapa kita terus menyembah Tuhan, memuji Tuhan, bahkan melakukan perjalan ke tanah suci Yerusalem setiap tahunnya; karena ayat Firman Tuhan bersabda:
Zakharia 14:16-17 16Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, Tuhan semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun. 17Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, Tuhan semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
Kita menyembah Tuhan karena kita mengerti bahwa penyembahan membawa hujan dan hujan itulah yang menghasilkan dan membawa berkat-berkat atas kehidupan kita:
NO WORSHIP, NO RAIN. NO RAIN, NO BLESSINGS.
Dengan pengertian ini kita melakukan ziarah tiap tahun ke tanah suci Yerusalem, dengan pengertian ini kita menyembah Tuhan. Dengan cara pandang ini kita melakukan sesuatu dengan pengertian yang benar.
Contoh yang lain adalah ketika kita melihat orang miskin. Bagaimana cara kita memandang orang miskin akan menentukan cara kita menyikapi dan memperlakukan orang tersebut.
Mazmur 41:1-4 1Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. 2Berbahagialah orang yang memperhatikan orang lemah! Tuhan akan meluputkan dia pada waktu celaka. 3Tuhan akan melindungi dia dan memelihara nyawanya, sehingga ia disebut berbahagia di bumi; Engkau takkan membiarkan dia dipermainkan musuhnya! 4Tuhan membantu dia di ranjangnya waktu sakit; di tempat tidurnya Kaupulihkannya sama sekali dari sakitnya.
Ternyata banyak berkat yang terbuka dari keberadaan orang lemah. Ketika kita melihat orang lemah dengan sudut pandang dan paradigma ini maka kita akan mengerti apa yang seharusnya kita lakukan terhadap orang-orang lemah. Tuhan memperhatikan orang yang memperhatikan orang miskin dan lemah; dan yang membutuhkan pertolongan. Bahkan dalam terjemahan TPT dituliskan bahwa orang-orang seperti inilah, orang-orang yang memperhatikan yang lemah dan miskin, yang menjadi prioritas pertama untuk Tuhan tolong. Ini adalah rahasianya:
KETIKA KITA DAPAT MELIHAT DENGAN SUDUT PANDANG YANG BENAR MAKA SEGALA YANG SUKAR DAPAT KITA LAMPAUI.
Dan diakhir kisah Elia, Elisa dapat melihatnya ketika Elia terangkat ke Sorga dan setiap impian Elisa diawal panggilannya, ketika dia menerima jubah Elia, dia memiliki jubah itu pada akhirnya. Tidak hanya itu, mujizat Elisa yang tercatat di Alkitab tepat dua kali mujizat yang dilakukan Elia. Dan Mujizat terakhir Elisa adalah ketika dia mati, dan sudah dikubur; dan ketika ada orang yang meninggal yang jasadnya dilempar ke kubur Elisa, jasad itu menjadi hidup kembali. Inilah mujizat Allah.
Link Ibadah Victory Community Church :