Ada berapa Pribadi dalam keAllahan itu?
JAWABAN:
Dalam keAllahan itu ada tiga pribadi, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiganya Allah yang esa, sama dalam hal zat-Nya, dan setara dalam hal kuasa dan kemuliaan-Nya.
AYAT DASAR
1 Yohanes 5:7; Matius 28:19
PENDAHULUAN
Alkitab mengajarkan bahwa pengenalan akan Allah itu serius dan perlu keakurasian yang bersifat mutlak. Karena itu, pengenalan yang salah akan Allah akan membawa manusia dalam kebinasaan. (Hosea 4:6a) Itulah sebabnya dalam iman Kristen, doktrin Allah adalah doktrin sangat penting yang perlu dimengerti oleh semua orang percaya. Secara lebih khusus lagi, iman Kristen mengajarkan bahwa Allah menyatakan diri-Nya sebagai Allah Tritunggal. Sebagai orang percaya, kita wajib mengenal dengan benar akan doktrin ini sehingga kita tidak mudah disesatkan oleh berbagai ajaran yang menyimpang dengan pengajaran yang diwahyukan dalam Kitab Suci. Kesalahan pemahaman ini bersifat fatal, sebab pengenalan yang salah pasti memimpin pada allah yang salah, dan ujungnya bukanlah keselamatan, melainkan maut. Oleh sebab itu, marilah kita belajar memahami dengan benar pengenalan Allah Tritunggal yang dinyatakan dalam Kitab Suci.
1. PENJELASAN DOKTRIN TRITUNGGAL YANG BENAR
Pengajaran yang benar tentang Allah Tritunggal dalam Kitab Suci yang dirumuskan oleh bapa-bapa gereja sejak konsili Nicea tentang doktrin Tritunggal adalah: Dalam keesaan Allah, ada tiga Pribadi, yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Bapa adalah Allah. Anak adalah Allah. Roh Kudus adalah Allah. Ketiga Pribadi tidak saling bercampur satu dengan lainnya. Ketiga Pribadi adalah Pribadi yang independen yang sama substansinya, sama kuasanya, sama kemuliaannya. Ketiga Pribadi adalah satu Allah yang esa yang berada dari kekal sampai kekal selama-lamanya.
2. ALKITAB MENYATAKAN KEBENARAN AKAN DOKTRIN INI
Ayat ini mengajarkan monoteisme (bdk. Ul 6:5-9; 11:13-21; Bil 15:37-41). Tidak ada tuhan / allah yang lain selain TUHAN. Yehwah bukan Allah yang utama di antara dewa-dewa lain melainkan Yehwah satu-satunya Allah, Allah yang Esa. Allah ini harus dijadikan satu-satunya sasaran kasih dan ketaatan Israel (ayat Ul 6:4-5). Ia adalah satu Allah yang mutlak, dengan siapa tak ada ELOHIM lain bisa dibandingkan. Ini juga merupakan arti dari ungkapan yang sama dalam Zakharia 14:9, dimana ditambahkan kata-kata, “dan nama-Nya satu”, hanya bisa berarti bahwa pada masa yang akan datang Yehovah akan diakui sebagai satu Allah yang mutlak, sebagai Raja atas seluruh bumi.
Perjanjian Lama telah mengajarkan tentang adanya konsep jamak dalam keesaan Allah. Kejadian 1:26: “Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” Kata ‘Kita’ adalah menyatakan bentuk majestic plural, Meskipun kita belum jelas kata Kita disini jumlahnya berapa, tetapi Perjanjian Lama telah mencatat bahwa dalam keesaan Allah ada dialog antar Pribadi dalam keesaan substansinya. Dalam bagian lain, ketika Allah menyatakan keagungan & kemahakuasaan-Nya – His Royalty, Ia berbicara dalam keesaan-Nya, misalnya ketika Allah memberikan hukum-Nya, Ia berfirman: “Akulah TUHAN, Allahmu…” Namun coba lihat dalam Mazmur 33:6: “Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh nafas dari mulut-Nya segala tentaranya.” Di sini dinyatakan suatu konsep yang sama dalam kejadian 1:26, dimana Firman Allah dan Roh Allah bersama-sama dengan Allah sendiri berkarya secara harmonis dalam penciptaan. Dengan demikian, kita melihat bahwa dalam Perjanjian Lama, doktrin tentang Tritunggal telah dinyatakan oleh Kitab Suci, meskipun belum sejelas nanti dalam Perjanjian Baru. Tetapi penyataan doktrin Tritunggal ini secara progresif telah diwahyukan Allah sejak zaman PL kepada umat-Nya.
Dalam Perjanjian Baru penyataan Allah Tritunggal ini semakin jelas dan nyata: Ada tiga saksi yang memberikan kesaksian, dengan demikian, berarti tiga Pribadi. Bukan tiga nama dari satu Pribadi, sebab jika seorang Pribadi memiliki banyak nama, tetaplah ia adalah satu Pribadi. Bukan juga tiga Allah tetapi satu Allah yang esa yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi. Konsep tersebut dapat dilihat dalam nats PB berikut ini: Pertama, dalam baptisan Kristus, Mat. 3:16, 17 disebutkan tentang Bapa yang berbicara dengan suara yang dapat didengar, Anak dalam natur manusia dibaptis oleh Yohanes, dan Roh Kudus muncul dalam rupa burung merpati; jelas menyatakan secara nyata kehadiran tiga pribadi ilahi. Kedua, tampak dari baptisan kita, Mat. 28:8, 19. “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Perhatikan kata-kata, dalam nama, bukan banyak nama (in the name, not names); yang menunjukkan bahwa ketiganya adalah satu Allah, namun mereka dengan jelas dikenali ada tiga jumlahnya, dan dengan demikian berarti tiga pribadi yang berbeda. Ketiga, tampak dari berkat apostolik, di mana dalam berkat didasarkan kepada tiga pribadi yang disebutkan dengan jelas, 2 Kor. 13:14. “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.”
3. ALLAH YANG MELAMPAUI LOGIKA
Allah itu bukan tidak masuk dalam logika, tetapi Allah melampaui logika manusia:
- Karena Allah yang menciptakan manusia dan memberikan logika kepadanya.
- Karena Allah adalah pencipta bukan ciptaan.
4. ALLAH YANG SEJATI ADALAH ALLAH TRITUNGGAL
Pribadi ilahi dalam Tritunggal adalah pribadi yang dapat dibedakan, misalkan dalam Ibrani 1:3 dinyatakan bahwa Kristus Anak Allah disebut “cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah.” Nats ini menyatakan bagaimana melalui Kristus, kita dapat melihat adanya Pribadi lain yang sedang dinyatakan oleh Sang Anak dimana Anak datang menyatakan kemuliaan-Nya, yaitu Sang Bapa yang mengutus Anak-Nya. Dengan demikian, kita dapat mengetahui adanya Pribadi pertama disebut dengan Allah Bapa dan Pribadi kedua adalah Allah Anak yaitu Kristus serta Pribadi ketiga yang diutus oleh Bapa dalam nama Anak, disebut Allah Roh Kudus (Yoh. 14:26; 15:26).
Hal penting berkenaan dengan ketiga Pribadi yang dapat dibedakan ini adalah:
1. Bahwa ketiga Pribadi meski dapat dibedakan tetapi tidak terbagi sebab ketiga-Nya adalah Satu Allah yang esa.
2. Adalah berdosa untuk membayangkan ketidaksetaraan di antara tiga Pribadi ilahi, atau menganggap salah satu dari mereka lebih terhormat daripada yang lain, karena ketiga Pribadi adalah Allah yang setara dalam keilahiannya.
PERTANYAAN REFLEKSI
Kepada Bapak Ibu:
1. Sudahkah keharmonisan relasi Allah Tritunggal menjadi panduan relasi kita dalam keluarga?
2. Apakah kita sudah membawa anak-anak kita mengenal Allah Tritunggal dengan benar?
Kepada Anak:
Tahukah kamu kisah-kisah dalam Alkitab dimana Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus ada secara bersamaan?
Kepada Remaja & Pemuda:
Ada Allah yang dapat memahami kita, sudahkah kita datang pada-Nya?
Kepada Dewasa Muda:
Bagaimana kita menempatkan logika kita terhadap pengenalan Tritunggal?
Kepada Semuanya:
1. Sudahkah kita menjadi anak-anak Tuhan yang membangun kesatuan relasi dalam berbagai perbedaan yang ada: Unity in differsity?
2. Sudahkah kita menyembah Allah Tritunggal dengan benar?