Dalam kehidupan, disadari atau tidak, kita masih memiliki nafsu. Dalam ilmunya, ada 4 jenis nafsu: 1) Biologis -- ini merupakan hubungan badan yang hanya boleh dilakukan oleh suami istri. Tanpa hawa nafsu biologis ini, maka tidak ada kegairahan dalam kehidupan nrumah tangga, 2) Emosional, 3) Nafsu Dunia, dan 4) Spiritual. Kita akan mempelajari dasar-dasar kebenaran dan bagaimana kita harus bersikap untuk mengatasi hawa nafsu.
Kolose 3:5 (TB) Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.
Alkitab dengan jelas mengajarkan untuk kepada kita untuk "mematikan" nafsu kita. Artinya kita harus aktif, kita harus mencurahkan seluruh tenaga dan fokus untuk mematikan itu.
1 Yohanes 2:15-17 (TB) 15Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 16Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 17Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.
Di dunia ini ada tiga hal yang akan selalu kita temui dan kita harus meresponi dengan penuh pengendalian diri yaitu: keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (kesombongan). Yesus pun ketika berjalan di bumi, dicobai dalam ketiga hal tersebut. Maka seperti Tuhan Yesus, yang harus kita lakukan adalah melawan cobain iblis dengan Firman Kebenaran Tuhan. Kita perlu mengisi diri dengan kebenaran sehingga kita dapat menangkal setiap cobaain yang ditawarkan di jahat.
Hawa nafsu ini, bukanlah sesuatu yang tampak jelas di hadapan mata, tetapi hawa nafsu dimulai dari dalam diri kita. Peperangan terbesar kita bukanlah dengan apa yang tampak tetapi justru dengan apa yang tidak tampak. Kita tidak melawan darah dan daging tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.
Belajar dari Raja Daud, yang berhasil mengalahkan goliat, menang berperang kemanapun dia maju, tetapi jatuh dalam dosa hawa nafsu justru ketika dia seharusnya pergi berperang. (2 Samuel.11:1-12-25) Pelajaran bagi seorang pemimpin adalah: "Jangan pernah berhenti berperang." Sibukkan diri anda dengan pekerjaan Tuhan, dan tugas tanggung jawab yang Tuhan percayakan supaya anda tidak memiliki waktu untuk meng-entertain-hawa nafsu yang ditawarkan di jahat.
Yakobus.1:14-15 (TB) 14Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 15Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
Sistematika teologis dituliskan bahwa, hawa nafsu diawali dengan keinginan. Dari keinginan ini, seseorang di seret (keinginan ini seperti umpan, gambaran dalam bahasa aslinya seperti ikan yang terjerat umpan.) Sehingga dari yang awalnya hanya keinginan, menjadi tindakan. Menjadi dosa yang membawa maut. Semuanya diawali dari keinginan. Inilah pentingnya untuk mengendalikan keiginan kita. Bahkan keingin untuk untuk kaya pun merupakan jerat/ umpan yang berbahaya.
1 Timotius 6:9 (TB) Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
Keinginan untuk kaya membuat seseorang terjatuh dalam pencobaan, padahal dalam doa Bapa Kami, Tuhan Yesus mengajarkan pada kita untuk dilepaskan dari pencobaan. Kekayaan bukanlah sesuatu yang salah, tetapi keinginan untuk kaya membuat orang tenggelam, runtuh dan binasa. Jangan ada keingin untuk jadi kaya, biarkan Tuhan yang ingin menjadikan anda kaya.
Mazmur 35:27 (TB) 27Biarlah bersorak-sorai dan bersukacita orang-orang yang ingin melihat aku dibenarkan! Biarlah mereka tetap berkata: ”Tuhan itu besar, Dia menginginkan keselamatan hamba-Nya!”
(KJV) Let them shout for joy, and be glad, that favour my righteous cause: yea, let them say continually, Let the LORD be magnified, which hath pleasure in the prosperity of his servant.
Ketika Tuhan yang mengingkan kelimpahan anda, maka anda tidak akan terjatuh dalam pencobaan, dan anda akan menerima berkat yang baik dari Tuhan. Biarkan Tuhan sendiri yang menginginkan anda jadi kaya.
Berbicara tentang dosa perzinahan, kita tidak lagi berbicara tentang keselamatan (lihat. cerita Daud). Tetapi kita perlu mengerti bahwa ada konsekuensi di dalam daging yang harus kita tanggung - siapapun kita. Dosa yang dilakukan hanya dalam beberapa menit, berdampak pada konsekuensi yang harus di tanggung bahkan sampai generasi selanjutnya. Sakit penyakit, penyesalan, kematian, merupakan konsekuensi dalam daging yang harus ditanggung.
Hari ini, baik yang terlanjur melakukan dosa ini, atapun tidak, mari belajar apa yang harus dilakukan untuk meresponi konsekuensi yang harus ditanggung:
Mazmur.51:3-5 (TB) 3Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar! 4Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! 5Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Daud bergumul dengan setiap hari, untuk dosa yang hanya dilakukannya sekali. Hidup dengan pergumulan adalah kehidupan yang tidak tenang. Billy Graham berkata bahwa orang yang paling merana di dunia adalah orang yang dihantui penyesalan. Dosa seksual ini merupakan dosa yang membuat penyesalan yang mendalam, karena seseorang akan merasa jijik dengan dirinya sendiri dengan apa yang pernah dilakukannya.
Mazmur.51:13 (TB) Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Daud adalah seorang yang dekat dengan Tuhan dari masa mudanya, ketakutan terbesarnya ternyata bukanlah kalah berperang. Ketakutan terbesarnya adalah ketika Tuhan meninggalkan dia, tidak mau ditemui. Bahkan dia berkata "...janganlah mengambil roh-Mu yang kudus ..." karena Daud sangat sadar bahwa dia berada di tengah-tengah kenajisan. Dia sedang tidak kudus, tetapi dia memohon kemurahan dan belas kasihan Tuhan.
Kita dapat memahami dan merasakan bagaimana takutnya Daud kalau sampai Tuhan mengucapkan perkataan yang diucapkanNya kepada Saul: "...Aku telah menolak engkau, sebagai raja atas Israel.” (1 Samuel 15:26)
Mazmur.51:14-15 (TB) 14Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela! 15Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.
Daud kehilangan sukacita, kegirangan karena hidupnya dihantui oleh kesalahan dan dosa itulah sebabnya dia meminta Tuhan untuk "Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu,..." Daud menyadari bahwa satu-satunya pribadi yang dapat mengembalikan kegirangan dalam kehidupannya hanyalah Tuhan sendiri, lewat keselamatan yang berasal dari Tuhan.
Artinya dosa seksual ini bisa merebut dan merenggut sukacita yang ada di dalam hidup. Kekayaan anda tidak akan membuat anda sukacita, bahkan keluarga anda juga tidak dapat mengembalikan sukacita tersebut. Karena dalam kehidupan anda diselubungi oleh selaputkesedihan, penyesalan yang terus ada dalam kehidupan anda.
Mazmur.51:18 (TB) Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan; sekiranya kupersembahkan korban bakaran, Engkau tidak menyukainya.
Lebih dalam lagi, Daud menyadari bahwa seluruh harta yang dimilikinya tidak dapat menyuap Tuhan untuk mengampuni dia. Seolah-olah tidak ada satu hal pun yang Daud lakukan untuk menebus kesalahannya di hadapan Tuhan.
Mazmur.51:19 (TB) Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
Namun, Daud mengenal dan mengerti hati Tuhan dan dia mengakui kesalahannya. Kehancuran hatinya diserahkan kepada Tuhan sebagai persembahan, jiwanya yang hancur diberikan kepada Tuhan yang tidak memandang hina itu. Itulah sebabnya Daud meminta "ROH yang RELA" -- meminta roh yang rela untuk menanggung konsekuensi dari perbuatan dosanya.
# Billy Graham mengajarkan bahwa ada dua senjata iblis untuk dosa seksual:
1) Mengemas nafsu menjadi cinta: seolah-olah cinta harus indentik dengan nafsu.
2) Membesarkan-besarkan kenikmatan sementara, namun menutupi konsekuensi panjang dari dosa seksual.
Dalam AMSAL 9, bagi orang yang tidak berpengalaman, terdapat dua undangan: HIKMAT & KEBODOHAN
UNDANGAN HIKMAT
Amsal.9:1-6, 10-12 (TB) 1Hikmat telah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya, 2memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya, dan menyediakan hidangannya. 3Pelayan-pelayan perempuan telah disuruhnya berseru-seru di atas tempat-tempat yang tinggi di kota: 4”Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”; dan kepada yang tidak berakal budi katanya: 5”Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur; 6buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian. ... ... 10 Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian. 11Karena oleh aku umurmu diperpanjang, dan tahun-tahun hidupmu ditambah. 12Jikalau engkau bijak, kebijakanmu itu bagimu sendiri, jikalau engkau mencemooh, engkau sendirilah orang yang akan menanggungnya. ”
Hikmat, adalah personifikasi dari Tuhan Yesus sendiri, dalam terjemahan TPT dituliskan bahwa Hikmat mendirikan rumahNya dan sudah menyiapkan korbanNya. Artinya ketika Dia mengundangkan kita untuk masuk ke dalam rumahNya, Dia tahu dan menyadari bahwa yang perlu dikorbankan adalah diriNya sendiri. Ketika kita menyatu dengan Tuhan itu berarti kita menerima ajakan hikmat.
UNDANGAN HIKMAT
Amsal.9:13-18 (TB) 13Perempuan bebal cerewet, sangat tidak berpengalaman ia, dan tidak tahu malu. 14Ia duduk di depan pintu rumahnya di atas kursi di tempat-tempat yang tinggi di kota, 15dan orang-orang yang berlalu di jalan, yang lurus jalannya diundangnya dengan kata-kata: 16”Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari”; dan kepada orang yang tidak berakal budi katanya: 17”Air curian manis, dan roti yang dimakan dengan sembunyi-sembunyi lezat rasanya.” 18Tetapi orang itu tidak tahu, bahwa di sana ada arwah-arwah dan bahwa orang-orang yang diundangnya ada di dalam dunia orang mati.
Kata perempuan bebal cerewet dalam terjemahan Indonesia diartikan dengan "madam prostitute" (Wanita Pelacur). Dan perhatikanlah bahwa undangan yang disampaikannya sama dengan ucapan undangan hikmat, tetapi selanjutnya dia menawarkan air curian dan roti yang dimakan sembunyi-sembunyi. Inilah tipuan yang dilakukan si jahat yang berusaha membesarkan-besarkan kenikmatan sementara, namun menutupi konsekuensi panjang dari dosa seksual.
Bahkan dalam perjanjian lama, hukum tentang perzinahan ini diatur dengan sangat tegas dan panjang oleh Tuhan (Ulangan.22:13-21.) Bahkan seorang yang kedapatan berzina akan dihukum mati dengan di rajam batu di luar tembok kota karena hal tersebut adalah kenajisan bagi bangsa Israel. Hal ini diselesaikan oleh Tuhan Yesus dalam perjanjian baru.
Matius.19:6-9 (TB) 6Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” 7 Kata mereka kepada-Nya: ”Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?” 8Kata Yesus kepada mereka: ”Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian. 9 Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”
Dalam konsep Kerajaan Allah seseorang hanya bercerai ketika salah satu dari mereka melakukan perzinahan. Dalam pernikahan yang diberkati Tuhan, terdapat perjanjian darah. Di malam pertama pernikahan, terdapat darah yang tercurah. Hal ini membuat pernikahan bukanlah hanya sebuah institusi dunia, tetapi suatu covenant/ perjanjian/sumpah. Dan hanya akan terbatalkan ketika salah satu pihak membuat sumpah darah dengan orang lain/pihak ketiga. Itulah sebabnya dalam kacamata sorga seseorang hanya dinyatakan bercerai ketika terjadi perzinahan didalamnya.
Yohanes.8:3-5 (TB) Maka ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi membawa kepada-Nya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah 4lalu berkata kepada Yesus: ”Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika ia sedang berbuat zinah. 5 Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapat-Mu tentang hal itu?”
Ahli taurat sangat mengerti kebenaran Firman, tetapi ketika Tuhan memilih untuk tidak menghukum wanita tersebut, apakah Tuhan Yesus sedang menyalahi hukum Allah? TIDAK! Sebab Dia-lah yang akan menjadi korban penebusan dosa bagi wanita tersebut, bagi kita semua.
Yohanes.8:6-11 (TB) Mereka mengatakan hal itu untuk mencobai Dia, supaya mereka memperoleh sesuatu untuk menyalahkan-Nya. Tetapi Yesus membungkuk lalu menulis dengan jari-Nya di tanah. 7Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Ia pun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: ”Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” 8Lalu Ia membungkuk pula dan menulis di tanah. 9Tetapi setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. 10Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya: ”Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” 11Jawabnya: ”Tidak ada, Tuhan.” Lalu kata Yesus: ”Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”
Dalam skenario tersebut, satu-satunya pribadi yang tidak berdosa, yang bisa melemparkan batu kepada wanita itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Sedangkan mereka yang menuntut, mereka tidak melemparkan batu karena mereka menyadari bahwa mereka semua adalah pendosa, dan upah dosa adalah maut, artinya setiap dari mereka berhak mendapatkan maut.
Tuhan Yesus tidak menghukum wanita tersebut, dalam pikiranNya (kalau saya boleh menerka), Yesus berpikir bahwa sang penuntut hanyalah gerombolan munafik yang sebenarnya tahu bahwa mereka sendiri adalah pendosa, tetapi mereka menyalahkan wanita itu yang kedapatan berzina.
Dan ketika Yesus berkata "...Aku tidak menghukum engkau..." Dia mengucapkan perkataan tersebut atas dasar -- AKU MATI BAGI DOSAMU. Dan dengan kematian serta kebangkitan-Nya, tidak hanya Yesus menebus dosa umat yang percaya, tetapi Dia menggenapi seluruh hukum Musa.
Roma 6:16 (TB) Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hamba untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati, baik dalam dosa yang memimpin kamu kepada kematian, maupun dalam ketaatan yang memimpin kamu kepada kebenaran?
Sadarilah bahwa karya penebusan Tuhan, menebus kita tidak hanya dari dosa, tetapi dari kedudukan kita sebagai hamba dosa. PenebusanNya, mengubah identitas kita dari hamba dosa, menjadi hamba kebenaran. Yang artinya tanpa kematian Tuhan Yesus di kayu salib, maka selamanya kita akan menjadi hamba dosa, seberapa keras pun kita berusaha, kita akan tetap menjadi dosa.
Sebagai hamba, kita tidak memiliki pilihan selain untuk mentaati orang tersebut. Ketika kita masih menjadi hamba dosa, kita tidak memiliki keinginan lain selain untuk melakukan apa yang menjadi keinginan dosa. Itulah sebabnya penebusan Kristus pasti dan harus membawa perubahan pada kehidupan kita.
Ketika Tuhan Yesus mati bagi si penzinah ini, Dia tidak hanya menghapuskan dosanya tetapi juga mengubah kedudukannya dari penzinah menjadi hamba kebenaran, sehingga dia diberi kemampuan untuk meninggalkan dosa. Yang diperlukan adalah "PERJUMPAAN PRIBADI DENGAN MESIAS"
Yohanes 3:17 (TB) Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Tidak ada seorangpun yang bisa lepas dari dosa dan dibenarkan kalau Tuhan tidak mengutus AnakNya. Tidak hanya untuk menanggung maut, tetapi untuk mengubah kedudukan kita menjadi hamba kebenaran.
1 Petrus 2:24 (TB) Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.
Karena penebusannya, kita mati terhadap dosa. Dan kita mati dari dosa kita, kita bangkit dalam kebenaranNya. ini seperti Lazarus yang telah mati selama 4 hari dan bangkit.
Yohanes.11:43 (TB) 43Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: ”Lazarus, marilah ke luar!” 44Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata Yesus kepada mereka: ”Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi.”
Dalam kisah tersebut, Tuhan memerintahkan orang disekitar Lazarus yang sudah bangkit untuk membuka kain-kain yang melilitnya. Lazarus yang bangkit ternyata tidak otomatis terlepas dari ikatan kain yang menutupinya. Sama seperti kita, yang sudah mati dalam dosa, dan bangkit dalam kebenaran, tidak secara otomatis ikatan-ikatan dalam kehidupan ini terlepas. Oleh sebab itu ada kalanya Tuhan memerintahkan orang lain untuk mebuka kain-kain yang mengikat kita.
Dalam proses terus dibentuk serupa dengan Tuhan, kita perlu mengucapkan doa "Cut-ties." Doa pemutusan ikatan. Doa pematahan tali-tali ikatan. Ini diperlukan ketika anda pernah melakukan perjanjian darah dengan orang lain melalui hubungan seksual, atau menjanjikan sesuatu dengan seseorang yang tidak lagi menjadi istri/suami anda, atau berada dibawah kutuk seseorang yang mungkin pernah sakit hati dengan anda. Ketika ikatan-ikatan itu terbentuk, anda perlu melakukan doa pemutusan ikatan.
Sadarilah bahwa Kasih Karunia Tuhan sangatlah besar untuk kehidupan anda dan pesan Tuhan bagi kita semua adalah utuk hidup sebagai hamba kebenaran, apabila kita ada dalam dosa hawa nafsu, perzinahan ini maka, "...Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang."