Reborn
  
HAMPA DAN SIA-SIA
Dipublikasikan pada 04 Agustus 2025
2 min baca

Bacaan: Pengkhotbah 2:1-17

Sebab itu, aku membenci hidup, karena bagiku apa yang dilakukan di bawah matahari itu menyusahkan. Sesungguhnya, semua itu kesia-siaan dan usaha menjaring angin.

(Pengkhotbah 2:17)

Seorang pebisnis muda yang sukses merasa bahwa dengan mencapai kekayaan, semua masalah dalam hidupnya akan teratasi. Ia menikmati segala fasilitas dan kenikmatan dunia, tetapi lama kelamaan ia merasa hampa. Meskipun ia memiliki segalanya, ada kekosongan dalam hatinya yang tidak bisa diisi oleh uang, popularitas, atau kemewahan. Ia pun mulai bertanya-tanya, “Apa arti semua ini jika akhirnya aku tetap merasa kosong?”

Dalam bacaan kita hari ini, Pengkhotbah menceritakan pencariannya akan makna hidup melalui berbagai pencapaian duniawi. Ia mengejar kesenangan, kekayaan, kebijaksanaan, dan kerja keras, tetapi pada akhirnya ia merasa kecewa, hampa dan sia-sia. Ayat 17 mengungkapkan kekecewaan yang mendalam terhadap hidup yang ia jalani, yang dianggapnya sebagai “sia-sia” dan “usaha menjaring angin.” Semua pencapaiannya tidak memberi kebahagiaan yang sejati, karena ia menyadari bahwa hidup ini bersifat sementara dan tidak bisa sepenuhnya dikendalikan oleh manusia.

Sesungguhnya pencarian kebahagiaan dalam hal-hal duniawi seperti kesenangan, kekayaan, atau kesuksesan semata tidak akan pernah memuaskan hati kita, terasa hampa, dan sia-sia. Kita diajak untuk mengarahkan fokus hidup kita pada Tuhan yang adalah sumber kebahagiaan sejati. Marilah membangun hubungan yang benar dengan Tuhan dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya agar kita beroleh kebahagiaan abadi.

DOA:

Ya Tuhan, mampukanlah kami mengarahkan orientasi hidup kami di jalan-Mu agar kami tak merasa hampa dan sia-sia. Amin.

Kategori
Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini