
Bacaan: Matius 3: 1-12
“Metanoia (Bertobatlah), sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”(ay.2). Metanoia adalah sebuah kata dalam bahasa Yunani yang berarti perubahan pola pikir, akal budi, hati dan cara hidup, melibatkan transformasi spiritual, yang bukan hanya penyesalan tetapi juga perubahan mendasar dalam orientasi hidup ke arah yang lebih baik. Lawan kata dari metanoia adalah Paranoia, berarti kehilangan akal, gangguan mental. Pada KBBI, tobat mengandung dua arti. Pertama, sadar dan menyesal akan dosa (perbuatan salah atau jahat) dan berniat untuk memperbaiki tingkah laku dan perbuatan. Kedua, kembali ke jalan atau hal yang benar. Pulih juga mempunyai dua arti. Pertama, kembali menjadi semula; menjadi baik (baru) lagi. Kedua, sembuh atau baik kembali.
Merujuk pada arti tersebut, maka pertobatan adalah kunci utama untuk mengalami pemulihan. Pertobatan sejati bukan hanya penyesalan lisan, tetapi perubahan hati yang diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari. Ketika seseorang bertobat dengan sungguh-sungguh dan kembali kepada Tuhan, Ia akan mengampuni dosa dan memulihkan hubungan, memberikan kemurahan, anugerah dan berkat yang melimpah. Paulus adalah salah satu contoh rasul yang mengalami proses metanoia yang luar biasa. Dalam Kisah Para Rasul 26:10-11, Paulus menceritakan bagaimana awalnya ia adalah seorang yang sangat benci kepada pengikut Kristus hingga tega menganiaya orang Kristen, memenjarakan bahkan memaksa pengikut Kristus untuk menyangkali iman mereka. Namun, Tuhan melawat Paulus saat ia berada di Damsyik, dan dari sanalah metanoia terjadi atas hidup Paulus. Ia berubah 180 derajad menjadi seorang yang militan dalam mengabarkan Injil dengan segenap akal budi, pikiran dan hati yang tertuju hanya kepada Krsitus. Paulus mengalami metanoia yang luar biasa, dan itu tercermin dari pelayanan dan pengajarannya. Ia menghasilkan buah-buah yang sesuai dengan pertobatannya.
Berikut adalah langkah-langkah pertobatan dan pemulihan :
1. Mendengarkan seruan pertobatan dalam kesadaran bahwa Kerajaan Surga sudah dekat.
2. Sadar diri akan dosa dan kembali ke jalan yang benar.
3. Menghidupi status sebagai anak Abraham.
4. Menghasilkan buah yang sesuai pertobatan
5. Sadar akan kepastian penghakiman illahi
Misi Yohanes adalah mempersiapkan jalan untuk Tuhan dan meluruskan jalan raya bagi-Nya. Misi ini ditempuh melalui khotbah yang berisi seruan untuk bertobat (ay.3). Dalam rangka kedatangan Tuhan ini, orang-orang harus membersihkan hati mereka dengan memohon pengampunan dan pemulihan. Demikian juga dengan kita, pada saat kita bersiap-siap merayakan kedatangan Yesus, kita pun dipanggil untuk memperhatikan dengan seksama dan serius seruan Yohanes untuk bertobat. Yang terpenting adalah kita menyambut Natal tahun ini dengan hati yang bersih. Untuk mewujudkannya, kita harus mengakui dosa-dosa kita, meninggalkan dan menanggalkannya, serta memperbarui persekutuan kita dengan Tuhan. Setelah itu, barulah kita dapat merayakan Natal dengan penuh sukacita dan kedamaaian. Maranata. Amin.
*Pdt. Setyahadi