Matius 10:32–11:15
Mau berkorban
Yesus meminta murid-murid-Nya untuk mau berkorban demi diri-Nya: ‘Barangsiapa yang mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; barangsiapa yang mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku’ (10:37). Kasih Anda bagi Yesus harus jauh lebih besar dari kasih terbesar Anda bagi manusia.
Yesus melanjutkan, ‘Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa yang mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya’ (Ay.38-39). Mungkin ini yang Rasul Paulus maksud ketika ia mendorong kita untuk ‘mempersembahkan tubuh [kita] sebagai persembahan yang hidup’ (Roma 12:1).
Inilah cara mengetahui kehendak Allah di dalam hidup Anda, ‘apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna’ (Ay.2). Jika Anda ingin lebih dipakai Allah dan mengalami percepatan, Anda harus mau berkorban dengan cara ini.
Jangan khawatir. Pelayanan Anda di dalam Yesus tidaklah sia-sia. Yesus berkata, ‘Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.’ (Matius 10:42).
Martin of Tours (316-397 M) dulunya adalah Uskup dari Tours, Prancis, 371 M. Di suatu malam yang dingin, saat menunggangi kuda, dia melewati seorang pengemis. Martin turun dari kuda, merobek jubahnya menjadi dua dan memberikan setengahnya ke si pengemis. Malamnya, Martin bermimpi melihat Yesus sedang memakai jubah yang telah disobek itu di pundak-Nya. Ketika ditanya dari mana asal jubah yang sobek itu, Yesus menjawab, ‘Hamba-Ku Martin yang memberikannya pada-Ku.’
Dalam konteks ini, di injil Matius, pengorbanan Yesus merujuk pada pengakuan mengenai diri-Nya di dalam dunia yang jahat. Yesus berkata, ‘Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. Tetapi barangsiapa yang menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga’ (Ay.32-33).
‘Mengakui’ Yesus bisa menuntun pada penentangan dan kesukaran. Bagi murid-murid pertama Yesus, secara harafiah, kita diartikan untuk memikul salib dan mengikut Dia (Ay.38), bahkan sampai mati. Bagi kita, harganya mungkin berbeda, tetapi kita dipanggil untuk berkomitmen secara sungguh-sungguh kepada Yesus.
Mari kita berdoa :Tuhan, tolong aku untuk mau memikul salib dan mengikut-Mu. Hari ini aku mempersembahkan pada-Mu tubuhku sebagai persembahan yang hidup.