1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2 Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. 3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan . . . . 14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Bacaan Tambahan: Matius 1:23; Filipi 2:5–8
Kita mengawali 2021 dengan merenungkan Allah kita yang dahsyat, dan kita akan melanjutkannya dalam doa dan puasa tengah tahun ini.
Ketika kita memikirkan bahwa Allah itu agung dan dahsyat, kuasa-Nya, pengetahuan-Nya, dan hadirat-Nya yang tidak terbatas, demikian pula kemuliaan dan kemegahan-Nya, muncul dalam benak kita. Kita memikirkan bahwa Allah itu jauh lebih besar daripada alam semesta yang Dia ciptakan, cukup dengan Dia berfirman maka alam semesta pun ada. Dia transenden, jauh melampaui segala sesuatu yang ada di dalam ciptaan-Nya. Keagungan-Nya tidak mungkin kita selami sepenuhnya.
Akan tetapi, keagungan Allah yang dahsyat itu tidak hanya terlihat melalui betapa besarnya Dia. Kedahsyatan-Nya juga diperlihatkan melalui kemampuan-Nya untuk merendahkan diri, turun hingga menjadi sejajar dengan kita, dan menjadi kecil seperti kita—bahkan merunduk lebih rendah untuk menyelamatkan dan melayani kita.
Allah memperlihatkan hal tersebut di dalam inkarnasi Yesus Kristus. Yesus adalah Firman Allah, yang tidak lain adalah Allah sendiri, dan yang dengannya Allah menciptakan segala sesuatu, baik apa yang kelihatan maupun apa yang tidak kelihatan. Namun, Dia mengenakan bentuk manusia dan menjadi manusia, dengan segala keterbatasannya. Sungguh sulit bahkan untuk membayangkannya saja, bukan? Allah yang tidak terbatas dan melampaui batasan, dalam keagungan kuasa dan kebaikan-Nya yang dahsyat, mengenakan keterbatasan. Dia yang kekal menjadi makhluk yang fana. Dia yang melampaui waktu masuk ke dalam waktu dan bertumbuh dari bayi sampai menjadi orang dewasa. Dia yang berkecukupan di dalam diriNya sendiri mengalami lapar dan haus. Pencipta alam semesta mengenakan bentuk makhluk ciptaan.
Allah itu bukan sekadar berada di suatu tempat di luar sana, jauh di atas dan melampaui keberadaan kita yang begitu kecil. Dia adalah Allah yang telah turun menjadi sama dengan kita serta mengalami secara langsung dan secara pribadi keberadaan manusia—kelemahan, kekecewaan, dan penderitaan kita; impian, harapan, dan cita-cita kita; hal-hal hebat dan hal-hal remeh dalam kehidupan kita. Dia adalah Allah yang menyertai kita (Matius 1:23). Inilah Allah yang kita layani.
Saat kita melangkah dengan susah-payah di tengah masa sulit yang belum pernah terjadi di dunia ini, marilah kita mengingat bahwa kita tidak pernah sendirian. Sepanjang akhir pekan ini, kita akan mengetahui bahwa Allah itu menghibur, menuntun, dan memulihkan kita. Kasih, kebaikan, dan kesetiaan-Nya tidak mengenal batas. Kiranya kita bersama-sama mengenal dan mengalami betapa agung dan dahsyatnya Allah kita—Dia yang memilih untuk menjadikan diri-Nya lebih kecil agar dapat menyertai kita.
KARENA ALLAH MENYERTAI KITA, KITA TIDAK PERNAH SENDIRIAN.
1. Lihatlah kembali masa-masa enam bulan terakhir. Bagaimana Anda bertumbuh di dalam pengertian Anda akan Allah? Di tengah semua yang telah terjadi, bagaimana Dia berada di dekat Anda?
2. Baca dan renungkanlah Matius 1:23. Ingatlah area kehidupan Anda tempat Anda bergumul dengan penderitaan dan ketidakpastian. Bayangkanlah Allah menyertai Anda dan berkata kepada Anda, “Aku di sini menyertaimu, anak-Ku. Kamu tidak sendirian.” Bagaimana hadirat dan kedekatan-Nya memampukan Anda untuk menghadapi tantangan tersebut?
Allah yang baik, terima kasih karena Engkau bukan hanya agung dan dahsyat dalam mengatur dan memerintah dunia ini. Terima kasih karena Engkau juga dekat dengankku, karena Engkau mengutus Anak-Mu menjadi manusia dan hidup di tengah ciptaan-Mu. Kiranya aku bertumbuh dalam pengertian dan penghargaanku akan inkarnasi Kristus. Aku berdoa agar Roh Kudus-Mu menuntunku, berbicara kepadaku, dan menuntunku mengenal firman-Mu secara lebih mendalam. Setiap hari dan setiap saat, aku percaya bahwa Engkau menyertaiku. Aku tidak sendirian. Aku tidak pernah sendirian. Karena itu, aku mampu menghadapi setiap pertempuran yang mengadang, aku dapat memberitakan kabar baik dengan berani, dan aku dapat memajukan kerajaan-Mu di dunia ini. Di dalam nama Yesus aku berdoa, amin.