Bacaan: Mazmur 122
Aku bersukacita, ketika dikatakan kepadaku, “Mari kita pergi ke Rumah
TUHAN”…. Oleh karena Rumah TUHAN, Allah kita, aku akan mengusahakan yang terbaik bagimu.
(Mazmur 122:1,9 )
Pergi ke rumah Tuhan seharusnya menjadi saat yang menyenangkan karena di sana kita tidak hanya beribadah kepada Tuhan, tetapi juga berjumpa dengan saudara-saudara seiman. Namun, kenyataan tidak selalu demikian.
Bagi pemazmur, Kota Yerusalem seharusnya menjadi kota yang penuh dengan damai sejahtera (shalom), keadilan, dan kesentosaan karena Allah bertakhta di sana. Doa dan harapan dinaikkan untuk Kota Yerusalem dalam semangat persaudaraan yang tinggi oleh para penghuni kota tersebut. Pemazmur tidak hanya berdoa dan berharap. Ia juga mau melakukan atau mengusahakan yang terbaik bagi kota itu. Namun, ternyata Kota Yerusalem tidak pernah menjadi kota yang dipenuhi damai sejahtera. Bahkan kota ini lebih sering menjadi kota berdarah, karena firman Allah sering kali tidak diwujudkan di sana.
Gereja dalam pengertian tertentu adalah juga rumah Tuhan karena gereja adalah tempat di mana umat beribadah kepada Allah dan berjumpa dengan saudara seiman. Namun, kita sering menemukan kenyataan bahwa di rumah Tuhan terjadi konflik, iri dengki, fitnah, dan kebencian. Hal ini tentu saja akan menghilangkan sukacita yang mestinya dialami oleh setiap orang yang masuk ke dalamnya. Kita dipanggil untuk melakukan yang terbaik agar dalam rumah Tuhan hadir kedamaian dan kehangatan cinta kasih. Dengan demikian setiap orang yang hadir di dalamnya akan merasakan kemuliaan Allah dan hangatnya persaudaraan di antara umat yang percaya kepada-Nya.
DOA:
Jadikan kami sebagai orang-orang yang menghadirkan damai sejahtera dan sukacita dalam rumah-Mu, ya Tuhan. Amin.