Reborn
  
Tinggakan Dosamu
Dipublikasikan pada 29 April 2025
4 min baca

Saudaraku yang terkasih dalam Kristus, pada hari ini kita akan merenungkan sebuah tema yang sangat penting bagi kehidupan setiap orang Kristen, yaitu "Tinggalkan Dosamu." Tema ini diambil dari Kolose 3:5-17. Dalam bagian Firman Tuhan ini, Rasul Paulus mengingatkan kita tentang cara hidup yang seharusnya ditunjukkan oleh orang yang telah dibenarkan oleh Kristus. Sebagai orang yang sudah diselamatkan, kita dipanggil untuk meninggalkan hidup dalam dosa dan hidup dalam kekudusan sesuai dengan kehendak Tuhan.

Mematikan Dosa-Dosa Duniawi (Kolose 3:5) Paulus memulai dengan sebuah perintah yang jelas: "Matikanlah dalam dirimu apa yang duniawi: percabulan, kecemaran, nafsu jahat, nafsu yang serakah (yang sama dengan penyembahan berhala)."

Dalam ayat ini, kita melihat bahwa dosa-dosa yang berhubungan dengan kehidupan duniawi harus ditinggalkan, bahkan "dimatikan" dalam hidup kita. Apa yang dimaksud dengan dosa duniawi? Dosa duniawi adalah segala sesuatu yang berasal dari hasrat daging kita yang tercemar, yang menjauhkan kita dari kehendak Tuhan. Paulus menyebutkan beberapa dosa spesifik yang perlu kita tinggalkan, seperti percabulan, kecemaran, dan nafsu serakah. Dosa-dosa ini bukan hanya merusak hubungan kita dengan Tuhan, tetapi juga merusak hubungan kita dengan sesama. Kita yang telah diselamatkan oleh Kristus seharusnya tidak lagi hidup dalam perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kekudusan dan kebenaran-Nya. Sebagai orang yang sudah dipanggil oleh Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dalam kekudusan, bukan dalam dosa. Tuhan memanggil kita untuk mematikan sifat-sifat dosa yang dahulu kita jalani, dan menggantinya dengan kehidupan yang berkenan di hadapan-Nya.

Tinggalkan Manusia Lama dan Kenakan Manusia Baru (Kolose 3:9-10). Selanjutnya, dalam Kolose 3:9-10, Paulus mengingatkan kita untuk menanggalkan manusia lama dan mengenakan manusia baru: "Janganlah saling berdusta, karena kamu telah menanggalkan manusia lama dengan segala kelakuannya dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya."

Ketika kita menerima Kristus, kita bukan hanya mengalami perubahan di dalam hati, tetapi juga di dalam cara hidup kita. Kita dituntut untuk menanggalkan manusia lama yang penuh dengan dosa, kebohongan, dan ketidakbenaran, dan mengenakan manusia baru yang diperbaharui dalam gambar Kristus. Ini adalah sebuah proses yang terus-menerus. Setiap hari, kita harus memperbarui hidup kita dengan kebenaran Firman Tuhan, sehingga hidup kita semakin mencerminkan karakter Kristus. Paulus mengingatkan kita bahwa kehidupan yang baru dalam Kristus memerlukan perubahan yang nyata. Kita tidak lagi hidup menurut keinginan daging, tetapi hidup menurut Roh. Proses ini membutuhkan komitmen dan ketekunan, namun Roh Kudus akan menolong kita untuk terus bertumbuh dan hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.

Kasih Sebagai Pengikat Sempurna (Kolose 3:12-14). Kasih adalah inti dari kehidupan Kristen yang sejati. Dalam Kolose 3:12-14, Paulus berkata: "Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Tuhan yang kudus dan yang terkasih, kenakanlah belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran. Saling bertolong-tolonganlah, kalau seorang menanggung keluhan, yang lain saling menolong. Dan di atas semuanya itu, kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan."

Di dalam kehidupan yang baru, kasih adalah pengikat yang mempersatukan kita sebagai tubuh Kristus. Kasih bukan hanya sebuah perasaan, tetapi sebuah tindakan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kasih berarti saling mendukung, mengampuni, dan menolong satu sama lain, seperti Kristus telah mengasihi kita. Kasih ini menjadi dasar dari segala sikap dan perbuatan kita, dan tanpa kasih, kita tidak dapat menjalani kehidupan Kristen yang sejati. Kehidupan Kristen yang baru adalah kehidupan yang penuh dengan belas kasihan, kebaikan, kerendahan hati, dan kesabaran. Semua itu hanya dapat terjadi jika kita benar-benar meninggalkan hidup lama yang penuh dengan egoisme dan keinginan pribadi, dan hidup dalam kasih yang murni dan tulus kepada sesama.

Bagikan
Artikel Lainnya
Lihat Artikel Lainnya
Bagikan Artikel Ini