2023 memang bukanlah tahun yang mudah, dengan tantangan yang berbeda, persoalan yang berbeda, bahkan hal-hal yang kita tidak pernah temui sebelumnya. Apa yang di depan kita ini seperti sebuah raksasa, memang tidak mudah, dan banyak nubuatan tentang hal-hal ini, bencana, kesusahan, dan kesulitan yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Namun, Roh kudus berkata dengan kuat, sudah waktunya menaklukkan dan mengalahkan raksasa.
Oleh sebab itu saya terus berdoa dan saya imani khususnya bagi anda yang sedang menghadapi raksasa, inilah waktunya untuk anda menghadapi dan menaklukkan raksasa itu, dan anda akan tampil sebagai pemenang. Yang terpenting adalah bagaimana kita menempatkan dan memposisikan iman kita. Ditengah-tengah situasi yang penuh dengan ketakutan dan kekuatiran, selama kita berjalan bersama Tuhan, kita tidak perlu takut. Memang semua yang dinubuatkan harus dan akan terjadi, tetapi selama kita berjalan dengan Tuhan, KITA TIDAK PERLU TAKUT! Yang perlu anda lakukan adalah memastikan hidup anda tetap dalam trek-Nya Tuhan dan berjalan dengan tuntunan Roh Kudus.
Untuk menghadapi hal ini, justru Tuhan menunjukkan kepada saya bahwa akan ada “Great Shifting” atau “Pembalikan Keadaan Besar-Besaran” bagi tiga golongan ini:
1. Bagi mereka yang sungguh-sungguh mencari Aku setiap hari
2. Bagi mereka yang sungguh-sungguh beribadah kepada-Ku
3. Bagi mereka yang sungguh-sungguh yang melayani Aku
Raksasa dapat kita definiskan sebagai sesuatu yang besar, dengan kekuatannya dan kemampuannya yang berbeda, cara mengatasinya pun harus berbeda juga. Permasalahannya apakah kita melihat permasalahan sebagai raksasa yang mengintimidasi atau sebaliknya? Pelayanan anda atau tantangan anda, anda jadikan sebagai raksasa atau sebaliknya? Seharusnya kita tidak menempatkan permasalahan sebagai suatu intimidasi. tetapi sebaliknya, kita memposisikan Tuhan lebih besar dari permasalahan yang kita hadapi. Kita akan belajar dari Daud, bagaimana dia berhadapan dengan raksasa yang besar yang berpotensi membunuhnya, tetapi kita tahu akhir dari kisah Daud bahwa dia mengalahkan dan memenggal kepalanya. Daud pulang dengan kemenangan atas raksasanya.
Tuhan tuntun saya untuk menuliskan apa yang menjadi “raksasa” saya, Roh Kudus mengajar saya untuk menuliskan apa yang menjadi tantangan saya kedepan, karena saat inilah waktu yang Tuhan katakan untuk kita mengalahkan raksasa itu. Sekaranglah waktunya untuk mengalahkan raksasa itu. Kita tidak akan kalah dari raksasa itu, tetapi justru sebaliknya inilah waktu untuk menang dari raksasa-raksasa itu. Olehnya saya temukan setidaknya ada 5 hal penting yang Daud lakukan sehingga dia menang atas raksasanya:
1. Daud tidak membiarkan apa yang dia lihat mempengaruhi keyakinannya kepada Allah.
Kalau kita mau jujur, seringkali kita membiarkan apa yang kita lihat saat ini mempengaruhi hati dan kepercayaan kita kepada Tuhan. Bahkan untuk menolong Abraham pun, Tuhan memerintahkannya untuk keluar dan melihat ke langit, menghitung jumlah bintang di langit dan sebanyak itulah keturunannya nantinya. Kalau dia tidak mengatur apa yang dia lihat, maka kenyataan hidupnya dapat mempengaruhi iman dan kepercayaannya, Abram bisa saja melihat bahwa dia sudah tua, Sarai sudah mati haid, dan kenyata-kenyataan lain yang membuat dia mempertanyakan janji Tuhan. Jangan biarkan apa yang anda lihat, yang tampaknya berlawanan dengan apa yang anda harapkan, itu mempengaruhi hati anda. Memang terkadang kita tidak dapat mengatur seluruhnya apa yang kita lihat dan kita dengar, tetapi jangan biarkan itu masuk ke hati dan mempengaruhi hati anda.
Seringkali kita gagal mengalahkan raksasa dalam hidup kita karena kita melihat kenyataan dan memasukkan itu ke dalam hati kita yang akhirnya mempengaruhi pikiran dan hidup kita. Jangan terlalu fokus dengan apa yang anda lihat dan apa yang di depan mata, fokuslah pada janji Tuhan, fokuslah kepada perkenanan Tuhan, fokuslah kepada kebesaran Tuhan. Ini bukan berarti kita mengabaikan permasalahan kita, tetapi ingat bahwa sebesar apapun masalah yang anda hadapi, Allah kita jauh lebih besar dari permasalahan itu.
Daud, secara kasat mata, kelah besar dari Goliat, dia kalah kemampuan perang dibanding Goliat, Daud juga tidak memiliki persenjataan selengkap Goliat. Tetapi Daud tidak memandang itu sebagai suatu kekalahan atau suatu hal yang menimbulkan ketakutan, tetapi dia melihat itu sebagai kekuatan. Jangan melihat kelemahan anda berlebihan, sehingga kelemahan itu malahan menjadi suatu hal yang menghancurkan hidup anda. Tetapi pakailah kelemahan anda sebagai kekuatan anda. Bersama Tuhan keterbatasaan kita tertutupi oleh ketidakterbatasanNya. Memang benar kita memiliki kelemahan dan kekurangan, ya kita terbatas, tetapi Allah kita adalah Allah yang tidak terbatas. Daud memiliki keyakinan bahwa kalau Allah ada di pihakku maka aku dapat mengalahkan apapun yang menghalagi aku.
Di tengah kesulitan anda, latihlah diri untuk tidak berkata, “Tuhan, aku punya masalah yang besar!”, tetapi berlatihlah untuk berkata “hai masalah aku punya Tuhan yang besar!” di tengah kesulitannya Daud semakin memperkuat keyakinanya kepada Tuhan.
1 Samuel 17:26 Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: ”Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?”
Daud sama sekali tidak melihat Goliat sebagai suatu masalah, tetapi Daud fokus kepada Allah, Tuhan yang dia sembah. Daud menghadapi raksasanya dengan tenang bersama Tuhan. Olehnya selama kita hidup sesuai dengan ketetapan Tuhan, kita hanya perlu menenangkan diri kita sebab Firman Tuhan berkata
Yesaysa 30:15 Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: ”Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu.” Tetapi kamu enggan
Ketika kita menghadapi permasalahan belajarlah untuk menguasai diri kita, tidak panik, tetapi tetap tenang. Daud dihina dan diremehkan kakak-kakaknya, dipertanyakan kemampuannya oleh Saul, bahkan diolok oleh Goliat, tetapi Daud tidak peduli, dia memilih untuk tetap tinggal diam, tetap percaya dan menghadapi raksasanya bersama Tuhan dengan tenang.
2. Daud tidak mengizinkan kata-kata intimidasi mempengaruhi dirinya.
1 Samuel 17:32 Berkatalah Daud kepada Saul: ”Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”
Kita tahu cerita ini, bagaimana Goliat terus menerus mengintimidasi dan mengejek pasukan Allah. Goliat terus memperkatakan kata-kata yang meremehkan Bangsa Israel dan tentara-tentara Allah. Padahal mereka adalah bala tentara yang terbiasa berperang. Seandainya saja mereka maju menghadapai goliath, sebenarnya belum tentu juga mereka kalah, tetapi mereka membiarkan intimidasi menguasai pikiran dan hati mereka. Jangan biarkan Intimidasi dan perkataan orang masuk ke dalam hati, pikiran, dan kehidupan anda. Jagalah jendela telinga anda, jangan dengarkan apa kata orang. Hidup anda bukan dari kata orang, hidup anda, masa depan anda tergantung apa kata Tuhan untuk diri anda. Jaga telinga kita, dengarkan yang baik dan sedap didengar dan pikirkan itu, bukan malahan memikirkan intimidasi dari si jahat. Jangan juga perkataan intimidasi ini sampai membuat anda tawar hati.
Seorang bijak berkata “kontrol apa yang kamu baca, apa yang kamu lihat, apa yang kamu dengar, dan dengan siapa kamu menghabiskan waktumu, karena engkau akan menjadi apa yang engkau izinkan masuk dalam pikiran dan hidupmu.” Itulah sebabnya saya terus ingatkan untuk kita benar-benar menjaga pintu masuk pikiran kita dengan wasapada, pintu mata dan pintu telinga kita khususnya.
Pergaulan kita pun penting karena Ratu Elizabeth berkata “sebutkan orang-orang terdekat anda, dan saya akan beritahukan masa depan anda.” Artinya pergaulan anda akan menentukan diri dan hidup anda. Kita tidak boleh sembarangan memilih orang-orang terdekat, pilihlah dengan penuh kepeduliaan dan kewaspadaan.
Daud memilih untuk terus membangun hubungan dengan Tuhan, menjauhkan diri dari perkataan negatif, bahkan Daud melatih dirinya untuk tidak menghiraukan perkataan-perkataan negatif yang dia dengar, cemoohan kakaknya yang dia dengar. Sebaliknya dia terus menguatkan hati dan kepercayaannya kepada Tuhan. Itulah yang membuat dia bisa menutup telinga dari perkataan goliath yang menawarkan hati, itulah sebabnya dia dapat menutup erat-erat telinganya dari perkataan hinaan Goliat, yang bisa saja menghancurkan imannya. Dan akhirnya dia bisa mengalahkan raksasa itu dan justru keberadaan Goliath menyediakan platform untuk Daud semakin bersinar diantara pasukan-pasukan tentara Isarael yang ketakutan karena intimidasi perkataan Goliat.
Bahkan dalam kisah Balak dan Balam, ketika Raja Balak membayar Balaam untuk mengutuki Israel, Tuhan membalikkan keadaan dan mengubahkan kutukan itu menjadi berkat bagi Bangsa Israel. Artinya yang harus anda terus perhatikan adalah perkataan Firman Tuhan dalam kehidupan anda. Jangan tawar hati karena perkataan yang buruk, tetapi izinkan Firman Tuhan menguasai hati dan pikiran anda.
Amsal 24:10 "Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu."
Mari, kita terus tinggal tenang dan percaya kepada Tuhan, dan tidak membiarkan hati kita tawar, karena orang yang tawar hati tidak memiliki kekuatan untuk mengalahkan raksasa. Ini pilihan anda. Pilihlah dengan bijak.
3. Daud tidak pernah melupakan pertolongan Tuhan di masa lalu.
Daud tidak hanya mengingat pertolongan Tuhan di masa lalu, tetapi dia juga meyakini bahwa kalau Tuhan sudah tolong dimasa lalu, Tuhan pasti akan tolong di masa depan. Setiap dari kita pasti pernah mengalami pertolongan Tuhan di masa lalu. Jangan lupakan pertolongan Tuhan itu tetapi terus ingat-ingat kebaikan Tuhan. Seperti perumpamaan orang yang dihapuskan hutangnya satu hanya 20 juta yang satu 20 milliar, pasti yang lebih banyak diampuni yang akan lebih dapat bersyukur. Bukanlah setiap kita sudah banyak diampuni dosa kita oleh Tuhan. Jangan lupakan kebaikan Tuhan dalam hidup anda dan biarkan pertolongan Tuhan di masa lalu membuat kita semakin totalitas untuk hidup melekat dan mendekat pada Tuhan.
Daud bukanlah seseorang yang sombong yang berani menantang balik Goliat, keberaniannya disebabkan oleh pengalamannya bersama Tuhan, yang membuatnya memiliki kepercayaan diri terhadap kekuatan Tuhan.
1 Samuel 17 36-37 36Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup.” 37Pula kata Daud: ”Tuhan yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: ”Pergilah! Tuhan menyertai engkau.”
Artinya Daud sudah menjalani pelatihan Tuhan, tidak mungkin dia memiliki keberanian untuk maju menghadapi Goliat tanpa pengalaman bersama Tuhan, kalau dia berani maju tanpa pengalaman, itu namanya cari mati. Daud bukanlah seorang yang bodoh, dia tidak hanya maju dan berperang, tetapi dia memiliki perhitungan, Daud tidak melupakan pertolongan Tuhan di masa lalu dan dia yakin kalau Tuhan sudah menolong di masa lalu, maka Tuhan juga pasti akan tolong dia di masa depan.
Ini artinya dia mau dibawa Tuhan naik pada next level. Setiap naik tingkat persoalannya pasti beda, Daud sudah lulus melawan singa dan beruang, itulah sebabnya dia di perhadapkan dengan Goliat. Singa dan beruang sudah bukan lagi lawannya Daud. Daud geram karena Goliat, orang tak bersunat itu mencemooh barisan Allah yang hidup, dan raksasa itu menjadi latihan naik kelasnya Daud.
Inilah yang harus kita pegang. Kita tidak boleh melupakan pertolongan Tuhan di masa lalu, dan kalau Tuhan sudah tolong di masa lalu, maka permasalahan apapun yang besar di masa yang akan datang dan sekarang pasti dapat kita lalui bersama dengan pertolongan Tuhan. Kalau dulu kita sudah bertahan mengahadapi krismon, menghadapi covid, kita pasti bisa bertahan dan melewati semua ini dengan pertolongan Tuhan, bahkan lebih lagi karena kita menetapkan hati untuk semakin sungguh-sungguh dengan Tuhan. Iman kita harus terus meningkat. Kalau dulu tidak ada uang tapi bisa membangun pabrik, maka sekarang dengan uang yang ada pasti bisa melakukan yang lebih besar. Izinkan Tuhan bekerja dengan cara dan waktuNya. Jangan pernah lupakan pertolongan Tuhan di masa lalu, dan Yakini kemampuan dan pertolongan Tuhan di masa yang akan datang.
Inilah pentingnya untuk mengenal dan mengalami Tuhan, inipun merupakan perintah bagi orang Israel. Mengapa hal ini menjadi sangat penting? Karena pengenalan pribadi anda dengan Tuhan itu akan membuat iman dan rasa percaya diri dan keberanian anda semakin kuat. Pengalaman memang bukan patokan kehidupan, tetapi pengalaman pribadi anda dengan Tuhan setidaknya menguatkan iman anda menjalani kehidupan di masa sekarang dan masa yang akan datang.
4. Daud memiliki hati yang kuat, Dia tidak tawar hati.
1 Samuel 17:32 Berkatalah Daud kepada Saul: ”Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”
Kalau seandainya Daud tawar hati, dia tidak akan berani untuk melawan goliat, tetapi karena yang lain tawar kati, dia menguatkan hati bangsanya. Daud bisa memiliki kekuatan hati karena dia menyadari siapa dirinya dalam anugrah Allah.
1 Samuel 17:26 Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: ”Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?”
Daud menyadari bahwa kemenangan adalah milik Tuhan, dan kemenangan diberikan kepada orang yang diurapi, Daud menyadari bahwa kemenangan itu bukan dari kekuatan dan kegagahannya tetapi dari Tuhan sendiri. Dan Tuhan berkata bahwa Tuhan mengurapi dan memberi kemenangan kepada orang yang diurapiNya.
Kisah Daud dan Goliat ini mengajarkan kita banyak hal salah satunya adalah bahwa dalam hidup ini selalu ada 3 kategori orang:
1) Yang diurapi, ini gambaran Raja Daud
2) Mantan Urapan, ini yang dulunya pernah diurapi tetapi urapan Tuhan sudah undur daripadanya ini merepresentasi kehidupan Saul dan banyak gereja yang sudah ditinggalkan oleh Tuhan
3) Anti Pengurapan, adalah orang-oranng yang menolak pengurapan ini tidak hanya berbicara tentang orang-orang non-Kristen tetapi bisa juag datang dari umat Kristen sendiri, ini merepresentasikan Goliat.
Yang anti pengurapan selalu berusaha untuk membunuh si mantan pengurapan dan yang diurapi Tuhan, sedangkan mantan pengurapan selalu iri kepada yang diurapi dan berusaha untuk membunuh yang diurapi. Tetapi kita tidak perlu memusingkan kedua golongan itu, yang pasti Tuhan memberikan kemenangan kepada yang diurapiNya. Dan Alkitab jelas menceritakan dan berkata bahwa yang diurapi pasti mengalahkan mantan pengurapan dan anti pengurapan.
Doa saya bagi anda semua supaya anda memiliki hati yang kuat, tidak goyah, anda yakin dan menyadari bahwa pertolongan dan anugrah Tuhan disediakan bagi orang yang diurapinya selama kita hidup benar dan sungguh-sungguh dengan Tuhan, maka Alkitab berkata bahwa Tuhan memberikan kemenangan kepada yang diurapinya. Posisikan diri anda di tempat kebenaran Tuhan maka kemenangan anda pasti anda raih. Miliki pengenalan yang benar dengan Tuhan dan pengalaman dengan Tuhan, itulah yang akan membuat roh anda kuat dan anda tidak akan tawar hati.
5. Andalkan Tuhan Dalam Segala Perkara
Meskipun memiliki banyak pengalaman, Daud memilih untuk tetap mengandalkan Tuhan dan bukan pengalamannya saja. Kebanyakan dari kita terlalu percaya diri dengan cara yang lama, padahal untuk menghadapi musuh yang baru membutuhkan cara yang baru, disinilah letak pentingnya untuk terus mengandalkan Tuhan ketika menghadapi musuh-musuh kita dan di sepanjang perjalanan hidup kita.
Ingatlah juga bahwa Tuhan terus menyertai anda. Tanpa Tuhan, Daud pasti kalah; tanpa Tuhan, kita pasti kalah. Jangan mengandalkan pemikiran kita sendiri. Percuma memiliki keberanian, keyakinan yang kokoh, memiliki kemampuan tapi tidak mengandalkan Tuhan. Daud sadar betul bahwa Dialah satu-satunya tempat dia berharap dan yang memberikannya kemenangan. Keberhasilan yang kita raih dan capai adalah pemberian Tuhan, olehnya sebelum berperang, sewaktu berperang, dan setelah berperang, kita harus memuliakan nama Tuhan saja. Jangan bangga dengan kemampuan dan kekuatan diri sendiri dan pengalaman kita karena firman Tuhan jelas berkata:
Yeremia 17:5 Beginilah firman Tuhan: ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada Tuhan!
Yeremia 17:7Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!
Daud tidak mengandalkan kekuatan manusianya dan pengalamannya, tetapi dia terus mengandalakan Tuhan setiap kali menghadapi musuh-musuhnya.