Reborn
  
DARI INGATLAH KE INGATKAN!
Dipublikasikan pada 12 Oktober 2025
4 min baca

Bacaan: 2 Timotius 2:8-15

Suatu kali ada seorang pendeta tiba di sebuah kota untuk menyuarakan pertobatan bagi para penduduknya. Awalnya, orang kota mendengarkan setiap perkataan yang disampaikan oleh pendeta tersebut. Namun, lama-kelamaan mereka tidak datang lagi, sampai tidak ada segelintir orang pun yang mendengarkan kata-kata pendeta itu. Beberapa waktu kemudian ada orang lain yang sedang mampir ke kota tersebut dan bertanya kepada pendeta itu: “Mengapa Anda masih saja terus berkhotbah? Apakah Anda tidak tahu, bahwa tugas Anda itu sia-sia saja?” Merespons pertanyaan tersebut, sang pendeta menjawab, “pada awalnya aku berharap dapat mengubah mereka. Kini, aku masih terus berseru, agar supaya mereka jangan yang mengubah aku!”

Umat yang dikasihi Tuhan, melakukan pemberitaan Injil memang tidak mudah, sama seperti yang dilakukan oleh seorang pendeta dalam kisah tersebut. Namun, menyatakan pemberitaan Injil setidaknya mampu meneguhkan pendeta tersebut untuk tetap berada dalam pendirian akan kebenaran yang telah diyakininya. Tentu, kita dapat bersepakat bahwa keteguhan seorang pendeta itu di dalam menyatakan kebenaran, karena ia selalu mengingat akan Yesus Kristus yang telah mendatangkan keselamatan bagi dirinya kepada kemuliaan yang kekal. Maka, seorang pendeta itu, tetap berupaya untuk mengingatkan dengan menyuarakan keselamatan dan keteguhan kepada banyak orang yang masih hidup di luar kebenaran. Penuh perjuangan!

Kalau melihat ke dalam bacaan 2 Timotius 2:8-15, kita dapat melihat bahwa Rasul Paulus pun juga mengalami kesulitan di dalam memberitakan Injil. Rasul Paulus mesti menerima kenyataan bahwa dirinya dibelenggu dan dicap sebagai seorang penjahat. Namun, Rasul Paulus juga menegaskan sekalipun hal itu terjadi dalam kehidupannya, tetapi firman Allah tidak akan terbelenggu. Rasul Paulus tetap dalam upayanya untuk menyuarakan tentang keselamatan dalam Kristus Yesus dan keyakinan yang teguh akan kemuliaan kekal. Inilah yang dipertahankan Rasul Paulus dibalik situasi penderitaan yang dialami ketika melayani. Di sisi lain, Rasul Paulus juga membenarkan bahwa kesetiaan kita kepada Dia akan membuat kita hidup juga dengan Dia. Sebaliknya, sekalipun kita tidak setia, Rasul Paulus tetap menegaskan bahwa Dia tetap setia bagi kita. Bukan berarti kita dibebaskan untuk memilih dan menjadi orang yang tidak setia bagi Tuhan. Tentu, Rasul Paulus hendak memberikan makna agar kita selalu ingat akan pengorbanan Yesus Kristus yang telah melayakkan kita di hadapan Allah. Maka, melalui ingatan itu, kesetiaan kepada Kristus akan terus terpancar dalam kehidupan kita.

Umat yang dikasihi Tuhan, satu hal yang menjadi pengingat bagi kita memang terkadang melakukan pemberitaan Injil kadang amat melelahkan, tetapi menyatakan pemberitaan Injil rupanya juga dapat menguatkan. Oleh sebab, Injil memampukan seseorang untuk kembali mengingat Yesus Kristus yang telah menyatakan kebenaran itu. Maka, di momen bulan keluarga ini, dari generasi ke generasi kita dapat melangkah bersama untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain, merenungkan kembali tentang karya-karya Kristus di dalam setiap kehidupan yang telah dialami. Biarlah dalam proses saling mengingatkan ini, kita diajak untuk menjalankan tugas panggilan pelayanan yang mampu menyatakan kebenaran itu. Tuhan menolong kita untuk menjadi pengingat bagi generasi berikut maupun sesama, amin!

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini