Paradigma kita sering kali tertuju pada perjanjian Tuhan, dimana kita berpikir bahwa Tuhan menuntut kita untuk dapat memenuhi seluruh perintah hukum taurat dengan sempurna, padahal Tuhan datang karena Dia tahu bahwa kita tidak mampu memenuhi hukum taurat.
Cara pandang itu membuat kita mudah berpikir bahwa ketika sesuatu yang buruk terjadi dalam kehidupan kita, hal buruk itu ada hubungannya dengan ”hukuman” dari Tuhan. Padahal Firman Tuhan sendiri jelas berkata bahwa:
Mazmur 103:8-10 (TB) 8 Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. 9 Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam. 10Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
Bahkan banyak tokoh dalam perjanjian lama yang mendapatkan kesempatan kedua dari Tuhan:
# Yunus -- Meskipun pergi ke Tarsis dan menjauhi Niniwe (panggilan Tuhan) Tuhan tetap memberi kesempatan.
# Daud -- Seorang raja yang terkenal, masyur, dan dihormati Bangsa Israel, dia jatuh dalam perzinahan dan pembunuhan berrencana, tetapi Tuhan tetapi memakainya untuk menggenapi apa yang menjadi tujuan Tuhan dalam kehidupannya
# Petrus -- Salah satu murid terdekat Yesus, dia menyangkal Tuhan dan sebenarnya ini tidak ada bedanya dengan Yudas yang menjual Tuhan Yesus, tetapi pertobatannya membuat Tuhan memberikan kesempatan kedua dan dia menjadi salah satu rasul di jaman gereja mula - mula
1 Korintus 2 : 9 (TB) Tetapi seperti ada tertulis: ”Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.”
Ingatlah bahwa Tuhan adalah Tuhan yang tidak dapat diselami oleh pikiran kita, Dia tidak dapat di nalar, perhitunganNya berbeda dengan perhitungan manusia, jadi berhentilah berhitung - hitungan dengan Tuhan tapi mulailah mengasihi Tuhan dengan tulus.
Perbedaan utama antara cobaan dan ujian adalah hasil akhir dari proses tersebut. Cobaan berakhir untuk menjatuhkan kita, itulah Iblis selalu mendakwa, mengintimidasi, karena dia berusaha untuk menjatuhkan kita. Sedangkan ujian bertujuan untuk membuat kita naik kelas, naik level dan akhirnya menjadi semakin serupa dengan Yesus Kristus, dan itulah sebabnya Tuhan mengijinkan ujian terjadi dalam kehidupan kita.
Intimidasi Iblis cenderung menghasilkan buah keputusasaan, rasa tidak layak dikasihi, atau sebaliknya rasa mengasihani diri yang berlebih. Jangan biarkan Iblis mengusik pikiran kita. Memang ketika kita berdosa pasti ada konsekuensi yang harus kira tanggung, tapi itu tidak membuat kita tidak lagi dikasih Tuhan dan kehilangan status kita sebagai anak Tuhan.
Sadarilah perbedaan proses pendewasaan dan hukuman, ingat bahwa hukuman dosa sudah ditanggung oleh Tuhan Yesus di Kayu Salib, sedangkan proses merupakan cara Tuhan untuk terus mendewasakan kita.
"TUHAN DIAM DI TENGAH UJIAN"
Sering kali kita merasa Tuhan diam di tengah ujian? Ingatlah bahwa seorang guru tidak akan memberikan bantuan kepada muridnya ditengah - tengah ujian. Justru di tengah ujian ini, guru memberi kesempatan untuk muridnya menggunakan semua yang telah dipelajari si murid untuk membuktikan siap tidaknya si murid naik ke level yang lebih tinggi. Dengan proses ujian ini akhirnya mengembangkan kapasitas dan meningkatkan kedewasaan.
Amsal 24:16 (TB) Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana.
Manusia sehebat apapun masih bisa jatuh. Tapi, perbedaanya adalah ketika kita tahu bahwa kita dikasihi oleh Tuhan, kita dapat bangkit. Allah sanggup mengangkat kita, bahkan Dia adalah Allah yang memberi pengharapan untuk kita dapat bangkit dari keterpurukan.
1 Yohanes 1:9 (TB) Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Pertama, sadari dosa itu, lalu akui dosa, jangan berbelit – belit dengan Tuhan, stop mencari – cari alasan, dan ijinkan Tuhan untuk memulihkan kehidupan anda. Sadarilah bahwa Dia adalah Tuhan yang penuh kasih dan kasihNya selalu ingin melihat kita mengalami kemenangan demi kemenangan.
Amsal 4:23 (TB) Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Sadarilah juga bahwa sumber segala sesuatu adalah hati, maka berhentilah menghakimi diri anda. Jaga hati anda, jangan ijinkan hal - hal yang tidak penting mengganggu perasaan dan pikiran anda.
Amsal 14:30 (TB) Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.
Sadari juga, bahwa kit bertanggung jawab atas hati kita sendiri, kita tidak bisa mengatur perbuatan dan perkataan orang lain, kita tidak dapat mengubah nasib kita, tetapi firman Tuhan jelas berkata bahwa kita punya kuasa untuk menguasai hati kita.
Hati disini tidak hanya berbicara tentang perasaan, tetapi juga pikiran dan kehendak kita. stop berpikiran negatif baik itu tentang diri kita, tentang orang lain, apalagi berpikiran negatif tentang Tuhan. Pikirkan yang baik, yang mulia, penuhi pikiran dengan Firman Tuhan.
Roma 8:28 (TB) Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Sadarilah bahwa kasih karunia bukanlah kesempatan kita untuk berbuat dosa, tapi adalah kesempatan untuk mengerti besar kasihNya pada kita.
Filipi 2:12-13 (TB) “12Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 13karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. “
Kasih karunia ini juga lah yang memampukan kita untuk mengerjakan apa yang Tuhan sudah terlebih dahulu mengerjakan di dalam diri kita. Tidak ada kata terlambat untuk menerima kesempatan kedua dan untuk berjalan kembali dalam pangilan Tuhan.
Link Ibadah Victory Community Church: