Reborn
  
Pengajaran Iman (2): 3 Level Iman
Dipublikasikan pada 15 Januari 2023
16 min baca

Kita percaya bahwa Tuhan punya rencana dan tujuan dalam kehidupan kita, tetapi terjadi tidaknya dan cepat lambatnya penggenapan rencana dan tujuan itu sangat bergantung pada iman dan percaya kita kepadaNya. Ada kerjasama antara manusia dan Tuhan, ada bagian manusia dan bagian Tuhan. Disinilah letak pentingnya mengerti dan memahami tentang iman dan bagaiman iman bekerja. Alkitab mengajarkan dan menuliskan 3 jenis iman, dengan mengerti tentang hal ini, kita dapat mem-peta-kan posisi iman kita dan bagaimana kita bisa mencapai tingkat iman yang tertinggi.

IMAN KECIL

Iman kecil adalah iman yang bersusah payah, iman yang berjuang, ini bukan berarti iman kecil salah, tetapi iman kecil bisa jadi sangat melelahkan kehidupan roh kita . Iman kecil berkata: ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, tetapi aku tidak tahu bagaimana Engkau akan mengerjakannya.’

Small Faith: "I know that You can, but I do not know how You will."

Iman yang kecil adalah iman yang melihat Tuhan dengan perspektif/ cara pandang manusia. Iman kecil bukanlah suatu dosa, ini adalah keinginan untuk percaya tetapi kesulitan untuk memahami, artinya ada tidak ketidakmengertian. Kenapa? Karena iman ini bekerja di kepala anda tetapi tidak di dalam hati anda. Otak dan pikirinan kita terlalu kecil untuk memahami apa yang akan Tuhan lakukan. Tidak peduli seberapa pintar anda, iman tidak dapat masuk ke dalam pikiran anda, karena iman adalah masalah hati, bukan kepala.

Matius 8:23-27 23Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya. 24Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. 25Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: ”Tuhan, tolonglah, kita binasa.” 26Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali. 27Dan heranlah orang-orang itu, katanya: ”Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”

Ayat diatas menceritakan bagaimana murid Yesus berada dalam rancangan Tuhan karena Tuhanlah yang memerintahkan mereka untuk masuk ke dalam perahu, dan waktu itu pun Tuhan berada di dalam perahu itu. Artinya mereka tidak hanya berada di dalam rencana Tuhan, mereka juga bersama dengan Tuhan Yesus sendiri, Sang Allah Putra.

Kemudian tiba-tiba ada ombak besar dan murid-murid membuat kesalahan yang seringkali kita lakukan juga. Mereka tidak melihat Tuhan Yesus yang bersama dengan mereka, tetapi mereka melihat permasalahan di depan mata mereka. Murid-murid ini adalah nelayan, mereka bukanlah orang-orang yang tidak terbiasa dengan cuaca buruk dan mereka seharusnya sudah berteman baik dan tahu cara untuk mengahadapi cuaca di danau itu, artinya ini adalah suatu kondisi yang benar-benar buruk yang bisa membuat nelayan-nelayan berpengalaman pun menjadi ketakutan.

Ketika mereka mengalihkan mata mereka dari Tuhan Yesus kepada permasalahan, Yesus meresponi itu dengan berkata ‘…kamu yang kurang percaya…’ dalam terjemahan Inggris ditulis ‘…little faith (=iman kecil)…’ Kenapa? Karena mereka tidak tahu bagaimana caranya Tuhan akan mengeluarkan mereka permasalahn tersebut. Mereka berpikir bahwa mereka berada di dalam kapal bersama Tuhan karena perintahNya itu sudah cukup.

Bukankah itu adalah sesuatu yang seringkali kita lakukan juga. Seringkali kita berada dalam rancangan dan tujuan Tuhan atas perintahNya, tetapi ketika permasalahan muncul, kita mulai bertanya ‘Tuhan kamu dimana? Permasalahanku besar sekali’ dan pada waktu itulah anda sedang mengalihkan mata anda dari Tuhan Yesus kepada permasalahan, dan pada wakti itulah iman anda adalah iman yang kecil. Bahkan seringkali kita meng-kotak-kan Tuhan dengan cara pikir kita, kita berkata ‘Tuhan kalau Engkau tidak mengeluarkan aku dari permasalahan ini, keluarkanlah permasalahan ini dari aku!’ tetapi tahukah anda bahwa Tuhan Yesus ingin anda ‘MELALUI’ permasalahan tersebut. Ketika anda melalui permasalahan tersebut bersama dengan Tuhan, iman dan karakter anda menjadi stabil. Hanya dengan melaluinyalah roh kita akan bertumbuh. Duduk dan melihat saja, tanpa melakukan apapun, tidak akan mengerjakan apapun yang baik.

Ini yang saya lakukan ketika saya berada di situasi seperti para murid, saya akan berdoa ‘Tuhan Yesus, Engkau ada di dalam perahu ini, aku tidak suka dengan keadaan ini dan tolonglah untuk cepat bangun. Tetapi sambil menunggu, saya akan terus bertahan karena saya tahu bahwa Engkau sanggup mengeluarkan aku dari permasalahan ini,’ Dan saya tidak berusaha untuk mencari solusi bagi permasalahan yang saya sedang hadapi. Seringkali ketika kita menghadapi permasalahan, kita cenderung untuk berusaha untuk menolong Tuhan – dengan menggunakan cara manusia. Padahal ketika anda berusaha menolong Tuhan dengan menggunakan pikiran anda, anda sedang mencuri stabilitas yang Roh Kudus berikan di dalam roh anda.

Berapa kali dalam kehidupan kita ketika Tuhan meminta kita untuk menyerahkan sesuatu di altarNYa, mungkin: anak kita, pekerjaan, pelayanan, keluarga – kita memang memberikan pada awalnya, tetapi ketika jawaban itu tidak kunjung datang, ketika permasalahan tidak semakin membaik, anda memilih untuk mengambil kembali apa yang anda sudah serahkan pada Tuhan di altarNya, dan anda berpikir ‘Tuhan terlalu lambat untuk menyelesaikan ini.’ Tahukan anda bahwa dengan memilih untuk mengambil kembali apa yang sudah kita serahkan pada Tuhan, anda sedang mengambil kepemilikan atas hal-hal yang sebenarnya bukan milik anda. hal-hal tersebuat sebenarnya adalah milik Tuhan Yesus. Bertobatlah! Percayalah bahwa Tuhanlah yang empunya kepemilikan atas apa yang Dia titipkan pada kita dan Dia sanggup melakukan semuanya sesuai rencana dan tujuanNya.

Ingat bahwa fokus anda hanya bisa anda berikan pada satu hal saja. Anda bisa memilih untuk fokus pada Tuhan Yesus atau pada permasalahan anda. Roh Kudus sudah sangat siap untuk menolong anda, tetapi anda perlu membuat plihan tersebut. Di tengah-tengah masalah kita seringkali tidak menyadari kuasa Tuhan dan justru memilih untuk takut; padahal ketika anda menetapkan hati untuk membuang ketakutan anda dan menggantikannya dengan iman anda akan melihat tujuan Tuhan. Iman yang kecil tidak mempercayai Tuhan tetapi mempercayai keadaan dan permasalahan utama iman kecil adalah kurangnya pengenalan akan Tuhan.

IMAN BESAR

Iman yang besar fokus pada Bapa di surga dan Firman Tuhan. Iman yang besar fokus pada kuasa Tuhan Yesus dan kekuatan Roh Kudus. Iman besar fokus pada janji Tuhan dan karakter Tuhan. Iman yang besar berkata ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, dan aku tahu Engkau akan mengerjakannya.’

Great Faith: "I know that you can and I know that You will."

Matius 8:5-10 5Ketika Yesus masuk ke Kapernaum, datanglah seorang perwira mendapatkan Dia dan memohon kepada-Nya: 6”Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” 7Yesus berkata kepadanya: ”Aku akan datang menyembuhkannya.” 8Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: ”Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. 9Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” 10Setelah Yesus mendengar hal itu, heranlah Ia dan berkata kepada mereka yang mengikuti-Nya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel.

Perwira itu berkata ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, dan aku tahu Engkau akan mengerjakannya.’ Dia berkata ‘…katakan saja sepatah kata,…’ Perhatikan bahwa sebenarnya hidup kita bergantung kepada pergeseran iman kita, pergeseran iman kecil dan iman besar dalam hidup kita. Ketika diberkati kita memiliki iman besar dan berkata ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, dan aku tahu Engkau akan mengerjakannya.’ Tetapi di tengah-tengah permasalahan, keungan, keluarga, dan tiba-tiba iman kita mengecil dan kita berkata ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, tetapi aku tidak tahu bagaimana Engkau akan mengerjakannya.’

Dalam pelayanas saya bersama Ps. Reinhard Bonnke, Tuhan pernah menantang saya dan Suzette Hattingh untuk menyerahkan satu tahun gaji kami kepada pelayanan dan kegerakan Tuhan, dan Tuhan berkata ‘Percayalah, Aku akan mencukupkan segalanya.’ Ini bukan hal yang mudah, kami tetap perlu membayar kontrakan, kami perlu makan, kami perlu hidup – tetapi kami melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Coba anda bayangkan di posisi kami, ketika pendapatan anda setiap bulan harus anda kembalikan dan berikan kepada gereja. Apakah itu iman? Atau kebodohan?

Dan suatu hari saya berkata pada Suzette ‘Suzette kita berdua hanya punya satu kentang hari ini, dan kita perlu makan pagi, makan siang, dan makan malam, jadi kita perlu membagi kentang itu menjadi 6 bagian.’ Kami mulai hari itu dengan makan pagi dan kami terus ucapkan syukur atas apa yang Tuhan berikan dan sediakan. Kami terus perkatakan ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, dan aku tahu Engkau akan mengerjakannya.’ Sadarkah anda bahwa seringkali kita memiliki terlalu banyak sehingga kita tidak menyadari apa yang kita miliki, kita memiliki banyak hal tetapi kita tidak pernah merasa cukup. Lihatlah diri anda, anda sangat diberkati.

Hari itu - dengan hanya 1 kentang untuk kami berdua - saya berketatapan untuk tidak mengeluh. Seberapa sering kita mengeluh kepada Tuhan untuk hal yang tidak kita miliki tetapi lupa untuk bersyukur atas banyak hal yang Dia sudah berikan dalam hidup kita. Siang itu dihari yang sama, tiba-tiba ada ketukan di pintu rumah kami, istri Ps. Bonke mengetuk pintu kami dan dia berkata ‘Aku baru saja belanja, tetapi tiba-tiba Ps. Bonke mendapat panggilan mendadak untuk suatu pertemuan mendesak di kota lain dan kita harus segera berangkat, jadi kalau belanjaan ini aku biarkan sampai kami kembali dari pertemuan itu, belanjaan ini bisa busuk dan rusak.’ Dan saya berkata kepada Tuhan ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, dan aku tahu Engkau akan mengerjakannya.’ Tuhan menyediakan bagi kami.

Belajarlah bersyukur untuk segala hal kecil yang kita miliki. Saya adalah seorang misionaris, kami pergi kemanapun dalam keadaan apapun – di waktu ada atau pun tidak ada – kami harus tetap menjalankan misi Tuhan, dan kepercayaan kami bukan pada keadaan kami, tetapi pada kuasa dan kemampuan Tuhan untuk memelihara kami. Dan dalam 37 tahun ini saya berani bersaksi bahwa saya tidak penah ditinggalkan Tuhan.

IMAN SEMPURNA

Kejadian 22, menuliskan kisah Abraham yang Tuhan perintahkan untuk mengorbankan anaknya, Ishak di gunung. Abraham yang tahu betul pengorbanan yang harus dilakukanya, mulai mempersiapkan kayu-kayu untuk persembahan itu. Ini adalah pelajaran bahwa visi Tuhan membutuhkan kontribusi kita. Kita perlu melakukan sesuatu untuk Tuhan. Terkadang kita terlalu merohanikan segala sesuatu, kita menunggu pesan dari surga, tulisan di tembok dan hal spiritual lainnya untuk mulai bergerak, tetapi cara Tuhan bukan seperti itu. Andalah alat di tangan Tuhan. sama halnya dengan Abraham, dalam ketaatannya dia mempersiapkan kayu, keledai, bersama anak dan kedua hambanya dia menuju tempat yang akan ditunjukkkan Tuhan.

Di tengah perjalanan Ishak mulai bertanya ‘Bapa dimana hewan korbannya?’ dan Abraham berkata ‘Jangan kuatir nak, Tuhan menyediakan’ ditengah perjalanan Abraham berkata kepada hambanya ‘Aku dan anakku akan naik untuk menyembah, dan kami akan kembali’ – ketika Abraham berkata ‘…kami akan kembali…’ padahal dia tahu apa yang akan dia lakukan di atas sana, Abraham sedang mengajarkan iman sempurna, iman yang berkata ‘SUDAH SELESAI.’

Perfect Faith: "Lord, It is Done!"

Abraham percaya sepenuhnya kepada Tuhan dan dia berkata ‘…aku dan anak ini akan naik .. dan kami akan kembali …’ Tetapi coba perhataikan ini, dengan iman sempurna pun, Abraham tetap perlu membangun altar itu, meletakkan anaknya di atas altar itu. Bisakan anda bayangkan ketika Abraham mulai mengikat Ishak untuk dipersembahkan. Seringkali anda perlu berkorban, untuk mencapai Iman yang sempurna, anda harus berkorban. Hal ini tidak dapat kita hindari meskipun kita tidak suka dengan yang namanya pengorbanan. Bukankah seringkali kita mau mengerjakan perintah Tuhan selama itu tidak menyakitkan kita, selama hal tersebut tidak mengorbankan waktu, uang, keluarga, dan lain-lainnya.

Tetapi kalau anda rindu untuk berada di posisi ‘kuasa’ dan melangkah naik menuju iman yang sempurna, anda perlu mengorbankan sesuatu. Dan pengorbanan setiap orang berbeda-beda, mungkin anda mengorbankan uang anda, mungkin anda harus menjemput teman anda untuk ke gereja, mungkin pengorbanan anda dalam bentuk pelayanan terhadap yang sakit dan yang membutuhkan makanan. Hal-hal yang sederhana, tetapi seringkali hal kecil ini bukanlah hal yang nyaman untuk kita lakukan.

Dan ketika Abraham mengambil pisau dan mengangkat tangan untuk mempersembahkan Ishak, Ishak mungkin berteriak ‘bapak apa yang kau lakukan!’ dan Abraham menjawab ‘Jangan kuatir nak, Tuhan Allah menyediakan.’ Dan tepat di waktu dia hendak menyembelih Ishak, tepat pada waktu itu Tuhan menyediakan domba yang tanduknya tersangkut di semak-semak – dengan sedikit imajinasi, bisa saja Abraham berkata kepad Ishak di atas gunung ‘baikah mari kita tunggu dombaNya Allah datang.’ ‘Lama ya nak dombaNya tidak muncul-muncul, kita tunggu sambil persiapkan altar dulu ya.’ TIDAK! Abraham tidak melakukan hal tersebut. Artinya kita tidak dapat menggantikan apa yang Tuhan minta untuk kita persembahkan dengan hal lain yang nyaman bagi kita. pilihannya hanya dua: PERCAYA atau TIDAK!

Kebanyakan dari kita masih bergumul dan berpindah-pindah di antara iman besar dan iman kecil, tetapi gol saya adalah IMAN SEMPURNA. Bukan berarti saya selalu berhasil mencapainya, saya pun masih sering mengalami dan melewati iman kecil dan iman besar, karena untuk menuju iman sempurna adalah proses pembentukan karakter oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita.

Iman kecil berkata ‘‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, tetapi aku tidak tahu bagaimana Engkau akan mengerjakannya.’’, Iman besar berkata ‘Tuhan aku tahu Engkau sanggup, dan aku tahu Engkau akan mengerjakannya.’’, Iman Sempurna berkata ‘Tuhan, Sudah Selesai!’

Kita semua mengalami fase-fase iman itu, dan hal itu mungkin sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup kita. Kita terus menerus bergumul dengan kebiasaan dan gaya hidup iman kita. Tapi hari ini anda dapat berkata kepada Tuhan ‘Tuhan tolonglah ketidakpercayaanku ini.’ Katakan kepada Tuhan dengan jujur ‘Tuhan aku sedang menghadapi permasalahan, aku yakin bahwa Engkau mampu menyelesaikannya, tetapi aku tidak yakin caraMu untuk menyelesaikannya.’ Mungkin anda seperti para murid yang berada di dalam perahu dan merasakan ketakutan yang luar biasa, jangan lupa bahwa Tuhan Yesus ada di dalam perahu kehidupanmu. Apapun yang anda sedang hadapi hari ini, percayalah bahwa Roh Kudus ingin mengajar dan mengubahkan hati anda.

Pilihlah untuk meneguhkan hati anda, untuk memiliki dedikasi yang kuat, untuk mendisiplin diri anda, menjaga sikap hati anda benar, terus beriman – maka anda akan melihat perubahan dalam kehidupan anda. Doa saya bagi anda semua adalah supaya anda memiliki kejujuran hati dan meminta Tuhan untuk membawa anda dari iman kecil, kepada iman yang besar, hingga mencapai kepada kesempurnaan iman sehingga rencana dan tujuan Allah dalam kehidupan anda dapat terjadi dan tergenapi sesuai dengan cara dan waktuNya.

Link Youtube kotbah: https://www.youtube.com/watch?v=nd6o9vwiMLY&t=3737s

Referensi:

Bibliography of Ev. Gayle Monica Claxton on tag, translated from: https://www.voiceinthecity.org/gayle-claxton/

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
9 Orang Membaca