Apa pedoman yang Allah berikan kepada kita untuk menunjukkan kepada kita cara memuliakan Dia dan bersukacita di dalam Dia?
JAWABAN:
Firman Allah, yang tercantum dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah pedoman satu-satunya yang menunjukkan kepada kita cara memuliakan Dia dan bersukacita di dalam Dia.
AYAT DASAR
2 Timotius 3:16; Efesus 2:20; 1 Yohanes 1:3-4
PENDAHULUAN
Jikalau kita membeli handphone baru, apa saja yang kita lakukan? Pertama, tentu kita buka kotaknya, lalu mengecek dan memastikan semua komponennya lengkap. Setelah itu, kita biasanya mencoba setiap komponen, mulai dari charger, earphone dan segala perlengkapan yang sudah tersedia. Kita lalu mulai menyalakan handphone baru kita, memindahkan SIM card dan mulai mendaftarkan akun-akun kita dan data-data lain dari handphone lama kita. Akhirnya kita setting aplikasi dan tampilan handphone sesuai kenyamanan kita dan kita charge hingga penuh, sehingga siap digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Apakah yang terlupa dari langkah-langkah yang biasa kita lakukan ketika membeli handphone baru? Banyak dari kita tidak pernah membaca buku panduan penggunaan handphone. Di saat kita menghadapi kesulitan dan permasalahan di handphone kita, barulah kita ingat dan bisa menemukan solusinya di buku panduan. Buku panduan adalah buku yang dibuat oleh pencipta suatu barang, yang berisi informasi-informasi dan petunjuk agar barang tersebut dapat digunakan dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan segala fungsi kemampuan benda tersebut.
Demikian juga, hidup kita juga memiliki buku panduan agar hidup kita dapat berfungsi sesuai dengan rancangan dari Sang Pencipta kita. Buku tersebut adalah Alkitab. Alkitab memiliki otoritas ilahi karena ditulis oleh Tuhan, menuntun kita kepada keselamatan, dan membimbing kita taat kepada Tuhan.
ALKITAB SEBAGAI OTORITAS ILAHI
Alkitab dinafaskan oleh Allah, sehingga Alkitab memiliki otoritas ilahi sebagai pedoman hidup kita. Tuhan memakai setiap penulis di dalam konteks dan kemampuan mereka masing-masing melalui roh-Nya sendiri sehingga setiap tulisan itu tidak bergantung kepada kemampuan penulisnya saja, melainkan disempurnakan untuk dapat menyampaikan pesan dari isi hati Tuhan sendiri kepada manusia.
Jikalau kita memiliki pedoman hidup, maka tentu kita mau agar pedoman hidup itu memiliki otoritas yang layak. Bisa jadi kita selama ini menjadikan tradisi keluarga kita, ataupun pemikiran sesuai pengalaman kita sendiri sebagai pedoman dan prinsip hidup kita. Namun, semuanya itu tidak ada yang sebanding dengan otoritas Tuhan sendiri sebagai pencipta kita. Karena itu, sudah seharusnya Alkitab yang dinafaskan oleh Tuhan inilah yang menjadi pedoman hidup kita.
ALKITAB MENUNTUN KITA KEPADA KESELAMATAN
Hidup manusia tidak akan menjadi sempurna jikalau tidak hidup di dalam keselamatan Tuhan. Tujuan akhir manusia, yakni memuliakan Tuhan dan menikmati Dia tidak akan tercapai jikalau manusia tidak diselamatkan dari maut kekal. Karena itulah, Tuhan memberikan Alkitab sebagai wahyu khusus, yakni satu-satunya penuntun yang cukup untuk membawa manusia mengenal karya keselamatan-Nya.
Alkitab bukan sekadar buku tentang bagaimana bersikap baik dalam hidup, melainkan buku yang menuntun kita kepada jalan kesalamatan itu sendiri, sehingga kita bisa menghidupi tujuan akhir manusia dengan benar. Tidak ada satu pun pedoman hidup manusia yang lain yang dapat membimbing manusia menjalankan tujuan hidup mereka dengan benar jikalau pedoman itu tidak dapat menuntun manusia kepada keselamatan.
ALKITAB MEMBIMBING KITA KEPADA KETAATAN
Keselamatan bukan tujuan akhir dari manusia, melainkan memuliakan dan menikmati Tuhan untuk selama-lamanya. Meskipun keselamatan adalah syarat agar manusia dapat menjalankan tujuan hidupnya, namun manusia juga perlu dituntun untuk menjalani karya keselamatan itu dengan ketaatan. Untuk itulah, Alkitab dituliskan Tuhan bagi manusia agar di dalam hidup manusia, manusia memahami isi hati Tuhan: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kita pun juga akan semakin sempurna dalam menjalankan tujuan hidup kita jikalau kita menjadikan Alkitab dasar dari hidup kita. Di dalam ketaatan kita akan Tuhan, maka kita bisa akhirnya memuliakan Tuhan dan bersukacita dalam Dia.
PERTANYAAN REFLEKSI
Kepada Bapak Ibu:
Apakah prinsip-prinsip yang diterapkan dalam keluargamu sudah berdasar kepada Alkitab? Ataukah ada prinsip-prinsip yang selama ini dipegang karena latar belakang budaya ataupun tradisi keluarga dan nenek moyang, namun tidak sesuai dengan kebenaran Firman?
Kepada Anak:
Apakah kamu sudah memiliki waktu rutin membaca Alkitab?
Kepada Remaja & Pemuda:
Ketika kamu menghadapi masalah, apakah perkataan teman-teman dan sahabatmu yang kamu jadikan pedoman, ataukah kebenaran Firman yang menuntun tindakanmu?
Kepada Dewasa Muda:
Sudahkah kita mampu merelevansikan kebenaran Firman kepada pekerjaan/perkuliahan kita? Apakah selama ini Alkitab menjadi buku yang tidak berhubungan dengan prinsip pekerjaan/perkuliahan kita?
Kepada Semuanya:
1. Apakah kita mempunyai kerinduan untuk belajar Alkitab, dan berusaha menggali kebenarannya agar bisa menjadi dasar dari prinsip-prinsip hidup kita?
2. Sudahkah kita mengevaluasi prinsip-prinsip hidup kita, apakah sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan?
KOMITMEN:
• Ajak satu orang yang kamu kenal untuk mulai membaca Alkitab secara rutin.
• Pikirkanlah satu hal dari prinsip hidup kita yang bisa kita bangun/evaluasi setiap kali kita membaca/mendengar Firman Tuhan.