Diperingati 15 Februari / 2 Februari
Pada hari raya Perjumpaan Tuhan / Kristus Diserahkan ke Bait Suci, Gereja memperingati peristiwa penting dalam kehidupan Tuhan Yesus Kristus didunia (Lukas 2:22-40).
Perayaan besar ini dimulai dimana, 40 hari sebelumnya adalah hari raya Kelahiran Kristus (Natal, 7 Jan'/25 Des'). Delapan hari setelah Kelahiran diperingati Kristus Disunat (14 Jan'/1 Jan'), kemudian hari raya Baptisan Tuhan/Theofani (19 Jan'/6 Jan'). Semua perayaan tersebut memperingati kehidupan Tuhan didunia, menjadi satu rangkaian perayaan Inkarnasi Allah Sang Sabda.
Allah hadir kedalam dunia, kedalam waktu dan sejarah bersama manusia, ditengah umatNya, ciptaanNya yang IA sungguh kasihi. Tuhan kita mengambil kodrat kemanusiaan untuk mendamaikan kedalam DiriNya, manusia yang telah menjauh dari Sang Sumber hidupnya.
Pada ke 40 hari setelah Kelahiran, Kristus dibawa-serahkan ke Bait Yerusalem, pusat kehidupan beragama umat pilihan Allah. Dengan hukum Musa (Imamat 12) seorang perempuan, ketika melahirkan laki-laki, selama 40 hari tidak dapat masuk kedalam Bait Allah. Setelah itu sang ibu dapat mendatangi Bait Suci bersama anaknya, dengan ucapan syukur kepada Tuhan dan korban pentahiran. Sang Perawan Suci, Bunda Allah, tidak memerlukan pemurnian (pentahiran), karena tanpa cela ia telah memberi-lahirkan Sang Sumber Kemurnian dan Kesucian, akan tetapi dalam perendahan-hati ia taat kepada Hukum.
Pada masa itu di Yerusalem hidup seorang benar tetua Simeon (diperingati 3 Feb'). Telah dinyatakan kepadanya bahwa ia tidak akan mati sampai ia menyaksikan sendiri Sang Mesias (Kristus), Juruselamat. Oleh ilham dari atas, sang tetua saleh pergi ke Bait Suci bertepatan dengan ketika Sang Bunda Allah dan St. Yusuf membawa serta Bayi Yesus kesana, sehingga menggenapi Hukum. St. Simeon, sang pengemban-Allah, menyambut Sang Bayi Yesus dan menatangNya, sambil memuji Allah, katanya:
"Sekarang, Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera, sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi penyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umatMu, Israel" (Lukas 2: 29-32). Doa pujian St. Simeon ini dapat dijumpai dinyanyikan dalam setiap Sembahyang Senja Agung (sebelum Mazmur 33/34).
Di Bait Suci juga ada nabiah Hana, berusia 84 tahun, anak dari Phanuel (+3 Feb'), yang "tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem" (Lukas 2: 37-38).
Sebelum Kristus lahir, semua orang benar hidup dengan iman akan datangnya Mesias (Kristus) Juruselamat dunia, mereka menunggu kedatanganNya. Para orang kudus terakhir sebagai penutup Perjanjian Lama diantaranya St. Simeon dan Nabiah Hana yang dianggap layak berjumpa denganNya Sang Pengemban Perjanjian Baru, di Bait Suci.
Perayaan Perjumpaan Tuhan adalah diantara perayaan purba dalam Gereja Kristen. Diketahui perayaan ini disebut dalam sermon St. Methodios uskup Patara (+312), St. Cyril dari Yerusalem (+360), St. Gregorius Teolog (+389), St. Amphylokios dari Ikonium (+394), St. Gregorius dari Nyssa (+400) dan St. Yohanes Krisostomos (+407).
Tapi meskipun orisinalitasnya yang kuno, perayaan ini tidak lebih khidmat dirayakan sampai abad 6. Ketika masa kaisar Justinian tahun 528, ada bencana besar menimpa Antiokia - gempa bumi, yang menelan korban banyak orang. Disamping itu diikuti bencana-bencana lainnya. Tahun 544 terjadi serangan wabah, yang setiap hari menelan korban ribuan orang. Pada masa penderitaan yang menyebar ini, muncul seorang Kristen saleh mendapat ilham yang menyampaikan pesan bahwa perayaan Perjumpaan Tuhan ini haruslah dirayakan dengan lebih khidmat.
Ketika hari perayaan Kristus Diserahkan ke Bait Suci ini pada Ibadah Kawal Malam akhirnya diadakan bersama dengan prosesi arak-arakan gereja, bencana-bencana di wilayah Byzantium tersebut berhenti. Dalam rasa syukur kepada Allah, Gereja menetapkan tahun 544 bahwa perayaan Perjumpaan Tuhan ini haruslah dirayakan dengan lebih khidmat.
Penggubah kidung Gerejawi menghiasi perayaan ini dengan banyak karya : St. Andreas uskup agung Kreta (abad 7); kemudian di abad 8 - St. Cosma uskup Maium, Rahib St. Yohanes Damaskinos; dan di abad 9 - St. Yusuf Studite, uskup agung Tesalonika.
Bersama dengan peringatan Perjumpaan Tuhan ini diasosiasikan dengan ikon Theotokos bernama "Pelembut Hati yang jahat" atau "Nubuat Simeon", yang dikenal dengan ikon Theotokos "Tujuh Pedang/Anak panah".
Ikon Theotokos "Nubuat Simeon" melambangkan penggenapan nubuat tetua St. Simeon : "suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri--" (Lukas 2:35).
--
(bess-140222)
Ref. :
https://www.holytrinityorthodox.com/htc/ocalendar/los/February/02-01.htm
https://www.oca.org/fs/sermons/sermon-on-the-meeting-of-our-lord-in-the-temple
https://iconreader.wordpress.com/2012/02/02/softener-of-evil-hearts-icon-an-icon-for-our-enemies/