
Bacaan: Roma 13:11-14; Matius 24:36-44
Kitab Matius mengingatkan kita bahwa kedatangan Kristus yang kedua kalinya tidak mungkin diprediksi oleh siapapun. Dan kesiapan kita semua sebagai pengikutnya menjelang hari baik kita masing-masing merupakan hal yang diserukan sebagai hal yang mendesak karena faktor ketidak diduganya. Seberapa banyak kita yang akan merasa kehilangan waktu dan kesempatan berharga dan hanya mengisi detik-detik terakhir kita dengan perasaan bersalah yang sebenarnya juga kita bawa selama ini namun seringkali kita pendam dan kita abaikan sendiri juga? Ada rasa bersalah ketika sadar tentang sulit memberikan pengampunan, atau rasa bersalah karena mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang tersembunyi (apalagi yang tidak tersembunyi) yang membuat kita malu di hadapan TUHAN. Terkadang bahkan merasa bahwa kondisi ini tidak dapat ditolong oleh siapapun, iman kita pun menjadi ragu akan kasih dan kuasa Tuhan. Putus asa menjadi pengalaman yang lebih dirasakan dalam kesendirian.
Keadaan inilah yang dimaksud bahwa di beberapa sisi diri kita maka ada sisi yang
“TERTIDUR LAMA” dan perlu serta penting untuk dibangunkan. Bisa jadi kita mengalami “Brain Rot” karena luka-luka diri kita juga turut menyumbangkan akar permasalahan sehingga perilaku dan kebiasaan buruk kita membuat terjadinya kemerosotan bahkan kerusakan-kerusakan pada diri yang belum tentu kita sadari. Salah satunya seperti yang diutarakan pada surat Paulus kepada jemaat di Roma yang tercantum pada kitab Roma 13:11-14 dimana senjata terang kita letakkan dan perbuatan gelap kita lakukan dalam ruang tersembunyi walau kita tahu bahwa tidak ada yang bisa kita sembunyikan dari TUHAN.
Terkadang kita memuntahkan sisi gelap diri kita melalui mengumbar kesenangan, perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab sejak dari dalam pikiran, “suka” perselisihan dan iri hati (Roma 13:13). atas alasan “Me Time” atau “Menikmati hasil keringat” atau apapun kita akhirnya mendasari hampir segala hal bahkan kerja dan pelayanan untuk memuaskan keinginan (tubuh kita). Bersyukur jika ada diantara kita yang sadar dan merasa sangat malu sementara kebanyakan orang di “circle” kita juga tidak menyadari akan keadaan kita yang sesungguhnya. Puji syukur kepada Kristus yang sedia menyambut kejujuran dan ketulusan kita saat ini untuk berhenti menilai dan menghakimi orang lain, berhenti menyalahkan orang lain atau diri sendiri melainkan berbesar hati untuk “BANGUN” dari tidur kita dan percaya tentang kuasa kasih Kristus yang selalu akan menemani kita untuk bangkit dan kembali kepada rancangan Kristus pada hidup kita masing-masing. Masih ada waktu walau tidaklah banyak agar kita bisa bergegas tanpa perlu diancam oleh siapapun dan apapun melainkan berangkat dari kesadaran kita sendiri. Kiranya Tuhan membangunkan kita semua!