BACAAN : Matius 19:1–15
Tetap pada trek Allah dalam setiap relasi
Ajaran Yesus tentang relasi sangat penting bagi kehidupan Anda sendiri dan bagi sesama. Dalam bagian ini, Dia menetapkan jejak Tuhan untuk kehidupan keluarga.
1. Pentingnya pernikahan
Orang-orang Farisi bertanya kepada Yesus tentang perceraian, tetapi Dia menjawab dengan menjelaskan tentang pernikahan. Dia kembali ke inti utama. Yesus mengutip dari Kejadian 2:24, menyatakan, 'Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.' (Matius 19:5). Ayat dari Kejadian ini dilihat sebagai ayat pengingat untuk pernikahan - tidak hanya dalam Perjanjian Lama dan oleh Paulus (Efesus 5:31) tetapi juga oleh Yesus sendiri.
Pernikahan mengarah pada tindakan manusia untuk membuat komitmen seumur hidup dengan pasangan Anda, yang kemudian mengambil prioritas bahkan atas hubungan orangtua Anda. Ini mengharuskan Anda 'bersatu' dengan pasangan - kata Ibrani berarti secara harfiah 'terikat' bersama - tidak hanya secara fisik dan biologis tetapi secara emosional, psikologis, sosial dan spiritual. Ini adalah konteks Kristen dari kesatuan 'satu daging'. Doktrin Alkitab tentang pernikahan adalah yang paling menarik dan positif dari doktrin-doktrin yang ada. Ini juga merupakan pemandangan paling romantis. Hal ini menunjukkan kepada kita kita rencana sempurna Allah.
2. Perizinan perceraian
Orang-orang Farisi bertahan dengan pertanyaan mereka tentang perceraian. Mereka berbicara tentang perintah Musa (Matius 19: 7). Yesus menjawab dengan mengatakan bahwa Musa mengijinkannya 'karena hatimu keras' (Ay.8) dan dengan berani menghadapi orang-orang yang (dalam masyarakat di mana wanita memiliki hak yang jauh lebih sedikit) menggunakan ketentuan hukum untuk meninggalkan istri mereka ( Ay.9).
Ketentuan Musa untuk perceraian mengingatkan kita akan kasih karunia dan belas kasih Allah dalam situasi di mana kita gagal mencapai kehendak-Nya. Tetapi, Yesus mengatakan bahwa perceraian tidak pernah dibenarkan.
Banyak dari mereka yang telah mengalami rasa sakit karena perkawinan yang rusak akan menemukan deskripsi Ayub tentang penderitaannya di bagian Perjanjian Lama hari ini. Kita perlu melakukan semua yang kita bisa untuk menjaga pernikahan (kita dan pasangan) dan melakukan semua yang kita bisa untuk menghibur mereka yang telah bercerai (bukan dengan menyalahkannya seperti Elifas).
3. Panggilan untuk melajang
Yesus berbicara tentang tiga jenis kelajangan. Pertama, genetik - ‘ia memang lahir demikian dari rahim ibunya’ (Ay.12a) dan ‘tidak pernah terpikir tentang pernikahan’. Kedua, ‘ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain’ (Ay.12b) - mereka yang 'tidak pernah diminta - atau diterima' . Ketiga, ada kesendirian sukarela - mereka yang ‘ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga’ (Ay.12c). Kelajangan bisa bersifat sementara atau permanen, tetapi tidak pernah dianggap dalam Perjanjian Baru sebagai alternatif. Baik pernikahan dan kelajangan adalah panggilan yang tinggi dan, menurut Perjanjian Baru, ada kelebihan dan kekurangan untuk keduanya.
4. Prioritas anak-anak
Kata-kata Yesus menantang sikap banyak orang terhadap anak-anak. Dalam masyarakat kuno, anak-anak sering berada di pinggiran masyarakat - untuk menggunakan pepatah Inggris kuno, mereka harus 'terlihat tetapi tidak terdengar'.
Jalan Tuhan sangat berbeda. Yesus meletakkan tangan-Nya di atas anak-anak kecil dan berdoa bagi mereka (Ay.13a). Ketika para murid merasa bahwa Yesus tidak boleh terganggu oleh mereka, Yesus menjawab, 'Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga' (ayat 14). Dia mendemonstrasikan prioritas utama yang harus dimiliki anak-anak dalam hidup kita.
Sebagai orang tua, sangat penting untuk memprioritaskan anak-anak kita dan tidak melihat mereka sebagai pengalih perhatian kita dari pekerjaan atau pelayanan kita. Sebagai sebuah Gereja, kita perlu melihat bahwa anak-anak dan remaja kita memiliki prioritas dalam hal sumber daya dan fasilitas karena kerajaan surga adalah milik mereka sama seperti orang lain. Mereka bukan hanya masa depan gereja, mereka adalah Gereja.
Mari berdoa : Tuhan, tolong kami, baik dalam kehidupan pribadi kami dan sebagai masyarakat, supaya kami tidak berpaling dari jalan-Mu untuk kehidupan keluarga. Saya berdoa semoga Engkau memberkati semua yang bekerja untuk memperkuat kehidupan keluarga.