Kejadian 17:1–18:33
Percaya selalu kepada Tuhan di tengah kesulitan hidup
Tuhan menampakkan diri kepada Abraham dan menetapkan di hadapannya tantangan besar: 'Akulah Allah Yang Mahakuasa; hiduplah di hadapan-Ku dengan setia dan tidak bercela '(17:1). Kemudian, Ia membuat janji yang luar biasa: ‘Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat keturunanmu menjadi sangat banyak’ (Ay.2). Tidak heran Abraham lalu bersujud (Ay.3).
Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham. Dia menjanjikannya tanah Kanaan, dan juga bahwa banyak keturunan dan bangsa akan datang darinya (Ay.4-8). Janji ini disorot oleh Allah dalam perubahan nama Abram menjadi Abraham, sebagaimana Abraham memiliki arti 'bapa banyak bangsa' (Ay.5). Allah juga mengubah nama Sarai menjadi Sara - yang akan menjadi 'ibu dari bangsa-bangsa' (Ay.16). Tanda perjanjian itu adalah sunat (Ay.9 dan seterusnya).
Tuhan tidak hanya mengatakan sekali kepada Abraham bahwa Ia akan memiliki seorang anak. Dia mengatakannya berkali-kali (15:4; 17:16; 18:10). Anda juga dapat berharap agar Tuhan berbicara kepada Anda perihal hal-hal besar dalam hidup Anda dan mendoakannya secara berulang kali.
Hubungan Abraham dengan Tuhan itu sangat intim. Tuhan terlibat dalam percakapan dengan Abraham. Abraham memohon kepadanya perihal Ismael. Jawaban Tuhan adalah 'Ya, tetapi...' (17:19). Dia mengatakan bahwa Ia tidak hanya akan menjawab doa Abraham untuk Ismael, Dia juga akan melakukan lebih dari yang pernah Abraham minta atau bahkan bayangkan (Ay.19–21).
Ketiga kalinya Tuhan membuat janji ini kepada Abraham, Dia mengutus 'tiga orang tamu’ (18:1–15). Saat kita membaca ini dalam Perjanjian Baru, kita dapat melihat gambaran Tritunggal di sini. Jelas bahwa ada tiga dari mereka (Ay.2), namun tampaknya mereka berbicara sebagai satu tubuh: ‘Kemudian Tuhan berkata…’ (Ay.13).
Memang, hal ini diilustrasikan secara jelas oleh lukisan Andrei Rublev pada tahun 1410 (lihat di bawah), yang mencerminkan persekutuan Tiga Malaikat yang mengunjungi Abraham dan melambangkan kesatuan Allah (satu Tuhan dalam tiga orang), dan persekutuan kasih hati Tuhan.
Tuhan berjanji, 'Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki’ (Ay.10). Sara tertawa. Dia berpikir, 'Setelah aku sudah layu dan tuanku sudah tua, sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?' (Ay.13). 'Sara takut, jadi ia menyangkal dan berkata, “Aku tidak tertawa”' (Ay.15). Kita semua kadangkala tergoda untuk berbohong agar terhindar dari masalah. Dengan pengecualian Yesus, Alkitab tidak pernah menyajikan para pria dan wanita Allah yang perkasa sebagai orang yang sempurna.’ Tanggapan yang dilakukan Tuhan adalah dengan mengulangi janji-Nya dan bertanya secara retoris: 'Apakah ada yang terlalu sulit bagi Tuhan?'